– Puluhan Tahun Masyarakat ” Mauas DI Toru Ni Sampuran”

Laporan : JA.Sitompul
Tarutung, PRESTASIREFORMASI.Com- Karena sudah berlama-lama rasa kecewa warga tertahan, wajar bila kemarahan ini dibuang disembarang tempat, baik pada tempat ramai pun di warung kopi, bahkan beberapa tahun terakhir ini bagai tumpah karena tidak terbendung lagi disebabkan kebutuhan mendasar mereka (air bersih) seperti terabaikan Instansi terkait pada hal daerah ini termasuk kaya Sumber Daya Air (SDA).

Itulah dia Tarutung sebagai ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Air bersih ini seperti di kabupaten lain tentu tidak dapat dipisahkan dengan nama Perusahaan Daerah (Perusda) Air Minum (PDAM) yang khusus menanganinya.

Begitupun mereka-mereka yang cukup dipercaya mengelola terkesan minim kemampuan. Hal ini ditandai karena pelayanan atas kebutuhan vital warga terlebih para pelanggan dianggap masih sangat buruk.

Di Taput berpuluh tahun sudah dengan silih bergantinya Bupati begitu juga Direktur yang diserahi tugas untuk mengelola kebutuhan urgen masyarakat ini masih dianggap gagal.

Apa karena yang berkaitan dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh Perusahaan Daerah Air Minum Mual Natio (PDAM Mual Natio) Taput sudah tidak layak, atau ada alasan lain kita belum faham.

Yang jelas di tiga Kecamatan baik itu Tarutung, Sipoholon dan Siatas Barita sekitar, yang namanya air bersih sebagai hajat hidup orang banyak tidak berbeda dengan daerah lain, masih tetap ditangani oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

Anehnya pelayanan dirasakan masih mengecewakan,tidak jarang timbulkan kekecewaan dan kegerahan pelanggan begitu sulit ditutupi, bahkan sering memicu emosi dan kemarahan warga yang tumpah disembarang tempat.

Apabila diamati perjalanan panjang PDAM Mual Natio Taput yang sudah silih berganti diduduki, baik oleh yang katanya tenaga-tenaga layak tidak terkecuali oleh oknum yang bangga hanya bermodalkan balas jasa ini tetap saja “hidup segan mati tak mau” kenapa dan mengapa pelayanan kebutuhan air bersih untuk penduduk itu begitu memprihatinkan hingga diera sekarang ini.

Atau adakah alasan rasional membuat Kondisi miris itu menahun bahkan disembarang waktu dan tempat ditemui di Tarutung baik di perkotaan maupun perdesaan, dimana Perusda Mual Natio tidak jarang jadi sasaran beragam emosi warga, dan tuduhan manajemen yang dinilai masih sangat buruk dan tidak maksimal pelayanan kepada masyarakat pelanggan cukup berdasar.

Sumber PRESTASIREFORMASI.Com ada yang menyebut minimnya penyediaan dan pendistribusian air bersih ke pelanggan, sudah sangat keterlaluan, dimana pihak pengelola seperti abaikan kepeduliannya.

Apakah ini bukti imbal balik berlakunya hukum alam sebagai dampak kurangnya rasa syukur terhadap Maha Pencipta atau memang ada kesengajaan pihak lain juga tidak diketahui. Yang pasti, seluruh Taput termasuk juga Tarutung sebagai ibu kota sampai sekarang masih sangat tercukupi sumber mata airnya.

Pertanyaan lagi-lagi muncul, mengapa kondisi debit air bersih yang dikelola pihak PDAM Mual Natio Taput memenuhi kebutuhan masyarakat,khusus pelanggan masih sangat mengecewakan termasuk kwalitas..?

Kalau memang ada alasan tidak primanya pelayanan kepada pelanggan karena ada kerusakan sebabkan menurunnya volume dari sumber air untuk sementara bisa juga dimaklumi, namun apa alasan lain sehingga kondisi ini terkesan semakin berlarut tanpa ada geliat cari solusi dari managemen PDAM Mual Natio..?.

Apa karena posisi Direktur yang diduduki pejabatnya sekarang tidak kompeten dibidangnya..? Kalau demikian maka apa yang diharapkan bupati Taput agar para pejabat di daerah ini kreatif dan inovatif mustahil tercapai.

Anggapan pelanggan ini berdasar, karena selain volume air yang jauh berkurang bahkan lebih sering tidak mengalir, maka jika mengalirpun terkadang kualitas air sering menghawatirkan pelanggan karena dugaan kurang steril.

Kalau sudah seperti Ini, maka tudingan warga atas sepelenya pelayanan serta kurangnya pengetahuan pengelola makin jelas, bahkan menunjukkan rendahnya skil dan amburadulnya manajemen PDAM Mual Natio belakangan sangat beralasan.

Dampaknya..? Tentu air sebagai kekayaan alam di daerah ini tidak mampu dikelola pihak terkait untuk kemakmuran rakyat pelanggan sebagai warga taat memenuhi kewajiban, walaupun tidak jarang lakukan bongkar pasang sambungan dari pipa induk agar air bisa jalan.

Itulah mungkin bila kita bertamu dikantor PDAM ini sudah lumrah kedengaran suara suara keras bahkan tangan gebrak meja oleh pelanggan yang kurang sabar saat lakukan keberatan. Namun itu, umumnya tidak dibarengi jalan keluar sesuai yang diharapkan.

Salah seorang pelanggan PDAM Mual Natio Taput MD.Hutagalung lakukan komplen ke kantor perusahaan itu, karena sudah berbulan bulan air tidak jalan tetapi jumlah rekening tagihan tidak berubah.

” kami hendak memprotes tagihan ini ke direktur PDAM Mual Natio karena air tidak jalan sudah berbulan kenapa tagihan rekening seperti tagihan normal saja,” kata Hutagalung didampingi istrinya yang kelihatan kurang sehat seraya tunjukkan tanda bukti tagihan dari PDAM Mual Natio.

Bahkan A.Siregar pernah mengungkapkan jaringan ke rumahnya harus diputus. Ini berawal dari keterkejutannya terhadap PDAM Mual Natio Taput yang menagih rekening hingga tiga kali lipat, padahal rumah itu dalam kondisi kosong dimana rekening airnya ditagih dengan biaya pantastis,” karena tidak mau bayar jaringan pun diputus PDAM Mual Natio”, tutur Siregar. Demikian juga warga Huta Dame I Saitnihuta karena sangat kesal sampaikan RIP untuk PDAM Mual Natio belum lama ini.

Atas peristiwa tersendatnya aliran air ini maka alternatif lain yang harus dilakukan para pelanggan, terpaksa beli pompa air untuk menambah tenaga sedot dari pipa induk, namun air masih sulit diperoleh, karena kalau tidak, jangan diharap air PDAM Mual Natio yang sudah dilanggani puluhan tahun akan bisa menetes.

Sekedar untuk diketahui, Air PDAM Mual Natio yang sering mati ini ada disekitaran Huta Toruan VII, jalan Raja Johannes Hutabarat, Jalan Simorangkir, Desa Siraja Hutagalung, jalan Tarutung-Balige di Hutabarat, Saitni Huta, jl. Pembangunan bahkan di kompleks pajak Tarutung dan lainnya.

Mauas di toru ni Sampuran
Aktivis Peduli Masyarakat Taput marga Simanjuntak di Hutabarat katakan, tidak hanya pelanggan, burung peliharaan dikawasan itu tidak jarang bersuara nyaring,” aek.. aeeek…aeeeeek,” lengkingan burung seakan minta mandi
bagai menggantikan protes tuannya yang tidak direspon pihak PDAM Mual Natio.

Namun keinginan memandikan burung-burung ini sering ditunda, karena untuk air kebutuhan rumah tangga saja sangat jauh tercukupi.

” Kenapa kita sudah puluhan tahun hidup ditengah sumber air kehausan, bagaikan tikus kelaparan di lumbung padi..?”. Kata juntak berfalsafah.

” Molo hurang sasaotik pambaenan nasida marpanganju do hita,”( kita maklum kalau kurang sedikit pelayanan PDAM Mual Natio ini), ketus Simanjuntak yang bermukim dikawasan jalan Balige itu beberapa waktu lalu mencontohkan,saat hujan badaipun dipemukimannya, air PDAM Mual Natio Pojam ( mati total).

Untuk mengetahui penyebab dan kebenaran kejadian ini semua, coba beberapa kali konfirmasi ke Dirut PDAM Mual Natio Taput Lamtagon Manalu, tetapi tidak masuk kantor dan hanya beberapa staf.

” Mengenai pertanyaan saudara tidak ada wewenang saya untuk menjawab, tanya aja ke Direktur nanti kalau sudah masuk kantor,” kata karyawan yang mengaku bagian teknis, bahkan oleh seorang ibu yang katanya wakil Direktur di PDAM Mual Natio Taput menjawab sama.

Secara umum kekecewaan ini sudah bertahun-tahun menyesaki dada pelanggan PDAM Mual Natio di Taput, bahkan sejak beliau ini menjabat direktur oleh kalangan pelanggan menegaskan belum ada kinerja yang mampu mengurai rasa ketidak puasan warga ini. Kondisi itu seharusnya jadi masukan dan penilaian akurat Pemkab.

Nikson Nababan dua periode.
Oleh karena itu Nikson Nababan yang terpilih lagi sebagai Bupati Taput yang gigih menginginkan terwujudnya Univetsitas Negeri, dibangunnya jalan tol Parapat-Tarutung-Sibolga bahkan tidak canggung buka jalan ke Dusun dan Desa diharapkan mampu cari solusi penyelesaian Air Bersih di Tarutung Sipoholon dan Siatas Barita ini.

” Karena sungguh ironis bila menjadi sejarah buruk dikemudian hari apabila Pemkab Taput terus berpacu beragam pembangunan sarana baru, sementara Air bersih sebagai kebutuhan urgen warga ini sudah puluhan tahun terabaikan,” kata Simanjuntak yang sudah lama bermukim di Hutabarat.

Ternyata apa yang dirasakan masyarakat pelanggan PDAM Mual Natio Taput telah diperjuangkan Nikson Nababan agar lebih baik ke depan. Menyahuti masukan yang disampaikan Prestasireformasi.com, katanya telah hubungi kementerian terkait untuk lepaskan warga kaya sumber air ini keluar dari krisis air bersih.

Ditegaskan, sudah ditemukan air baku dari Aek Butar, dan telah berulang menyurati Dirjen SDA dan Cipta Karya di Kementerian PUPR untuk SPAM yang berbiaya puluhan miliar ini, dimana telah dilakukan Survey Infestigation Design (SID) oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II yang katanya berkemampuan untuk membutuhi Air Bersih di tiga daerah kecamatan dimaksud.

Ditegaskan Nikson Nababan Bupati dua periode (2019-2024), sudah beberapa kali menyurati dua Dirjen tersebut agar dapat membangun Sarana Prasarana Air Minum ( SPAM) kapasitas 50 liter per detik dan yang lebih layak untuk masyarakat di 3 Kecamatan ini, Tarutung, Sipoholon dan Siatas Barita.

” Mudah- mudahan untuk tahun 2021 akan terwujud pembangunan Intake dengan dua Reservoir Instalasi Pengolahan Air (IPA) bersama jaringan Transmisi serta Water Treatment plant dengan Jaringan Pipa Distribusi hingga dapat beroperasi di 2023, kita hanya butuh kesabaran” Tutur Bupati.

TEPAT SASARAN
Yang katanya seorang tokoh Bonapasogit namun sudah lama berdomisili di Jakarta menharapkan, dalam usaha pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) supaya benar-benar bermanfaat untuk warga..?, maka pada dasarnya Pemerintah jangan risih untuk bekerjasama dengan Perusahaan Swasta.

Alasan beliau mengatakan itu karena sesuai dengan komitmen yang ada dalam pasal 33 UUD 45 tentang Sumber Daya Alam (SDA) yang dikaitkan dengan UU RI No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air. Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan hasil dari Sumber Daya Negara, tentu termasuk air dan air bersih.

Begitupun kata tokoh ini, pengelolaan air bersih dimaksud agar tepat sasaran maka pihak swasta tidak salah dilibatkan (ikut) didalamnya. Dengan cara ini kata beliau, sudah barang tentu pemerintah dapatkan 10 % dari hasil keuntungan yang didapat perusahaan swasta bersangkutan.

Begitu juga dari bentuk perizinan yang dikeluarkan pemerintah, yang disisi lain pemerintah tetap bisa mengawasi dan mengontrol dinamika produktifitas atau kegiatan lain perusahaan pengelola air bersih tersebut.

” sehingga dengan demikian tercapailah salah satu tujuan pemerintah yang Capable ( selayaknya menduduki satu jabatan) berimbang dengan baik, artinya semua pihak khususnya rakyat merasa every body happy ( setiap orang merasa senang ),” tegas Syukur H Nababan yang periode 2019-2024 terpilih lagi sebagai anggota DPR RI itu pada saat ada acara pertemuan di Taput beberapa waktu lalu.

Maka setelah pembangunan SPAM yang kata Bupati Nikson Nababan akan lanjut dan menghabiskan puluhan miliar Dana APBN hingga tahun 2022-2023 dari Dirjen Sumber Daya Air dan Cipta Karya. Diharap saran rasio dari Syukur H Nababan jadi masukan positif untuk Pemkab Taput di dalam upaya perbaikan pelayanan BUMD PDAM Mual Natio kepada pelanggannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *