
Sergai: PRESTASI REFORMASI .Com
Sedikitnya 8.650 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 32.645 jiwa warga yang terdampak banjir di kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai..
Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Sei Rampah,Sei Bambn dan Kecamatan Tanjung Beringin. dan sampai saat ini kondisi banjir yang paling parah adalah Kecamatan Tanjung Beringin dan Sei Rampah.
Sebelumnya ada 4.613 KK dengan jumlah 17.554 jiwa warga dari enam kecamatan yang ada di Sergai yang terdampak banjir,yaitu Kecamatan Sei Rampah,Sei Bamban,Tanjung Beringin,Dolok Masihul,Tebing Tinggi dan Sipispis,namun di Kecamatan Dolok Masihul,Tebing Tinggi dan Sipispis kondisi banjir sudah surut.
Sebanyak 8.650 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 32.645 jiwa di tiga kecamatan yang terdampak banjir di Kecamatan Sei Rampah,”kata Plt.Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serdang Bedagai,Frits Ueki Prapanca Damanik kepada wartawan ,Minggu (20/11).
Lebih lanjut Frits Damanik menjelaskan sampai hari ini,Minggu (20/11) sebaran korban berdampak banjir tersebut di Kecamatan Sei Rampah sebanyak 15.893 jiwa dengan 4.314 KK dan yang terparah adalah Desa Sei Rampah mencapai angka 8.293 jiwa dengan 2.282 KK dari tujuh desa yang mengalami korban bencana banjir.Kecamatan Sei Bamban 263 jiwa dengan 71 KK dan Kecamatan Tanjung Beringin 16.543 jiwa dengan 4.265 KK dari enam desa sedangkan warga yang mengungsi sebanyak 105 orang.
Menurut Frits ada beberapa kecamatan seperti Dolok Masihul,Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Sipispis debit air sudah surut dan warga sudah beraktifitas normal kembali.
Namun di beberapa desa yang ada di Kecamatan Sei Rampah,seperti Desa Sei Rampah,Cempedak Lobang Pematang Ganjang,Firdaus ketinggian air mencapai 20 hingga 70 Cm. Sedangkan di Kecamatan Tanjung Beringin kondisi banjir yang parah adalah Desa epkan Tanjung Beringin,sehingga warga yang terdampak korban bencana banjir mencapai 12.685 jiwa dari 3.188 jiwa dengan ketinggitan air mencapai 30 hingga 70 Cm dan kita telah mendirikan 6 posko di Desa Pekan Tanjung Beringin,” ujar Frits.
Terkaitan dengan terjadinya musibah banjir ini,.lanjutnya upaya yang telah dilakukannya adalah melakukan koordinasi dengan camat,kepala OPD terkait,TNI/Polri dan instansi lainnya dengan menurunkan perahu untuk mobilisasi/evakuasi warga,mendirikan tenda posko/pengungsi banjir.
Sementara hambatan atau kendala yang dilami pihaknya adalah persedian tenda dan perahu masih kurang,namun demikian kita tetap berkoordinasi dengan pemerintah atasan,Sebut Frits.
Untuk itu BPBD meminta agar masyarakat tetap dalam kondisi waspada, khususnya bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai,karena memang cuaca saat tidak bisa diprediksi hujan deras bisa datang kapan saja.Oleh sebab itu kita menghimbau masyarakat agar tetap waspada jika ada banjir susulan yang terjadi,” ungkap Frits Damanik.
Hasil pantau Analisa,Minggu (20/11) sore terlihat ribuan rumah warga di Desa Pekan Tanjung Beringin terndam banjir bahwa ruas jalan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Dusun III sekitar 300 meter badan jalan tersebut digenangi air banjir yang ketinggiannya mencapai 50 Cm.
Baharuddin salah seorang warga Dusun V Desa pekan Tanjung Beringin kepada awak Media mengatakan tingginya air banjir ini naik disebabkan air laut pasang besar,sehingga air yang turun dari hulu sungai tertahan dan akhirnya menjalar ke permukiman warga dan badan jalan.
Karena air laut saat ini mengalami pasang besar membuat air yang turun dari hulu sungai tertahan,sehingga air mengalir ke arel permukiaman warga yang mengakibat rumah-rumah penduduk dan sebahagian ruas jalan yang merupakan tanggungjawab Pemerintah Provisi Sumatera Utara dikenangi air banjir,katanya.
Selain itu,lanjutnya akibat mengalirnya air yang datang dari hulu sungai dan dari air pasang salah satunya juga disebabkan telah dilakukannya normalisasi sungai Belutu yang hanya baru sebelah saja,sehingga air tidak lagi menyusuri laha-lahan sebelah yang telah dinormasilassi tersebut,salah satu contohnya Musholla Ubudiyah yang berada di Dusun V ini,selama ini walaupun air pasang ditambah dengan derasnya hujan di hulu musholla tersebut tidak terendam banjir,tapi sekarang sudah terndam,akibat para Jemaah tidak bisa melaksanakan sholat berjemaah dan hal ini sudah tiga hari.Oleh karenanya kami berharap kiranya pemerintah dapat melakukan normalisasi Sungai Belutuh dapat dilakukan di dua ruas,sehingga tidak terjadinya banjir walaupun air pasang. Pintanya.Richan Siburian