Samosir. PRESTASIREFORMASI.Com

Kelompok Tani Manjae Kecamatan Sianjur mulamula, Kabupaten Samosir, penerima bantuan pupuk terdampak banjir bandang pada Februari 2023 lalu mendatangi kantor Polres Samosir pada Senin, 12 Juni 2023, untuk memberikan keterangan terkait pupuk bantuan yang diduga palsu.
Mereka mengklaim bahwa pupuk yang diberikan oleh Kementerian Pertanian menyebabkan kerusakan pada tanaman mereka dan gagal panen.

Hendro Limbong, salah satu anggota kelompok, menjadi korban pertama yang menggunakan pupuk tersebut setelah menerimanya dari PPL Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Pemkab Samosir .

Hendro Limbong menuturkan bahwa meskipun pupuk dan bibit bawang diberikan secara gratis, ia mengaku mengalami kerugian karena tanaman bawangnya mengalami kerusakan dan Ia mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli obat-obatan, pupuk dasar, dan membayar upah tenaga kerja.

Kekecewaan para petani ini semakin bertambah setelah Dinas Ketahanan Pangan Pertanian enggan menerima dan mempertimbangkan kemungkinan pupuk palsu sebagai penyebab gagal panen. Mereka merasa bahwa pihak Dinas Pertanian tidak mempercayai keluhan mereka.
Dalam menghadapi situasi ini, para petani tersebut memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke Polres Samosir agar dapat dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Junjungan Marpaung, salah seorang jurnalis yang mendampingi petani melaporkan kasus ini, menduga bahwa pupuk palsu tersebut mungkin telah ditukar saat dalam perjalanan.
Ia mengungkapkan bahwa peredaran pupuk palsu sering kali terjadi melalui tindakan penyalahgunaan pupuk selama proses distribusi.

Junjungan Marpaung berharap Polres Samosir dapat mengusut dugaan pupuk palsu ini dengan cepat, karena hal ini dapat merusak reputasi para pejabat pemerintah seperti Menteri Pertanian, Bupati Samosir, dan Martin Manurung, padahal mereka hanya bertindak sebagai pihak yang menyalurkan pupuk kepada petani.
Setelah bertemu dengan pihak kepolisian, Hendro Limbong dan Junjungan Marpaung yakin bahwa Polres Samosir akan menyelidiki dugaan pupuk palsu ini dengan segera. Hendro Limbong berjanji akan menyampaikan informasi ini kepada sesama petani dan meminta mereka untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan. ( Hots/rel )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *