Jajarta, PRESTASIREFORMASI.Com – Di awal tahun 2021, tepatnya pekan kedua hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, peristiwa tragis dan menggetarkan dunia penerbangan terjadi atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Energi maksimal berbagai kesatuan pun ditumpahkan untuk mencari dan mengevakuasi keberadaan Sriwijaya Air Boeing 737-500 SJY 182 yang diperkiraan jatuh di sekitar Perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Laut Jawa.

Pencarian masih terus berlangsung hingga saat ini, Selasa (12/1/202). khususnya kotak hitam untuk mengetahui penyebab kecelakaan.

Berikut ini adalah update temuan dan proses pencarian seperti dilansir dari merdeka.com:

Senin (11/1) pukul 18.34 WIB

Sampai hari Senin sore, didapatkan 40 kantong jenazah berisikan bagian tubuh korban Sriwijaya Air SJ-182.

Senin (11/1) pukul 17.30 WIB

Satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182 atas nama Okky Bisma berhasil teridentifikasi. Ini adalah korban pertama yang berhasil teridentifikasi.

Hasil ini didapat setelah tim DVI Polri mencocokkan sidik jari yang ditemukan dari bagian tubuh korban, dengan alat yang terintegrasi dengan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Dalam manifest Sriwijaya SJ-182, nama Okky ada di nomor 4. Berdasarkan data yang terekam dalam Dukcapil, Okky merupakan pria kelahiran 12 Desember 1991 dengan golongan darah O. Dia berdomisili di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ada 12 titik kesamaan yang ditemukan dari pencocokan bagian tangan kanan Okky dengan data e-KTP. Dari situ dipastikan korban tersebut adalah Okky.

Senin (11/1) pukul 17.00 WIB

Tim penyelam menemukan gaun pengantin hingga seragam pramugari Sriwijaya Air dan diangkat ke daratan dari kedalaman 17-19 meter. Pencarian memakan waktu sekitar 40 menit di bawah laut. Temuan tersebut sekitar dua mil dari Pulau Laki.

Selain itu, tim penyelam juga menemukan sejumlah pakaian yang diduga milik para penumpang pesawat Sriwijaya Air. Kemudian, terdapat juga bagian jenazah, serpihan pesawat, pelampung, uang senilai Rp250.000 dan tas berwarna merah.

Senin (11/1) pukul 09.00 WIB

Hingga pukul 09.00 WIB, tim dvi telah dapat 40 sampel DNA dari keluarga korban. Terdiri dari 14 sampek di RS polri, 24 sampel dari pontianak, 1 sampel dari Jawa Timur, 1 sampel dari Sulawesi Selatan. Tim DVi juga telah menerima 16 kantong jenazah dan juga 3 kantong properti body.

Senin (11/1) pukul 08.30 WIB

Direktur Operasi Basarnas Brigadir Jendral (Mar) Razman menyebutkan, area pencarian hari ini dibagi menjadi enam sektor. Sebanyak 2.600 personel terlibat langsung maupun tidak langsung dalam operasi pencarian dan pertolongan hari ini.
Dalam operasional kegiatan hari ini, ada sekitar kapal 53 untuk pencarian. Untuk alat udara ada 13 yang standby. Sementara untuk ambulans disiagakan 12 unit.

Posko Post Mortem Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Minggu (10/1) pukul 20.15 WIB

Kepala Basarnas, Marsdya Bagus Puruhito menjelaskan total hasil temuan sejak pagi tadi hingga petang ini. Diantaranya, potongan pesawat besar dan kecil. Kemudian, pakaian dan bagian tubuh.

“Dari kegiatan hari ini hingga pukul 19.20 WIB tadi, kita sudah mendapatkan 10 kantong berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. 16 bagian atau potongan besar dari pesawat, 10 kantong jenazah yang berisi bagian dari korban, dan 5 potong pakaian,” katanya di JICT, Minggu (10/1) malam.

