Ia

Deli Serdang, PRESTASIREFORMASI.Com Badan Koordinasi Cabang (Bakorcab) Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker ) Kabupaten Deli Serdang, gelar audiensi dengan Dinas Pendidikan di ruang rapat Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Rabu (22/09/2021).

Terlihat dalam acara audiensi ini turut hadir mewakili Kadis Pendidikan Kabid GTK Jumakir, MPd, Kasubbag Program Roma Putra Hutasuhut, Kasi Sarpras SMP Mujiono, MPd, I, Kasi Pembinaan GTK SMP Dr. Nurmadiah, MAP dan Marwoto Staf Sarpras SMP.

Sementara itu Ketua Fokusmaker Deli Serdang Darma Ade Putra Hutasuhut saat acara Audiensi ini, di dampingi Sekretaris Mhd. Arifin, Wakil Ketua Kominfo M. Habil Syah dan Wakil Sekretaris Kominfo M. Ridho Siregar.

Audiensi yang dilaksanakan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) mengingat kita masih dalam kondisi pandemi, walaupun Deli Serdang sudah masuk dalam zona PPKM level 1, namun demi menjaga kesehatan bersama prokes tetap dijalankan dalam audiensi ini.

Jumakir dalam pertemuan itu mengatakan audiensi hari ini adalah menjalin silaturahim yang lebih erat antara Dinas Pendidikan dengan organisasi terlebih-lebih menyangkut dunia pendidikan, untuk pertemuan saya ini dengan rekan-rekan juang di Fokusmaker adalah yang kedua.

Menurut surat dari Fokusmaker Deli Serdang yang masuk sama kami, ini kami lihat adanya program yang sangat begitu menarik dilakukan rekan-rekan dengan program Fokusmaker Mengajar.

“Ini adalah hal yang sangat luar biasa dilakukan rekan- rekan semua, jadi diwaktu pertemuan pertama kita tahun lalu program ini sudah disampaikan jadi di pertemuan hari ini kita akan lebih singkronkan program kerja dari Fokusmaker Deli Serdang,”. ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Darma setelah menjelaskan history Fokusmaker menyampaikan program organisasi yang telah berjalan hingga saat ini dalam Fokusmaker Mengajar mengatakan.

“Saya bersama-sama rekan di organisasi berinisiasi dalam menyikapi permasalahan yang akan dihadapi kita bersama prihal dunia pendidikan masa pandemi ini bisa dikatakan kacau balau, bagaimana tidak yang dulunya kita bisa tatap muka sekarang dunia pendidikan dilakukan dengan daring,” ungkapnya.

Dia menyebut, sementara ketika dilakukan tatap muka saja siswa belum tentu bisa menangkap apa yang disampaikan guru, apalagi dengan sistem daring.

“Dari hal sekecil inilah kami bergerak dan berperan serta dalam menanggapi bagaimana kita membuat suatu kegiatan dengan program Fokusmaker Mengajar dan alhamdulillah sampai hari ini program sudah kita lakukan dan dibentuk di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Galang dan Kecamatan Tanjung Morawa,” lanjutnya.

Dalam kegiatan yang kami lakukan diprogram Fokusmaker Mengajar, tentunya tidaklah murah dan tidak juga gampang, semua pasti perlunya anggaran, namun kedatangan kami bukan berharap Dinas Pendidikan memberikan bantuan berupa dana, namun kami berharap adanya program yang ada dinas pendidikan bisa membantu dalam program Fokusmaker Mengajar yang masih sampai hari ini kami jalani.

Dia berharap kalau memang itu ada program dari dinas pendidikan yang bisa membantu program Fokusmaker Mengajar kami akan berusaha melebarkan lagi program kami hingga ke 22 kecamatan yang ada di Deli Serdang sampai masa kepengurusan kami habis di tahun 2023 nanti dan berharap penerus kami nantinya bisa meneruskan program kami ini.

Masih menurut Darma, “ Kalau memang ekonomi di indonesia harus digenjot, kenapa pendidikan tidak di imbangi untuk di genjot juga, kami khawatir kalau memang apabila pola pembelajaran masih online, khawatirnya akan terjadinya lose generation karena tidak efektifnya pembelajaran secara online, maka dari itu dengan program Fokusmaker Mengajar ini, kita akan selalu mendukung upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang untuk memberikan pendidikan yang lebih efektif bagi para siswa dengan membantu program yang telah kami jalani, hingga adanya bentuk kerja sama antara Fokusmaker dengan Dinas Pendidikan,” tandas Ketua Bakorcab Fokusmaker.

Menjawab apa yang disampaikan Darma Ade Putra Hutasuhut, Jumakir menyampaikan “ Saya melihat program yang dilakukan Fokusmaker sangat beririsan dengan dinas Pendidkan, karena dengan adanya program ini kami sangat terbantu”.

Dia mengatakan, karena apa yang telah dilakukan organisasi ini terkait dunia pendidikan langsung bisa berinteraksi dengan masyarakat terutama dengan anak-anak yang masih mau mengenyam sekolah, kami sangat berterimakasih sekali dengan adanya program ini kami sangat terbantu sekali, terlebih dimasa pandemi saat ini yang awalnya PTM ( Pembelajaran Tatap Muka) menjadi PJJ (pembelajaran Jarak Jauh).

“Tidak seharusnya memang Fokusmaker ini meminta kepada kami, tetapi Dinas Pendidikan memang harus peduli dengan apa yang telah dilakukan organisasi ini dengan mendukung program-program Fokusmaker ini,” ujar Jumakir.

Kasi Sarpras SMP Mujiono, MPd, I dalam kesempatan yang sama menyampaikan hal yang senada dengan apa yang disampaikan Jumakir MPd, yang sangat mendukung apa yang menjadi program Fokusmaker yang sudah memperluas jaringan kita dinas Pendidikan untuk masyarakat,.

“Jadi apa yang dilakukan Fokusmaker sangat saya dukung sekali, kedepan saya berharap bisa lebih menjalin komunikasi, agar kedepan kita bisa lebih intenskan jadi kita bisa lebih menyentuh langsung dimana yang harus kita butuhkan dalam melanjutkan program Fokusmaker,”. Katanya.

Sementara itu Sekjend Fokusmaker Deli Serdang Mhd. Arifin menyampaikan beberapa temuan di dunia sekolah, dimana anak-anak sekolah terlalu gampangnya mengkonsumsi narkoba dan penggunaan lem.

“Kami berharap dari dinas pendidikan atau nanti kita menggandeng pihak BNN untuk melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah bahwa begitu bahayanya menggunakan narkoba dan menyalahgunakan lem dikalangan anak-anak pelajar, namun dengan melakukan sosialisasi kita sangat memerlikan adanya proyektor jadi bisa kita terangkan langsung dengan menggunakan gambar atau vidio dengan menedukasi anak-anak pelajar,” harap Arifin.

Mujiono menyikapi laporan tersebut, “ Saya akan berkordinasi dengan pihak-pihak Kecamatan agar segera melakukan sosialisasi dengan mengundang kepala-kepala sekolah agar bisa lebih memahami apa yang terjadi di sekolahnya masing-masing dan bisa sedini mungkin dalam menanggulanginya”, tutur Mujiono. (Misnan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *