
Sepasang suami istri sedang mempersiapkan acara syukuran atas melimpahnya hasil panen padi musim ini.Sepuluh ekor ayam sudah ditangkap dari kandangnya untuk disembelih.Para tetangga sudah berdatangan,pagi pagi,dengan senyuman khas wanita desa untuk membantu persiapan,karena setelah sholat dzuhur acara syukuran dimulai.
Yang diundang selain warga desa setempat, termasuk para alim ulama dan tokoh masyarakat, diundang juga calon sumando sebagai silaturrahmi dan perkenalan putrinya semata wayang yang telah menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar insiyur kehutanan.
Calon sumando ini berasal dari desa tetangga,masih ada hubungan keluarga senenek,mempunyai seorang putra ,pelaut berseragam. Mudah mudahan untuk seratus hari kedepan ada perjodohan.
Syukuran ini adalah pertanda bahwa pekerjaan sebagai petani dalam seratus hari telah nendatangkan keberhasilan.Keberhasilan yang tidak datang begitu saja.Ini dimulai sejak dari persiapan benih, pilihan benih yang baik, pengolahan sawah untuk ditanami dengan sistem “marsirippa” atau “marsialap ari”, persediaan pupuk tanpa subsidi dan perawatan yang baik sejak penanaman padi.
Perawatan tanaman padi butuh perhatiaan serius .Menjaga air sawah untuk tetap ada dan tidak banjir. Ini dipengaruhi oleh adanya sumber air dan irigasi baik yang terpelihara.
Gotong royong untuk mendapatkan air dan sampai ke persawahan harus dilaksanakan bersama, “Maningkalak” begitu para petani menyebutnya. Menyiangi atau membunuh tumbuhan pengganggu di sekitar tanaman padi. Gulma, ini yang sangat berbahaya.Paling dekat tapi M jauh (menghancurka). Hehe.
Di saat tanaman sudah mulai memuncullkan bulir bulir padi, petani mesti bersiaga untuk melakukan penjagaan, pengawasan dari gangguan burung dan tikus.
Kerja keras yang hampir mendatangkan hasil ini, kalau tidak dijaga dari gangguan burung dan tikus, semua akan habis dan gagal panen. Perlu “Mamuro” pengawasan melekat istilah yang dipakai petani. Kadang harus disemprot pestisida dan diburu ke lobang lobang persembunyian tikus-tikus itu.
Seratus hari sudah sejak bibit padi disemai, hari hari dilalui dengan kerja keras, butuh perhatiaan serius dan pengawasan ketat sehingga mencapai hasil panen terbaik. Hasil yang baik ini perlu disyukuri dan berterimakasih kepada Tuhan dan berbagi kebahagiaan dengan tetangga dan masyarakat desa.Seratus hari sebagai satu kesuksesan dan syukuran bagi petani.
Tibalah saat terbaik yang ditunggu. Makanan yang dipersiapkan dari pagi sudah tersedia sebagai hidangan. Ada ayam panggang khas tradisionil dan berbagai jenis makanan dan minuman.Gule “ayam bakamumu”, gule “pucuktale”. Ada kue Nasi Tue atau Nasi Manis dan minuman Timun kerok.
Perkenalan putri petani dan pemuda senenek berlangsung dengan seadanya bertabur senyum dan tawa, ada basa basi dan lain lain, berjalan dengan baik penuh kegembiraan. Doa dipanjatkan kepada Allah semoga panen berikutnya juga menghasilkan yang terbaik.Seratus hari yang baik. (*Penulis adalah pengangguran tinggal di Barus).