Dia merinci. Temuan pertama pada pukul 11.23 WIB, berupa serpihan ban pesawat, pakaian anak kecil berwarna pink dan puing pesawat yang dibawa ke posko JICT. Barang itu diturunkan dari KRI KURAU TNI AL.

Selanjutnya, pada pukul 13.40 WIB, 5 kantong jenazah dan 3 kantong serpihan pesawat diantar ke posko JICT. Temuan tersebut terlihat diantar oleh speed boat Basarnas.

Berikutnya pada pukul 14.51 WIB, 4 kantong serpihan pesawat dan 2 kantong jenazah kembali dikirim ke JICT. Hasil itu diturunkan dari KRI PARANG TNI AL.

Selain itu, pada pukul 18.30 WIB, 15 potong serpihan pesawat dan 5 potong pakaian milik penumpang di antar ke JICT. Hasil itu diturunkan dari kapal KRI Tjiptadi.

©2021 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Minggu (10/1) pukul 18.49 WIB

Posko Antemortem-DVI RS Polri sampai saat ini telah menerima tujuh kantong jenazah yang masing-masing berisi bagian tubuh (part body) dari hasil operasi pencarian dan evakuasi atas insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182. Setelah menerima tujuh kantong berisikan bagian tubuh yang diduga korban, Tim DVI melakukan identifikasi untuk mengetahui identitas.

Minggu (10/1) pukul 17.30 WIB

Sebagian dari onderdil pesawat yang berhasil ditemukan Liputan6.com/Ady Anugrahadi

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menerima beberapa barang yang diduga milik Sriwijaya Air. Tim KNKT yang berada di posko SAR JICT juga sudah menerima beberapa komponen pesawat dari Basarnas. Beberapa komponen tersebut yakni GPWS, radio altimeter, kemudian ada juga alat peluncur darurat.

Bagian-bagian pesawat yang sudah bisa diidentifikasi itu umumnya dari bagian ekor sebelah bawah. Namun, KNKT masih belum bisa memastikan apakah ekor yang sudah diserahkan ke KNKT itu ekor bagian kanan atau kiri.

Minggu (10/1) pukul 15.40 WIB

Rombongan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI, Kepala KNKT, Kepala Basarnas, selesai melakukan peninjauan langsung ke lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, diduga kuat potongan badan pesawat ada di kedalaman 23 meter. Selain itu, Panglima mengatakan, titik lokasi black box juga sudah diketahui. Sinyal dari black box Sriwijaya Air sudah dikunci untuk segera diambil.

Minggu (10/1) pukul 14.30 WIB

Tim SAR gabungan kembali menemukan serpihan pesawat dari Sriwijaya Air SJ-182 rute Pontianak-Jakarta yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Mereka juga menemukan bagian tubuh manusia yang diletakkan dalam kantong jenazah.

“Berupa 3 kantong serpihan pesawat kemudian 5 kantong adalah bagian tubuh manusia,” kata Direktur Operasional Basarnas, Brigjen (Mars) Rahman, di JICT, Jakarta Utara, Minggu (10/1).

Beragam kesatuan dikerahkan untuk pencarian. (Foto: istimewa)

©2021 merdeka.com/imam buhori

Minggu (10/1) pukul 14.00 WIB

Kabiddokpol Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko mengungkapkan, hingga Minggu (10/1) siang, pihaknya baru menerima satu kantong jenazah berisi bagian tubuh korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Minggu (10/1) pukul 11.40 WIB

Dari posko SAR JICT Tanjung Priok, ada 4 kelompok benda yang ditemukan. Serpihan kabel dengan kantong tipis. Ada pula tangga darurat diduga milik pesawat Sriwijaya Air. Dua kantong lain temuan baru. Ada pecahan ban dan serpihan tubuh pesawat. Ada pula satu helai pakaian berwarna merah muda. Diduga milik anak-anak.

Minggu (10/1) pukul 10.00 WIB

Tim Search and Rescue (SAR) menemukan dugaan serpihan bagian pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ 182 dengan dimensi 1-2 meter berikut potongan tubuh manusia pada Minggu pagi pukul 10.00 WIB sekitar 1,6 mil dari Pulau Lancang.

Anggota Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri menemukan sejumlah benda diduga milik penumpang pesawat Sriwijaya Air LK CLC SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Adapun benda yang ditemukan berjumlah tujuh buah.

Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol. Yassin Kosasih menyebut tujuh benda tersebut berupa sandal merek New Era sebelah kanan, sandal jepit, rompi biru, jaket hitam, sepatu sebelah kiri, setelah itu pembungkus paket plastik.

Temuan itu dilaporkan petugas pantau menggunakan helikopter melalui penyisiran lewat udara terhadap permukaan laut di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Benda tersebut diduga kuat sebagai properti dari penumpang pesawat yang hilang kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Minggu (10/1) pukul 09.40 WIB

Temuan diduga bagian tubuh penumpang Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 ditemukan di kedalaman 17-20 meter Kepulauan Seribu. Tim penyelam dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut melaporkan temuan itu sekira pukul 09.40 Wib. Diduga bagian tubuh itu telah tercampur dengan beberapa potongan puing pesawat, yang terus diangkat dari bawah air.

Tim penyelam Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menemukan serpihan pesawat dan life vest jacket penumpang Sriwijaya Air SJ-182. Kopaska menemukan pecahan dari pesawat karena terbukti ada life vest. Tim penyelam juga menemukan warna dan bagian registrasi pesawat. Pecahan Sriwijaya Air SJ182 itu ditemukan di kedalaman 23 meter.

Minggu (10/1) Pukul 09.00 WIB

Tim SAR TNI AU yang melakukan patroli udara menemukan tumpahan minyak di sekitar lokasi yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya pesawat. Mereka menduga tumpahan minyak berasal dari bahan bakar Sriwijaya SJ 182.

Minggu (10/1) Pukul 08.00 WIB

Polisi menyatakan telah menerima satu kantong jenazah berisi potongan tubuh di RS Kramat Jati. Sedangkan satu kantong lagi berisi pakaian dan barang-barang pribadi.

Minggu (10/1) pukul 03.00 WIB

KRI Rigel yang dilibatkan dalam misi pencarian SAR telah melacak sinyal yang terakhir hilang dari Pesawat Sriwijaya Air. Tim penyelam Kopaska menyelam ke lokasi.

Minggu (10/1) Dini Hari

Pihak SAR masih terus melakukan pencarian sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Daftar Nama Penumpang Sriwijaya Air Boeing 737-500 SJY 182 Yang Jatuh Di Sekitar Perairan Pulau Lancang Kepulauan Seribu

Informasi terakhir yang berhasil didapatkan bahwa beberapa serpihan ditemukan oleh Basarnas pada Hari Minggu (10/01/2021-Red) yang diduga kuat merupakan bagian dari Pesawat Naas Sriwijaya Air Boeing 737-500 SJY 182 yang diperkiraan jatuh di sekitar Perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Laut Jawa Pada Sabtu (09/01/2021-Red).

Selain serpihan-serpihan yang diduga bagian dari Pesawat tersebut, Kotak Hitam (Black Box)-nya juga sudah dapat terdeteksi keberadaannya. Hal ini disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. ” Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, black box bisa kita temukan ” pungkas Hadi Tjahjanto dalam Jumpa Pers (Minggu, Pukul 15.40 WIB-10/01/2021-Red).

Sejalan dengan Panglima TNI, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito juga menambahkan bahwa Pihaknya telah menemukan pancaran sinya dari yang diduga Kotak Hitam Pesawat yang jatuh itu.

” Meyakini itu Black Box. Karena pancaran Sinyal Emergensi hanya dari dua alat tersebut ” tegas Bagus.

