
Belawan, PRESTASIREFORMASI.Com-Ibadah populer itu adalah puasa. Kata Nabi shallallahu alaihi wasallam: “Banyak orang yang berpuasa hanya mendapat lapar dan haus. Ini jika mereka tidak bisa menjaga akhlak dan perilaku yang baik.
Al-Ustadz H. Mahmud Sholeh, S. Pd.I, M.A mengatakan hal itu dalam tausiyah kuliah shubuh di Masjid Jami’ Belawan, Rabu kemarin.
Disebutkan, puasa itu dua macam: 1. Internal, yakni mengendalikan hawa nafsu yang datangnya dari sendiri. 2. Eksternal: ” mengekang gejolak hawa nafsu yang datangnya dari setan.
Terkait itu, Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jaga dirimu dan keluarga kamu dari api neraka. ” QS. At-Tahrim:6). Caranya dengan berilmu. Makanya ceramah agama ini ilmu. Begitu hebatnya majelis, duduk saja di majelis ilmu dapat pahala.
Hikmah puasa adalah untuk mengubah perilaku. Makanya dipaksa puasa.
Sejarah telah mencatat, bahwa setelah dua tahun perintah puasa dijalankan, Islam dipimpin Nabi SAW bersama para sahabat berhasil mengambil alih kekuasaan dunia dari kerajaan Parsi dan Romawi.
Para sahabat berlatar-belakang manusia buruk perangai: zhalim, pembunuh, pemabuk, pemakan riba–hanya Abu Bakar Siddiq r. a–yang bersih dari berperangai buruk.
Pembinaan akhlak, mental dan perilaku buruk itu menjadi lebih baik melalui puasa.
Umar bin Khaththab r. a menfetahui seorang anak bernama Ahmad mengambil nyimak zaitun dari wadah tempat bekas minyak tersebut.
Oleh anak tersebut minyak itu ia sapukan ke rambutnya sebagai minyak rambut (tancho). Oleh Umar rambut anak tadi dicukur dan ditanam.
Itulah taqwa (takut kepada Allah) karena merasa diawasi. Dengan akhlak dan perilaku yang baik, orang-orang yang dididik dan dibina Nabi Muhammad SAW mam mengambil wajah dan kekuasaan dunia dalam waktu singkat.
Penceramah mengingatkan, bahwa irang yang berpuada dekat dengan dan tidak mau memakan dan meminum yang diharamkan Allah.
Orang yang terang-terangan (anggar jago) menunjukkan dirinya tidak puasa berpeluang matinya syu’ul-khatimah. (masri tanjung).