Tanjab Barat, PRESTASIREFORMASI.Com – .Anak didik SMPN 7 Kelurahan Lubuk Kambing, Kecamatan Renah Mendaluh Kabupaten Tanjab Barat Propinsi Jambi, hingga Rabu (17/11/2021), sudah hampir dua bulan terpaksa belajar di teras sekolah karena gedung dibongkar akibat besteknyanmelenceng.
Berawal dari ketika sekolah tersebut mendapat bantuan rehab total dari anggaran APBN Pusat dari sekolah SD dan SMP se-propinsi Jambi. Ada16 sekolah yang dikelola PUPR propinsi.
Saat pembangunan berjalan, namun kurang pengawasan, diduga terjadi kelalaian pekerjaan pihak pengelola alias sub kontraktor sehinggatidak sesuai bestek.
Ironisnya didiketahui sekolahan tersebut sudah dua kali melakukan pekerjaan selalu tertunda karena tidak dikerjakan dengan benar. Saat pekerjaan pertama sudah hampir selesai, tapi dibongkar kembali kerna ketahuan pihak pengawas bahwa pekerjaan tersebut tidak sesuai bestek.
Saat diperiksa pengawas, bahan bangunan seperti seng dan rangka baja yang seharusnya kualitas satu tapi dipasang nomor dua dan tiga termasuk bahan lain sehingga pekerjaan distop harus ganti sesuai bestek awal.
Lantas dibongkar dan dipasang kembali sesuai petunjuk. Namun, setelah masuk tahap kedua pengerjaannya kini para pekerja diistirahatkan lagi sehingga pekerjaan tersebut terbangkalai.
Kepsek SMPN Lubuk Kambing yang minta namanya jangan dipublikasikan, saat dikonfirmasi atas terhentinya kegiatan tukang menjelaskan sepanjang ini kita belum mendapatkan inpormasi atas pemberhentian pekerjaan.
“Kita terima apa adanya. Soal anak didik, benar saat sekarang ini kita lakukan pembelajaran di teras sekolah sebab ruangan belajar tidak bisa dipakai penuh dengan bahan pangunan yang berserakan,” ungkap Kepsek itu.
Dia menyebut, terpaksa belajar di teras karena semua ruangan sudah dibongkar termasuk kantor dan musolah karna SMPN 7 Lubuk Kambing ini dapat anggaran rehab total semua ruangan.
“Hanya yang kita sayangkan, kenapa pekerjaannya lamban dan sering dihentikan. Kini satu pun para tukang bangunan ini tidak ada lagi di lokasi, sementara sekolah tidak mungkin meliburkan anak anak,” tutur kepsek tersebut.
Media ini berupaya mencari dan menghubungi pihak pekerja maupun sub kontaktor atau Dinas PUPR propinsi, namun merasa kesulitan untuk mendapatkan imformasi atas terhentinya perkerjaan tersebut.
Sejumlah wali murid saat dimintai pendapat atau komentar atas anak didik terpaksa belajar di teras sekolah, mereka ini berharap supaya pihak pengelolah pekerjaan segera menyelesaikannya sesuai petunjuk dan rencana awal supaya anak anak mereka tidak lagi berlajar di luar gedung.
Mereka juga meminta kepada instansi pemerintahan yang terkait baik propinsi maupun pusat, supaya menegur pihak pengelola.
“Sebap ini sudah dua bulan pekerjaan belum juga selesai,” tutur wali murid.
Pantauan PRESTASIREFORMASI.Com, hampir seluruh sekolah di Tanjab Barat yang mendapatkan bantuan rehab dari dana APBN ini terhenti pekerjaannya . Terdapat 11 sekolah SD dan SMP, semuanya dihentikan pengerjaannya. (Marjuni)