Bagus Puruhito menyebutkan, bahwa Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menurunkan Tiga Alat Pencarian Portable Pinger Finder dan alat-alat itu sudah berada di KRI Rigel.

Terkait Daftar Nama Penumpang dan Kru Pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 SJY 182 yang diperkirakan mengalami kecelakaan itu, berbagai Media Massa telah memberitakannya. Namun, sampai berita ini ditayangkan, belum berhasil mendapatkan Data dan Informasi secara langsung dari Pihak yang berwenang untuk itu, baik dari Pihak Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, Pihak Bandara Soekarno-Hatta, maupun dari Pihak Perusahaan Sriwijaya Air sendiri.

Menurut informasi resmi dari Pihak Pemerintah dalam hal ini Menteri Perhubungan lewat Jumpa Pers yang digelar secara Zoom (Sabtu, Pukul 19.30 WIB, 09/01/2021-Red) menyampaikan bahwa Pesawat Naas itu berisi 50 Orang Penumpang dan 12 Orang Kru. ” Total ada 50 Penumpang bersama 12 Kru yang terdiri dari 40 Dewasa, 7 Anak-Anak, dan 3 Bayi ” jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat itu.

Adapun Daftar Nama Penumpang dan Kru Sriwijaya Air Boeing 737-500 SJY 182 yang diperkirakan mengalami kecelakaan itu menurut  pemberitaan republika.co.id yang Tayang Pukul 07:19 WIB (Minggu, 10/01/2021-Red) adalah sebagai berikut:

Daftar Kru:
1. Afwan: Captain,
2. Diego Mamahit: First Officer
3. Dhika: Flight Attendant 1
4. Okky Bisma: Flight Attendant
5. Mia Tresetyani: Flight Attendant
6. Gita Lestari: Flight Attendant

Daftar Penumpang:
1. Suyanto
2. Riyanto
3. Angga Fernanda Afrion
4. Rion Yogatama
5. Arifin Ilyas
6. Sugiono Effendy
7. Yohanes
8. Pipit Piyono
9. Panca Widia Nursanti
10. Beben Sopian
11. Razanah
12. Sarah Beatrice Alomau
13. Feliks Wenggo
14. Yohanes Suherdi
15. Ricko
16. Arneta Fauzia Fao Nuntius Zai (pax type A+1)
17. Zurisya Zuar Zai
18. Umbu Kristin Zai
19. Kolisun
20. Supianto – Daniya (A+1)
21. Rusni
22. Rizki Wahyudi – Arkana Nadhif Wahyudi (A+1
23. Rossi Wahyuni
24. Indah Halimah Putri
25. Nabila Anjani
26. Makrufatul Yeti Srianingsih
27. Mulyadi
28. Khasanah
29. Andi Syifa Kamila
30. Capt Didik Gunardi (XCU)
31. FO Fadly Satrianto (XCU)
32. FA Yunni Dwi Saputri (XCU)
33. FA Isti Yudha Prastika (XCU)
34. FA Grislend Gloria Natalies (XCU)
35. Oke Dhurrotul (XCU)
36. Rahmania Ekananda
37. Dinda Amelia
38. Fazila Ammara
39. Fathima Ashalina
40. Asy Habul Yamin
41. Faisal Rahman
42. Iuskandar
43. Nelly
44. Ratih Windania
45. Yumna Fanisyatuzahra
46. Rahmawati
47. Toni Ismail
48. Athar Rizki Riawan
49. Ihsan Adhlan Hakim
50. Putri Wahyuni
51. Muhammad Nur Kholifatul Amin
52. Agus Minarni
53. Shinta “ demikian dikutif dari REPUBLIKA.CO.ID (10/01/2021-Red).

X.C.U merupakan istilah dalam dunia penerbangan yang artinya adalah Crew yang tidak aktif dalam suatu penerbangan namun statusnya hanya sebagai Penumpang. (h/Syaiful/berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *