Oleh: * Abdul Aziz, ST,

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menetapkan tema Hari Anak Nasional 2022, “Anak Terlindungi, Indonesia Maju.”

Pemerintah berupaya menyoroti momen Hari Anak Nasional 2022 untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menjamin pemenuhan hak anak, yakni atas hak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap tanggal 23 juli bukan hanya sekedar hari perayaan untuk anak-anak Indinesia, namun memiliki makna dan tujuan mendalam.
HAN selalu menjadi momen pengingat tentang pentingnya peran generasi penerus bagi suatu bangsa.

Ironis, tepat Peringatan Hari Anak Nasional 2022 Tribun Sumut sabtu (23/7) memberitakan seorang ayah tega menyetubuhi anak kandungnya sendiri, hingga berulang kali di Desa Bangun Purba Deli Serdang, saat ini kasusnya sudah ditangani Polsek Bangun Purba.

Ketika Cinta Sang Ayah Hilang

Berulang kali Allah SWT menyampaikan kalimat Rahman-Rahim di dalam al-Qur’an, yang bermakna bahwa kasih dan sayang-Nya bukan hanya diturunkan kepada hamba-hamba Allah yang beriman saja, bahkan makhluk sekecil apa pun di muka bumi ini tidak pernah lepas dari anugerah cinta yang Mahamencintai itu.

Cinta Allah kepada kita bukan hanya mengingatkan agar kita berbakti kepada-Nya, tetapi sekaligus mengajarkan bagaimana agar kita juga mencintai makhluk Allah lainnya.

Hari ini kita disesakkan berbagai pemberitaan dan tayangan kekerasan terhadap anak, baik kekerasan pisik maupun kekerasan psikis.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat setidaknya ada 11.952 kasus kekerasan anak yang tercatat oleh Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) sepanjang tahun 2021.

Dari sejumlah kasus tersebut diantaranya didominasi oleh kekerasan seksual terhadap anak. Yang mencengangkan banyak diantara pelaku kasus ini adalah kerabat korban sendiri, seperti ayah tiri, ayah kandung.

Kehadiran anak bagi seorang ayah merupakan sebuah prestasi moral dan materiil.
Cinta dan ekspektasi seorang ayah terhadap anaknya begitu tinggi, hal itu sudah terlihat saat sang anak masih dalam kandungan, dengan berbagai pengorbanan yang tidak pernah usai.

Tidak ada kata “tidak bisa” jika sang istri sedang mengandung menginginkan sesuatu.
Bahkan bukan urusan medis saja, pemberian nama, aqiqah dan siapa yang akan mencukur rambut bayi, sudah dipersiapkan.

Cintailah Anak Selamanya

Sayang sekali cinta seorang ayah terhadap anak itu sering kali mengalami perubahan.
Ada yang menurun atau tak jarang berakhir tindakan nista.

Komunikasi ruhiyah merupakan pelajaran penting yang harus ditetapkan dalam pendidikan keluarga. Seorang bapak dan ibu harus bisa memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya.

Orang tua harus bijak dalam membangun dialog dengan anak-anaknya, sehingga jiwa keterbukaan atas persoalan yang dihadapi bisa disampaikan. Dengan cara ini maka kejahatan yang akan timbul dari pihak luar dapat diantisipasi sejak awal.

Memaknai Peringatan Hari Anak Nasional tahun ini, hendaknya tidak ada lagi pelecehan dan kekerasan terhadap anak, tema yang diusung” Anak Terlindungi, Indonesia Maju” bukan hanya slogan dan pepesan kosong, baik pemerintah, masyarakat dan keluarga peduli terhadap penyimpangan, fakta yang tidak terbantahkan LGBT sudah merasuk dan merusak moral sebagaian masyarakat Indonesia.

( * Penulis adalah pemerhati sosial dan lingkungan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *