Ia juga menekankan pentingnya merawat ukhuwah Islamiyah dengan tidak memperbesar persoalan yang sebenarnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

‎Rahmat juga mengingatkan bahwa NU dan Al-Washliyah memiliki sejarah panjang hubungan harmonis yang dibangun oleh para ulama besar terdahulu. Salah satu tokoh penting yang menjadi simpul keilmuan keduanya adalah Syaikh Ahmad Khatib al-Minang kabawi, ulama besar dari Minangkabau yang menjadi guru dari KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dan juga sangat berpengaruh dalam jaringan keilmuan para pendiri Al-Washliyah.

‎“Kalau para pendiri kita dulu bisa duduk satu majelis, menimba ilmu dari guru yang sama, kenapa kita sekarang malah saling curiga? Jangan sampai semangat ukhuwah yang dirintis ulama terdahulu tercoreng hanya karena salah paham terhadap satu kalimat,” ujarnya.

‎Ia pun mengajak semua pihak untuk tidak terburu-buru menarik kesimpulan atau membuat perlawanan atas pernyataan yang menurutnya, lebih bersifat spontanitas saja.

‎Kita juga tahu bahwa pak Lom Lom Suwondo pernah berproses bersama Alwasliyah jadi gak mungkin lah kalau beliau membenturkan diri dengan Alwasliyah. Tak bisa dipungkiri sedikit banyaknya ada dukungan ke beliau saat maju sebagai calon wakil bupati dari teman temannya di Alwasliyah.

‎“ Mungkin beliau mau bilang, Deli Serdang ini dipimpin oleh orang Nahdhiyin, tapi Wakilnya Alwasliyah ,” tutupnya sambil tersenyum.

‎Terpisah Ketua PD Alwasliyah kabupaten Deli Serdang Muhammad Soleh saat di konfirmasi melalui telfonnya menyampaikan bahwa kita semua harus guyub jangan terpecah belah.

‎”yang udah udahlah, Nahdhatul ulama, Alwasliyah adalah ormas besar di Deli Serdang, termasuk Muhammadiyah . kita harap tidak ada gesekanlah, justru harus makin mempererat silaturahmi bahkan dengan ormas keagamaan lain, agar Deli Serdang ini tetap dalam spirit bersatu dalam kebhinekaan ” ucapnya . h/Misnan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *