Barus/Tapteng, PRESTASIREFORMASI.Com – Meskipun zaman sudah modern dan peralatanpun sudah semakin canggih, namun bagi sebahagian masyarakat muslim di kecamatan Barus yang menjalankan ibadah puasa masih berpedoman dan mengikuti suara bedug yang ditabuh di masjid dalam menentukan waktu, baik waktu masuknya sholat dan waktu untuk berbuka puasa serta waktu syahur .
Bagi warga masyarakat muslim yang jauh dari ibukota Kecamatan Barus, bila tiba dibulan puasa Ramadhan, maka bedug masjidlah jadi pedoman yang memberi tahu masuknya waktu berbuka puasa, jika waktu buka puasa sudah masuk, dari setiap masjid terdengarlah Suara ” Bedug ” ditabuh sebanyak tiga kali, pertanda berbuka puasa sudah tiba.
” tidak heran, apabila saat-saat mau tiba berbuka puasa, para anak – anak seusai SD dan remaja di setiap rumah sudah ” Stand By ” di meja makan, bila bedug sudah ditabuh dimasjid, tanpa dikomando langsung meneguk air lalu menyantap menu buka puasa yang sudah disiapkan orangtua mereka.”
Selain suara bedug untuk buka puasa, pada umumnya ibu-ibu rumah tangga yang bekerja diladang atau disawah, disiang hari bulan Ramadhan suara beduglah yang jadi pedoman dalam menentukan masuknya waktu Zuhur dan Asar.
Uniknya bila pada malam-malam dibulan Ramadhan, usai shalat Taraweh,disetiap masjid selalu dilanjutkan dengan Tadarus Alquran, bila waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam,anak-anak remaja berlomba untuk menabuh Bedug, untuk menabuhnya sebanyak 12 kali bahkan ada juga yang menabuhnya sampai 24 kali, dan seterusnya bedug pun ditabuh sesuai dengan waktu.
” Kalau pukul 01.00 bedug ditabuh 1 kali pukul 02.00 dua kali,pukul 03.00 ditabuh 3 kali dan pada pukul 04 00 ditabuh 4 kali, pertanda saat itu sudah ada waktu Sahur” tutur beberapa remaja disalah satu masjid.
Bila waktu Subuh sudah masuk , bedug pun ditabuh lagi sebanyak tiga kali menandakan Sahur sudah habis dan waktu Subuh sudah masuk.Pada saat itu aktivitas yang namanya makan -makan sudah di hentikan.(Catatan Zurlang)
