Lionel Messi, European Super League
Bintang Barcelona Lionel Messi saat bertanding lawan Real Madrid

Beberapa klub sepakbola terkemuka dunia sepakat untuk ikut dalam Liga Super Eropa (ESL), yang akan menyaingi kompetisi Champions League Eropa, salah satu turnamen level klub paling bergengsi di dunia.

ESL tidak akan menggantikan liga-liga domestik seperti Premier League di Inggris dan La Liga di Spanyol. Namun klub-klub yang akan ikut ESL terancam dilarang bermain di kompetisi domestik oleh UEFA sebagai lembaga regulator sepakbola Eropa.

Mengapa klub-klub besar bikin turnamen ESL?

Uang sepertinya jadi pendorong utama. ESL digadang-gadang bakal menghasilkan distribusi pendapatan yang lebih besar.

Klub-klub sepakbola belakangan ini turut terpukul parah akibat pandemi Covid, karena jadwal pertandingan terganggu dan absennya penonton. Apalagi klub-klub raksasa yang diperkuat para pemain bintang, yang butuh banyak pemasukan untuk membayar gaji mereka.

“Formasi Liga Super ini muncul saat pandemi global memperparah instabilitas dalam model ekonomi sepakbola Eropa saat ini,” demikian pernyataan bersama yang disiarkan oleh 12 klub pendiri ESL pada Minggu (18/04).

Turnamen yang akan digelar tahunan itu akan “memberi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar secara signifikan dan mendukung sepakbola Eropa melalui komitmen jangka panjang,” lanjut pernyataan tersebut.

European Super League, Manchester United
Para pemain Manchester United saat rayakan gol di Liga Europa

ESL juga dipandang akan menyumbang kontribusi keuangan yang tidak terbatas bagi persepakbolaan Eropa, yang akan tumbuh bersamaan dengan pendapatan liga.

Angka kontribusi ini akan “jauh lebih tinggi ketimbang yang dihasilkan oleh kompetisi tingkat Eropa saat ini dan diperkirakan bisa melampaui 10 miliar euro (lebih dari Rp174 triliun)” selama tahap-tahap awal.

Bagaimana dengan liga-liga domestik?

Liga-liga seperti Premier League di Inggris dan Serie A di Italia memiliki pemirsa yang banyak di penjuru dunia. ESL dikhawatirkan malah melemahkan liga-liga itu.

UEFA, sebagai regulator sepakbola Eropa, Minggu kemarin (18/04) memperingatkan bahwa klub-klub yang terlibat di ESL akan dilarang ikut di kompetisi di segala tingkatan, baik domestik, Eropa, dan dunia.

Pun para pemain yang turut bertanding bakal tidak boleh tampil mewakili tim nasional masing-masing.

European Super League, Juventus
Bintang Juventus Cristiano Ronaldo (kiri) saat berebut bola

Namun, klub-klub calon peserta dibujuk rayu dengan tawaran uang banyak yang sulit untuk diabaikan saat pandemi terus menggerus pemasukan mereka.

Detail pembicaraan soal itu muncul Oktober tahun lalu, melibatkan bank raksasa Wall Street JP Morgan soal kompetisi tahunan berbiaya £4,6 miliar (sekitar lebih dari Rp92,7 triliun) itu.

Klub-klub pendiri akan menerima €3,5 miliar untuk “mendukung rencana investasi infrastruktur mereka sekaligus menanggulangi dampak pandemi Covid,” ungkap pengelola ESL.

Ketua Juventus dan Wakil Ketua ESL, Andrea Agnelli, mengatakan bahwa 12 klub telah “tampil bersama pada momen yang kritis ini, memungkinkan kompetisi Eropa untuk bertransformasi, membuat permainan yang kita cintai ini untuk terus berkelanjutan di masa yang akan datang.”

Walau akan diikuti oleh klub-klub besar Premier League Inggris, La Liga Spanyol, dan Serie A Italia, klub-klub utama di Prancis dan Jerman sejauh ini memutuskan tidak mau ikut serta.

European Super League
Para pemain Bayern Munich dalam suatu pertandingan. Klub-klub atas Jerman sejauh ini menyatakan tidak ikut dalam turnamen baru Liga Super Eropa
Bagaimana Liga Super Eropa akan bergulir?

Turnamen ini akan diikuti 20 klub – 15 dari klub pendiri dan lima lainnya hasil dari tahap kualifikasi di setiap musim.

Klub-klub peserta akan bertanding setiap tengah pekan tanpa mengganggu jadwal mereka berkompetisi di liga domestik masing-masing, seperti yang ditegaskan oleh pengelola ESL.

Dalam skema yang sudah dibuat, 20 klub peserta akan dibagi dalam dua grup, masing-masing 10, yang akan bertanding dengan format kandang dan tandang.

Setelah menjalani semua pertandingan di penyisihan grup, tiga klub teratas akan langsung ke perempat final.

Klub peringkat empat dan lima dari dua grup itu harus bertanding dua kali lagi di babak playoff untuk merebut dua posisi di perempat final.

Setelah babak penyisihan grup, turnamen ini menggunakan format pertandingan yang sama dengan Champions League, yaitu sistem gugur berbasis dua pertandingan (two-leg knockout).

Lalu babak final akan berlangsung bulan Mei di stadion yang netral.

Kompetisi baru ini akan diluncurkan “sesegera mungkin.” (h/sumber:bbcindonesia)

BERITA TERKAIT:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *