
Catatan ringan Nahar Frusta
Menjadi bayi dilahirkan di muka bumi ini tidaklah sebuah pilihan. Lahir dari seorang ibu yang tidak dikenal, sama juga si ayah tak dikenal itu juga bukan pilihan. Tapi kita dilahirkan dari seorang perempuan sebagai ibu yang dipilih oleh seprang lelaki sebagai ayah pilihan dari perempuan tadi, Kita terlahir dari orang orang yang saling memilih namun itu tidaklah pilihan kita.
Tidak sebagai pilihan mempunyai ayah dan ibu tapi menjadikan orang yang kita hormati dan kita sayangi adalah pilihan. Pilihan ini disebabkan karena ayah ibu telah membesarkan kita dengan cinta dan kasih sayang.Itu datang dari hati nurani, mengalir seperti aliran darah, membuat kita bisa bertahan hidup. Seperti kita tidak memilih ayah ibu dan mereka talah memilih kita sebagai curahan hati dan tanggung jawab.
Dari catatan di atas, janganlah kita bersengketa dalam memilih dan tidak memilih. Hasil yang kita dapat setelah memilih dan tidak memilih pasti ada. Karena itu bukan menjadi pilihan kita lagi tapi pilihan dari yang telah kita pilih.
Apapun itu, siapapun itu yang telah terpilih dari orang yang kita pilih adalah imbalan yang tidak bisa dipilih . Biarkah orang yang kita pilih menentukan pilihannya.Jangan paksa pilihanmu memilih orang yang tidak pilihannya.
Rasa puas bangga dan bahagia atas ketepatan pilihan, mari kita tidak memilih untuk memaksakan pilihan lagi. Karena hal itu menjadi pilihan terbaik dalam perjalanan kehidupan sosial kemasyarakatan.Ya, memilih tidak memilih ketika yang kita pilih menentukan pilihannya.
Rasa kecewa jangan biarkan menjadi pilihan di hati. Pilih rasa sabar dalam menyikapi perbedaan pilihan dari orang yang kita pilih sekalipun. Menyerahkan kesempatan untuk menunjukkan pilihan terbaiknya dari orang pilihan kita adalah sebuah konsekwensi dari
Pilihan itu sendiri.Sebab ketika tidak memilihnya pastilah menjadi orang yang saling pilih dan tentunya nyinyir jadi pilihan.
Kini setelah dewasa, pilihan memilih tidak memilih tentu lebih banyak pertimbangan. Dari latar belakang, sejarah, sikap hari ini, cita cita dalam visi misi adakah dasar pilihan memilih tidak memilih.
Sudahkah kita menjadi dewasa dan dewasa dalam menerima hasil dari memilih pilihan. Mari tentukan pilihan: memilih tidak memilih adalah pilihan.(* Penulis eks mahasiswa Fakultas Syari’ah 86 UIN IB Padang, tidak punya ijazah)