
Belawan, PRESTASI REFORMASI. Com-Al-Ustadz H. Ishaq Naharuddin, L.C, M.A mengatakan, Allah akan menimpakan azab yang berat kepada orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu. Disebutkan, Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya akan Kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka punya hati, tetapi tidak digunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka punya mata, tetapi tidak digunakannya untuk melihat (tanda-tanda kebesaran Allah), dan mereka punya telinga tetapi tidak digunakan untuk (mendengarkan ayat-ayat Allah).
Mereka laksana bintang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Itulah orang-orang yang lengah.” (Q.S. Al-Baqarah: 45).
Ishaq Nabati deun menyebut, kata Imam Suyuti, mereka mengerti, tapi sengaja menutup diri karena di dalam hatinya sudah ada kebencian.
“Mereka memperturuti sekaligus menuhankan hawa nafsu karena mempertahankan budaya nenek moyang amereka,” ungkapnya.
Dia menjelaakan, maka itu Allah mewajibkan kita berpuasa agar dapat mengendalikan dan menyeimbangkan hawa nafsu. Misalnya apa yang diinginkan harus ada. Ternyata bulan puasa kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Bisa kita katakan: “Tolong kau istirahat dulu 14 jam, meskipun aku lapar dan haus. “
Ustadz menjelaskan, Ini jarang orang yang tau -yang tidak belajar ilmu tasawuf-sehingga Allah menyamakan mereka dengan Abu Jahal. Ini penyebab Abu Jahal tak mau masuk Islam, karena menganggap ini sebagai penghalang pemenuhan tuntutan hawa nafsu, dan tak bisa berbuat sesuka hati.
“Puasa melepaskan kita dari mempertuhankan hawa nafsu,” ujarnya.
“Terhadap mereka yang bertuhankan kepada hawa nafsu–Al-Qur’an mengatakan: “Faulaika kal-an ‘am bangun adhol.” (maka mereka laksana binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.) (QS. Al-A’raf:179). Mendingan binatang masih banyak gunanya,” pungkas Al-Ustadz H. Ishaq Naharuddin, L.C, M.A masri tanjung