Medan, PRESTASIREFORMASI.Com – Memasuki bulan Juni wilayah Indonesia sebenarnya sudah memasuki musim kemarau. Pertanyaannya, kenapa di bulan Juni masih terjadi hujan di sejumlah daerah?
Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mendapati adanya penguatan intensitas La Nina menjadi moderat atau sedang. Penguatan La Nina terpantau sejak bulan maret, ini pula yang menyebabkan terjadinya curah hujan di Indonesia hingga bulan juni.
Akibat La Nina beberapa daerah di Indonesia yang seharusnya sudah memasuki masa peralihan menuju musim kemarau saat ini masih mengalami intensitas hujan yang cukup tinggi.
Apa itu La Nina? La Nina adalah fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera fasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah suhu normalnya.
Pendinginan SML tersebut mengurangi potensi pertumbuhan awan di samudera fasifik tengah, dan ini meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer harian dan kondisi atmosfer lokal di suatu wilayah.
Prediksi Musim Kemarau di Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina akan melemah dan netral pada periode Juli, Agustus, dan September 2022.
Sementara monsun Asia menunjukkan kondisi masih aktif, dan BMKG memprediksi masih hingga dasarian I Juni 2022.
Dasarian itu sendiri adalah satuan waktu meteorologi yang artinya 10 hari.
Dasarian adalah gabungan dua kata, yaitu dasa yang artinya 10 dan harian (dekade).
Monsun Asia di prediksi melemah pada dasarian II dan III juni 2022.
Artinya kondisi pembentukan awan di bagian wilayah utara Indonesia pada dasarian I dan II Juni 2022 masih cukup besar.
Prediksi angin lapisan 850 milibar (mb) pada juni hingga agustus 3022 menunjukkan monsun Australia akan aktif, dan mendominasi seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini potensi seluruh pertumbuhan awan-awan konvektif (awan-awan hujan) akan berkurang yang bermakna bahwa musim kemarau akan tiba di sebahagian besar wilayah Indonesia. Beberapa wilayah Indonesia yang sedang mengalami musim di bulan juni adalah Aceh bagian utara dan timur, sebagian Riau dan wilayah-wilayah Indonesia lainnya.
Namun di bulan juni ini, BMKG mencatat wilayah Aceh perlu mewaspai masih terjadi hujan lebat disertai petir, sementara wilayah Indonesia lainnya masih berada pada periode musim hujan dan masa peralihan musim.
Untuk mengetahui kondisi cuaca dan musim di wilayah Sumatera Utara penulis berdiskusi dan berbincang dengan Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Darmawan, S.Si, M.SI., Ahad (19/6/2022), bagaimana potensi cuaca dan impact terhadap daerah rawan bencana yang perlu diwaspadai.
Menurut Darmawan, untuk beberapa hari kedepan kondisi cuaca di Sumatera Utara masih akan terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagaian kabupaten, kota di Sumatera Utara.
Dengan curah hujan yang masih ada di sebagian daerah perlu kita waspadai dampak dari kondisi cuaca tersebut seperti banjir dan angin puting beliung disertai petir, terutama daerah lereng pegunungan.
Mengenai Kota Medan yang kondisi cuaca kurang bersahabat, Darmawan menjelaskan memang temperatur (suhu) udara saat ini berkisar antara 17 hingga 31 derjad celsius, dengan kelembaban udara berkisar 65 hingga 95 persen menyebabkan udara terasa agak dingin dan beberapa hari yang lalu matahari enggan muncul karena banyaknya awan menutupi langit. (h/Abdul Aziz, ST)
Pemerhati sosial dan lingkungan