BELAWAN, PRESTASIREFORMASI.Com–Keluhan dan secercah asa warga Belawan terkait pembenahan banjir pesisir (rob) yang merendam kawasan Kota Pelabuhan Laut Medan ini secara bertahap memang sudah disahuti Pemko Medan.
Upaya tetsebut dibuktikan–sebagiannya–melalui proyek pembenahan parit khususnya di bilangan inti Kota Belawan. Ini meliputi parit-parit yang terhampar di sepanjang lambung Jalan Raden Soelian (dahulu Sumatera-red.) dan Jalan Veteran. Proyek ini dimulai medio Juni 2022.
Secercah harapan yang “diproklamirkan” dengan menghadirkan alat berat beko sebagai “ekskutor” pemangkas permukaan parit, warga pun mulai gembira.
Tentu saja harapan warga, proyek ini tak terlalu lama rampung, agar banjir yang cenderung laksana hantu itu tidak berlarut-larut membawa cerita duka di kecamatan pendulang devisa Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara ini.
Sayangnya, kinerja proyek pembenahan parit ini tak selaras dengan harapan. Itu di antaranya, sebagian besar permukaan parit yang sudah digebuk dan ternganga masih terbiarkan tanpa dilindungi penutup dari kinerja proyek.
Selain itu, permasalahan yang juga menjadi nestapa bagi warga pemilik toko, air pelimbahan di aliran parit tak juga mengalir, bahkan permukaannya semakin tinggi.
Menanggapi hal itu, Jacky seorang pengusaha pemilik bangunan sejumlah toko di bilangan Jalan Veteran/Langkat Belawan–yang dulunya dikenal sebagai Bioskop Cahaya– menyesalkan sistem kinerja proyek tersebut.
Seyogyanya mereka mengerjakan proyek pembenahan parit ini perlu terintegrasi dengan memperhatikan kondisi kepentingan hajat hidup warga yang mencari nafkah menjalankan usahanya di toko mereka.
“Kok kekgini kinerjanya. Mereka hanya terfokus membobok permukaan parit. Sementara permukaan parit ternganga tanpa disiapkan penutupnya. “
“Sebaiknya, parit yang sudah digebuk, siapkan penutupnya, sehingga tidak menyusahkan warga mencari nafkah yang menjalankan usaha jual-beli dagannya di toko mereka,” ucap Jacky.
“Kalau seperti inibcara kerja mereka, ini terkesan bertele-tele. Tolonglah, parit yang sudah digebuk dan ternganga segera ditutup.” saran pemilik sejumlah toko yang telah menjalankan usahanya sejak 70-an itu.
” Bioskop Cahaya Belawan sudah ada di Jalan Veteran ini (dahulu bernama Jalan siak-red) sejak tahun 1932 bernama Bioskop Sitara. Ini dikelola oleh nenek saya. Jadinya kami tahu betul struktur tanah dan parit di bilangan inti Kota Belawan ini. Makanya jangan sembarang gebuk.” ujarnya.
Pihak proyek perlu memperhatikan secara benar tentang kondisi saluran parit yang akan dibenah, agar hasil akhir proyek ini tidak sia-sia, dan dapat menghemat anggaran, sarannya.
Pengusaha yang sudah setengah abad di Kota Maritim ini menambahkan, selama ini terhambatnya saluran air parit kawasan Jalan Raden Soelian ke laut, karena posisi parit di perempatan Jalan Veteran/Langkat sebelah barat, jalurnya telah diubah sekitar lima tahun silam.
Saluran parit tersebut diubah dengan membelokkannya ke lambung timur Jalan Veteran/Langkat tepatnya di parit depan bioskop Sumatera. Akibatnya lalu lintas air maupun sampah menjadi tidak lancar. Inilah di antara penyebab tingginya permukaan air di bilangan inti Kota Belawan kala banjir datang menyergap, ujar Jacky.
Solusinya imbuh Jacky, pihak proyek agar mengembalikan kondisi parit di perempatan Jalan Veteran/Langkat sebelah barat ini kepada kondisi semula, yakni paralel mulai dari Jalan Raden Soelian terus ke Jalan Veteran, Jalan Bengkalis, Jalan Deli dan bermuara ke laut melalui bibir pantai Utara Kota
Belawan, pinta pengamat fasilitas pengendali banjir Kota Pelabuhan Laut Medan ini. (masri tanjung).