BELAWAN, PRESTASIREFORMASI.Com–Pengerjaan parit fasilitas pengendali banjir di bilangan inti Kota Belawan dinilai tak tepat sasaran.
Itu dikatakan Jacky pemilik bangunan toko di kawasan Jalan Veteran/Langkat Belawan kepada PRi.Com, Jum’at (22/07).
Dia menilai sistem pengerjaan proyek pembenahan parit tersebut terkesan amburadul dan tidak profesional.
Alasannya, penanganan proyek andalan pemutus mata rantai kesulitan warga terhadap sergapan banjir pesisir (rob) yang merendam kecamatan pendulang devisa Kota Medan dan Sumatera ini tidak mengacu kepada prioritas yang lebih urgen untuk ditangani lebih awal.
Menurut mantan pemborong berkelas itu, membongkar permukaan parit di inti Kota Belawan ini semestinya dimulai dari bagian hilir. Bukan dari hulunya seperti yang tengah berlangsung kini.
Bagian hilir (muara) sejumlah parit yang tengah digebuk dengan menggunakan alat berat beko itu kata Jacky, berada di sebelah utara Jalan Deli Kelurahan Belawan I. Tepatnya di samping Pompa 5 Jalan Deli.
Riol di utara Jalan Deli ini sejak puluhan tahun silam, bahkan sejak zaman Belanda berfungsi mengalirkan air buangan dari parit Jalan Raden Soelian mengalir ke laut melalui saluran di Jalan Veteran tembus ke Jalan Bengkalis.
Seterusnya mengalir ke Jalan Deli, lalu mengalir ke laut perairan Sungai Nunang, ujar pemilik Bioskop Cahaya Belawan itu.
Sedangkan, cara kerja proyek pembenahan parit ini tidak seperti itu. Yang mereka bobok lebih awal parit di sisi Jalan Raden Soelian sebagai hulu. Ini kan terbalik dan tak tepat sasaran.
Dampak buruknya kini terjadi stagnan, air dan tanah pasir di parit Jalan Soelian tetap tersumbat dan tergenang.
Cara seperti ini selain tak efektif dan tak efisien, di sisi lain telah menambah nestapa warga pemilik rumah/toko, ucap pengamat banjir Kota Maritim Belawan itu.
“Bayangkan, sudah lebih sebulan lamanya warga menanti pembuatan penutup parit, tapi faktanya hingga Jum’at (22/07) belum juga terealisasi.
Belum tampak upaya pihak proyek membuatkan penutup parit yang ternganga itu.
“Kenanglah, masyarakat juga perlu mencari nafkah menjual dagangannya. Karena sarana untuk menyeberang dari dan ke toko/rumah tak kunjung terpasang, maka dengan terpaksa warga harus membeli beroti dan papan untuk membuat titi.
“Cukuplah dua tahun kita menderita. Ekonomi terpuruk kala disergap pandemi covid-19 sejak Maret 2020 lalu.”
Ini baru saja sedikit bisa “bernafas” sudah ditimpa nestapa pula lewat proyek pembenahan parit yang terkesan bertele-tele ini.” imbuhnya.
Melihat cara kinerja proyek yang terkesan sangat lamban ini, Jacky mengimbau Wali Kota Medan Bobby Nasution berkenan meluangkan waktu meninjau proyek ini agar tidak terkesan bertele-tele. Karena kita tahu beliau selama ini cukup tegas, sambungnya.
Terkait saluran parit dari Jalan Raden Soelian menuju hilirnya sebelah utara Jalan Deli, Jacky mengingatkan kepada pihak proyek agar mengembalikan posisi riol di lambung barat perempatan Jalan Veteran/Langkat paralel ke riol Jalan Deli.
Dalam rentang setengah dekade ini imbuh Jacky, posisi riol tersebut diubah dengan cara membelokkannya ke sebelah timur tepat di depan bioskop Sumatera, sehingga pengendalian banjir ke laut terhalang.
Ia berharap pihak proyek dapat merealiasasi saran tersebut, agar hasil akhir pengerjaan proyek ini benar-benar bermanfaat, dan anggaran tidak tidak terbuang sia-sia.
Mendukung lancarnya saluran air di parit yang baru ini, ia menyarankan agar dapat dibuatkan jaring dari kawat baja.
Jaring dimaksud sangat berguna untuk menyekat sampah kiriman dari laut, maupun sampah yang ada di dalam parit.
Ini dibuatkan dengan jarak setiap satu tiang listrik. Kemudian setiap paginya dikontrol oleh Kepling yang bersangkutan. Dan, untuk menghempang pasir masuk ke badan parit, beram jalan dilantai dan dirapatkan ke dinding parit.
“Jika pola seperti ini dapat diaplikasikan, saya yakin upaya Pemko Medan membenah banjir di Belawan akan berhasil.” ujar Jacky. (tandjung).