Tapanuli Utara, PRESTASIREFORMASI.Com – Langit Kota Tarutung, ibukota Tapanuli Utara, provinsi Sunut–merah membara Miiggu (7/4/2024) malam pukul 21.30 WIB — akbat lidah “Si Jago Merah” sangat besar melalap ratusan kios di pasar yang terletak di tengah kota.

Kebakaran kali ini, peristiwa duka keempat kali bagi para pedagang. Mereka dirundung duka karena tak sempat menyelamatkan barang jualannya, karena pasar Rura (Limbah) Silndung itu terbakar hebat.

Empat kali peristiwa kebakaran pasar kota Tarutung, diawali ketika masa kepemimpinan Bupati Drs. Rustam Effendy (R.E.) Nainggolan, M.M. (periode 1999 – 2004).

Kebakaran kerja terjadi pada masa kepemimpinan Torang Lumbantobing (Toluto) ketika dua periode jadi Bupati Taput (2004—2009 dan 2009—2014).

Peristiwa ketiga pada tahun 2017, saat Drs Nikson Nababan. MM menjadi Bupati Taput dua periode (2014 – 2019) dan 2019 – 2024).

Kebakaran keempat terjadi Minggu (7/4/2024) malam, meludeskan hampir 80 % bangunan kios di Pasar kota Tarutung. .

Dikutip pernyataan Kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing, kepada wartawan Senin (8/4/2024), dalam peristiwa tersebut sebanyak 256 unit balairung, 198 unit kios dan 200 unit undung-undung atau tempat jualan yang terbuat dari atap plastik terpal beserta isinya ludes terbakar.

Walpon mengatakan kebakaran itu terjadi Minggu (7/4) sekira pukul 21.30 WIB. Api baru bisa dipadamkan dini hari tadi sekira pukul 02.15 WIB.

Ada sejumlah mobil pemadam kebakaran dari beberapa kabupaten/kota di sekitar Taput yang dikerahkan untuk membantu pemadaman.

“Untuk bisa memadamkan api, empat unit mobil Damkar Pemkab Taput hadir, satu unit water canon dari Polres Taput, satu mobil Damkar Pemkab Toba, satu mobil mobil Damkar Pemkab Humbahas dan satu mobil PDAM Taput,” jelasnya.

Walpon menyebut sejumlah kios juga terpaksa harus diratakan menggunakan alat berat agar api tidak merambat ke kios-kios lainnya.

“Untuk mencegah api tidak merambat ke kios lain, dua unit alat berat diturunkan dan merusak beberapa kios sebagai pembatas,” pungkasnya.

Sejumlah pedagang yang diwawancarai wartawan PRESTASIREFORMASI.Com, mengungkapkan rasa pilu yang mendalam serta trauma yang hebat, khususnya para korban yang pada tahun 2017 lalu, barang jualannya ludes terbakar.

“Kalau memikirkan kerugian yang kami alami, dan jika tidak memikirkan rakut dosa, mungkin ksmi sudah mengakhiri hidup,” ungkap sejumlah pedagang yang tak sempat menyelamatkan barang jualan ya, habis terbakar jadi abu.

Hasil pengamatan PRESTASIREFORMASI.Com, setelah empat kali pasar kota tarutung terbakar jurun waktu 20 tahun (2004 – 2024), sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten mencari lahan yang lebih luas dan hendaknya berada di pinggir Kota, membangun pasar yang lebih modern sesuai perkembangan zaman dan perluasan kota.

Apakah Bupati yang baru, setelah Nikson Nababan mengakhiri masa tugasnya pada April 2024 ini, pasar modernnitu akan terwujud? Semoga ya, karena bulan Oktober 2024, Kabupaten Tapanuli Utara akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak bersama daerah lain di seluruh Indonesia. (h/Ahmad Nurdin Sitompul – Latief)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *