Belawan, PRESTASIREFORMASI.Com–Gerakan ‘musuh’ semakin nyata. Terkadang yang dibanggakan masa lalu, berubah menjadi segerombolan musuh bagimu, dan bagi kita hari ini.
Tingkahnya menjelma menjadi hantu yang mengganggu ketenteraman jiwa bagi kita. Sedangkan bagi dirinya sendiri menjadi kehancuran yang membekas dan nyata.
Hal itu bisa saja terjadi antara orang tua dengan anaknya, guru dengan murid atau sesama kawan. Ini akibat selalu merasa nyaman di zona tidak aman. Orang tua cenderung lepas kontrol terhadap perkembangan dan pergaulan anaknya. Bahkan hidup pun jauh dari bimbingan agama, sehingga kerusakan semakin nyata.
Ironis ini agaknya tepat dikaitkan dengan kondisi perkembangan pergaulan dan tingkah laku kalangan anak muda atau remaja masa sekarang. Ini khususnya di Kecamatan Medan Belawan selaku kota pelabuhan laut kelas dunia yang seakan sepanjang siang dan malam tak pernah tidur karena disergap carut-marut kenakalan dan kejahatan yang problemanya tak pernah usai dan membuat remuk pikiran masyarakat.
Tokoh masyarakat kawasan Medan Utara H.Irfan Hamidi saat dihubungi selepas shalat shubuh di Masjid Jami’ Belawan, Sabtu (23/04) tidak membantah tentang kondisi tersebut.
” Ya, belakangan ini kita dihebohkan oleh permasalahan kenakalan, bahkan kejahatan remaja. Itu sejak dari aksi tawuran sampai begal. Kini eskalasi kejahatan mereka meningkat sampai mengakibatkan kematian seorang kepala keluarga yang dilakukan oleh komunitasnya yang disebut-sebut sebagai Geng Motor, ujar Tokoh Masyarakat sekaligus Ketua Umum Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Jami’ Belawan itu.
Ustad pun Khawatir Dibegal
Meski dengan tampilan yang santun apa adanya serta dengan bahasa tubuh yang humanis melintas naik sepeda motor dari dan ke Belawan, ternyata diduga kuat Pak Ustad pun khawatir bakal disasar kawanan begal yang selalu mengintai mangsanya di Jalan Medan-Belawan bilangan Gang Taik.
Terbukti sejak peristiwa geng motor tersebut, sudah 3 kali shubuh tak ada kuliah shubuh di Masjid Jami’ Belawan karena tidak ada ustad. Penceramah kuliah shubuh di masjid ini mayoritas berdomisili di luar Belaean.
“Yah, kita berharap itu tidak usah terjadi. Semestinya tindak pencegahan awal (preventif) yang merupakan tanggung jawab pemerintah seperti Camat bersama pejabat institusi terkait harus sinkron. Kita melihat kondisi sekarang ini, tren penyakit masyarakat sudah menjamur membuat pengap lingkungan. Khususnya masyarakat ekonomi lemah dan miskin menjadi obyek utama disergap penyakit masyarakat tersebut,” ucap Irfan Hamidi.
Sikapilah dengan Serius
Terkait penanggulangan problema yang mengoyak rasa nyaman warga Belawan, atas nama masyarakat, saya sudah berulang kali menyampaikan aspirasi kepada instansi terkait, khususnya Camat Medan Belawan selaku corong kebijakan Pemko Medan agar menyikapi permasalahan dengan serius.
“Ya, kalau mereka yang berkompeten serius menyikapi sekaligus mengambil tindakan tegas, insya Allah eskalasi kenakalan dan kejahatan di Belawan akan mengerucut. Bahkan dengan terwujudnya sinergitas unsur Forkopimcam dengan elemen masyarakat pada gilirannya Belawan berubah menjadi Kota Idaman tanpa carut-marut tawuran, begal, keberingasan komplotan geng motor dan kegiatan perjudian,” harap sosok peduli lingkungan itu.
Sampai saat ini tentang duduk bersama pejabat institusi terkait dengan elemen masyarakat dalam keperluan bermusyawarah mendapatkan solusi belum juga terwujud.
Makanya kami mohon kepada pejabat Forkopimcam Belawan di bawah kendali Camat bersama pihak Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan dapat memastikan duduk bersama bermusyawarah secara terpadu bagi membuat solusi sehingga bisa mengubah kondisi generasi sekarang yang cenderung hancur, ke depannya akan menjadi lebih baik,” harap H. Irfan Hamidi. (masri tanjung).
