Proses pembuatan film bisa sangat kompleks dan menantang karena sering kali melibatkan berbagai elemen yang dapat mempengaruhi durasi produksinya. Mulai dari pengembangan naskah, casting, syuting, hingga pascaproduksi, setiap tahap memiliki tantangan tersendiri. Beberapa film pun membutuhkan waktu yang jauh lebih lama daripada yang lain untuk diselesaikan.
Dalam beberapa kasus, para pembuat film bahkan harus menunggu teknologi tertentu berkembang untuk mewujudkan visi mereka sepenuhnya. Berikut ini adalah daftar film live action yang menempuh perjalanan produksi terpanjang dalam sejarah.
1. Boyhood (2014) – 12 tahun
Boyhood film unik karena proses produksinya yang panjang menjadi bagian dari daya tarik utamanya. Richard Linklater memfilmkan aktor yang sama selama dua belas tahun untuk menangkap pertumbuhan nyata mereka. Film ini memberikan gambaran otentik tentang proses tumbuh dewasa, lengkap dengan perubahan fisik dan emosional.
Cerita ini terus ditulis dan direvisi selama bertahun-tahun dengan penyesuaian yang mencerminkan perkembangan setiap aktor. Pengalaman hidup pribadi mereka pun ikut ditambahkan ke karakternya. Meskipun syuting berlangsung dari Mei 2002 hingga Agustus 2013, kru Boyhood hanya syuting selama 45 hari total, sekitar tiga hingga lima hari per tahun.
2. Avatar: The Way of Water (2022) – 12 tahun
Setelah kesuksesan besar Avatar pada 2009, James Cameron segera mengumumkan rencana untuk sekuel yang berbasis di Pandora. Produksi Avatar: The Way of Water dimulai hampir segera setelah rilis film pertama. Namun, berbagai penundaan membuat film ini baru dirilis pada 2022 dengan alasan Cameron yang ingin memastikan kualitas film.
Penggemar mungkin kecewa dengan penundaan ini, tetapi hasilnya terbukti mengesankan. Dengan pendapatan lebih dari 2 miliar dolar AS, sekuel Avatar menjadi film dengan pendapatan tertinggi ketiga sepanjang masa. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketelitian dan waktu yang diambil untuk produksi memang sepadan.
3. Mad Max: Fury Road (2015) – 15 tahun
Mad Max: Fury Road dimulai dengan ide yang brilian dari George Miller pada akhir 1980-an. Namun, berbagai hambatan, termasuk istirahat panjang Miller dari dunia perfilman, penundaan akibat serangan 9/11, dan masalah dengan casting utama membuat produksi ini terus tertunda.
Akhirnya, dengan Tom Hardy sebagai pemeran utama, syuting dimulai pada Juli 2012. Hasil akhirnya adalah salah satu film aksi terbaik sepanjang masa yang mendapatkan 10 nominasi di Academy Awards 2016. Film ini menjadi produksi Australia yang paling banyak dinominasikan.
4. Black Adam (2022) – 15 tahun
Dwayne Johnson pertama kali diumumkan sebagai pemeran Black Adam pada 2007 jauh sebelum kebangkitan film superhero modern. Johnson terus mendorong produksi film ini dan menolak berbagai peran superhero lainnya. Setelah bertahun-tahun tertunda, naskah selesai pada 2018 dan syuting dimulai pada 2020 tetapi kembali tertunda karena pandemi COVID-19.
Meskipun akhirnya dirilis pada 2022, Black Adam gagal memenuhi ekspektasi box office karena bertepatan dengan masa sulit bagi industri film. Namun, dedikasi Johnson terhadap karakter ini menunjukkan passionnya yang kuat terhadap proyek ini.
5. Alita: Battle Angel (2019) – 16 tahun
Alita: Battle Angel awalnya adalah proyek ambisius James Cameron yang diumumkan pada 2003. Namun, dengan Cameron yang sibuk dengan proyek Avatar, film ini diambil alih oleh Robert Rodriguez. Syuting dimulai pada 2016 dan memakan waktu bertahun-tahun untuk pascaproduksi.
Meskipun mendapat ulasan campuran, film ini sukses secara komersial dan menjadi film Rodriguez dengan pendapatan tertinggi. Pembicaraan mengenai sekuel masih berlangsung menunjukkan minat yang terus ada pada dunia Alita.
6. 5-25-77 (2022) – 18 tahun
film 5-25-77 (dok. MVD Ent/5-25-77)
Film semi-otobiografi ini menceritakan kisah seorang pembuat film muda yang menjadi penggemar berat Star Wars setelah menonton tayangan awalnya. Patrick Read Johnson menghabiskan hampir dua dekade menyempurnakan film ini. Syuting awal dilakukan dari 2004 hingga 2006 dan pengambilan gambar tambahan dari 2015 hingga 2021.
Film ini akhirnya diumumkan dan dirilis pada 2022 menunjukkan dedikasi Johnson terhadap proyek ini. Kisahnya yang penuh nostalgia dan cinta terhadap efek CGI menjadikannya tontonan yang menyenangkan bagi penggemar film.
7. Tiefland (1954) – 20 tahun
film Tiefland (dok. Tobis Film/Tiefland)
Tiefland karya Leni Riefenstahl dimulai pada 1934, tetapi terganggu oleh keterlibatannya dalam pembuatan film propaganda Nazi. Syuting dilanjutkan pada 1940 dan masih berlangsung pada hari D-Day. Setelah perang, produksi kembali tertunda dan akhirnya dirilis pada 1954.
Film ini dikenal karena teknik sinematik Riefenstahl yang inovatif, meskipun latar belakangnya yang kontroversial. Proses produksi yang panjang menunjukkan dedikasi Riefenstahl terhadap karya seni ini.
8. The Meg (2018) – 22 tahun
Berdasarkan novel Steve Alten, The Meg mengalami berbagai penundaan produksi dan perubahan sutradara sebelum akhirnya dirilis. Awalnya dipegang oleh Disney pada 1996, film ini mengalami berbagai masalah hingga akhirnya Jon Turtletaub berhasil menyelesaikannya.
Dirilis pada 2018, film ini melampaui ekspektasi dengan pendapatan 530 juta dolar AS dan menghasilkan sekuel yang sukses pada 2023. Kisah tentang hiu prasejarah raksasa ini menarik minat banyak penonton di seluruh dunia.
9. A.I. Artificial Intelligence (2001) – 25 tahun
film A.I. Artificial Intelligence (dok. Warner Bros/A.I. Artificial Intelligence)
Awalnya dikembangkan oleh Stanley Kubrick pada 1970-an, A.I. Artificial Intelligence terjebak dalam “development hell” selama bertahun-tahun. Kubrick merasa teknologi belum cukup maju untuk mewujudkan visinya. Pada akhirnya setelah kematian Kubrick, Steven Spielberg mengambil alih proyek ini.
Film ini dirilis pada 2001 dan didedikasikan untuk mengenang Kubrick. Dengan visi gabungan dari dua sutradara legendaris, film ini menjadi karya yang unik dan penuh makna.
10. The Other Side of the Wind (2022) – 48 tahun
film The Other Side of the Wind (dok. Netflix/The Other Side of the Wind)
Film ini memegang rekor produksi terlama, dimulai oleh Orson Welles pada 1970-an. Proyek ini menghadapi berbagai masalah hukum, keuangan, dan politik, dengan Welles yang mengalami kesulitan finansial setelah Revolusi Iran.
Akhirnya, pada 2014, Peter Bogdanovich dan Frank Marshall menyelesaikan film ini dan dirilis pada 2018. The Other Side of the Wind adalah karya eksperimental yang menunjukkan kejeniusan Welles dan menjadi tontonan wajib bagi para pecinta sinema.
Setiap film memiliki cerita dan tantangan tersendiri selama produksinya. Meskipun memakan waktu bertahun-tahun, hasil akhirnya menunjukkan bahwa ketekunan dan dedikasi terhadap seni sinema selalu memberikan hasil yang memuaskan. (h/sumber: idntimes)