Catatan: Bgd. Masri Tanjung. Wartawan SKU PRESTASI REFORMASI.Com

Artikel ini untuk Diikutsertakan Lomba Karya Tulis Jurnalistik Pelabuhan Indonesia Award 2021

Di tengah sergapan Pandemi Covid-19 yang belum usai dan  menyebabkan terusiknya normalisasi aktivitas di berbagai lini kehidupan, ternyata masih banyak kabar gembira yang mendorong rasa optimis masyarakat Indonesia dalam menjemput asa pertumbuhan ekonomi  sekaligus peluang lapangan kerja baru.

Harapan bahagia ini seiring dengan kebijakan Pemerintah  melalui Kementerian BUMN bersama leaders  PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo)  I, II, III, dan IV  (Persero) berkeinginan kuat mengusung Pelindo menuju Global Player petikemas   menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 dunia.

Tekad kuat tersebut tentu saja akan dapat tersahuti bilamana persyaratan dan ketentuan mutlak yang dikehendaki 8 besar dunia operator terminal petikemas itu terpenuhi oleh manajemen baru Pelindo.

Kabar baiknya, Pemerintah  melalui Kementerian BUMN bersama leaders  PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo)  I, II, III, dan IV  (Persero) segera menggabungkan 4 perusahaan pengelola pelabuhan laut ini menjadi satu perusahaan dengan nama Pelindo Bersatu.

Kandungan Pelindo Bersatu ini akan melahirkan  Sinergi dan Integrasi Pelabuhan Indonesia dalam  Mewujudkan Peningkatan Pelayanan Pelabuhan dari Timur ke Barat ”. Sekaligus menuju Pelabuhan Kelas Dunia.

Jika tak ada hambatan berarti,  paling lambat akhir September  atau awal Oktober 2021 ini hajatan “mimpi panjang” pemerintah membidani kelahiran jabang bayi  Sinergi dan Integrasi Pelabuhan Indonesia ini segera terwujud.

Rencana merger BUMN sektor pelabuhan ini telah  mendapat dukungan dari  berbagai kalangan terkait, sejak dari DPR sampai ke  pengamat bisnis pelabuhan. Ya, tentunya juga perlu dukungan dari masyarakat Indonesia.

Semoga ini dapat memberi manfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta berpeluang  membuka lapangan kerja baru. “Mari kita dukung Sinergi dan Integrasi Pelabuhan Indonesia menuju Indonesia maju dalam pelukan semangat Semarak HUT 76 RI PELINDO BERSATU,  INDONESIA TANGGUH, INDONESIA TUMBUH”.

Pencapaian  dreams goals perusahaan BUMN pengelola pelabuhan laut   ini hampir pasti   tidak mudah. Disebut-sebut, syarat mutlak bisa masuk ke gelanggang 8 besar dunia terminal operator petikemas, Pelindo Bersatu harus mampu membuktikan trend trafik peti kemas  throughput-nya sebanyak 16,7 juta TEUs (Twenty foot Equivalent Units).                                          

Analoginya

Analoginya Pelindo Bersatu  harus  menggenjot pertumbuhan trafik peti kemas sekitar 6,2 juta TUEs lagi  dari titik awal mimpi panjang ini digelorakan bersama  troughput yang sekarang ini dalam kisaran 10,5 juta TEUs.

Langkah untuk mencapai gerbang utama throughput 16,7 juta TEUs ini memang bukan coba-coba. Tapi berdasarkan estimasi yang terkandung di dalam dreams book Pelindo Bersatu, manajemen baru itu  tengah menggenggam  berbagai persyaratan yang diperlukan sebagai senjata pamungkas untuk tancap gas bilamana lonceng Sinergi dan Integrasi Pelindo telah berbunyi menggema menghibur hati.

Integrasi Pelindo ini bertujuan mendorong standarisasi pelayanan pelabuhan  agar efisiensi dalam rangka menekan cost logistic (biaya logistik) sebagai world class port (pelabuhan kelas dunia).

Ketua Organizing Committe (OC) Integrasi Pelindo sekaligus Direktur Utama Pelindo II (Persero) Arif Suhartono menyampaikan, bahwa langkah integrasi Pelindo punya target bagi  mengembangkan konektivitas maritim, standarisasi pelayanan pelabuhan, serta diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja dan efisiensi bagi BUMN kepelabuhanan di masa mendatang.

Merger Pelindo ini juga akan membuat kendali strategis pelabuhan lebih baik, “end to end”  standarisasi capex yang optimal dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas serta penerapan sistem IT terpadu. Selain itu pengembangan perencanaan bisa lebih holistik bagi jaringan kepelabuhanan, sehingga  ikut menurunkan biaya logistik.

Terkait upaya pengembangan bisnis, Badan Usaha Pelindo Bersatu akan focus sesuai core business-nya. Nantinya  akan ada pengelompokan atau klaster untuk kegiatan bisnis sejenis. Ini  akan dibagi menjadi empat, yaitu: pelayanan petikemas, non-petikemas, logistik, serta marine  equipment  & port services.

Disebutkan, dengan adanya klaster bisnis ini diharapkan setiap kegiatan memiliki layanan dan performansi yang sama, sehingga mampu mengelola asset lebih efisien dan menurunkan biaya logistik.

Hal itu ditegaskan  Dirut Pelindo II sekaligus Ketua Organizing Committee Integrasi Pelindo Arif Suhartono dalam Sarasehan Media Massa Bersama Pelindo yang digelar di Medan, Kamis (1/7). Di kesempatan itu  itu hadir Dirut Pelindo I Prasetyo, Dirut Pelindo III Boy Robyanto, Dirut Pelindo IV Prasetyadi dan jajaran Direksi Pelindo I,II,III dan IV. 

Ke depannya imbuh Arif, integrasi Pelindo   diharapkan dapat mendukung pengembangan industri di kawasan sekitar pelabuhan, hingga lebih jauh mendorong peningkatan konektivitas hinterland (daerah atau tempat produksi yang terletak di sekitar pelabuhan), volume ekspor impor, dan trafik pelabuhan.

Direktur Utama Pelindo I Prasetyo juga menambahkan bahwa penggabungan ini akan memberikan potensi yang besar. “Integrasi ini akan lebih banyak penciptaan kreativitas atau bisnis baru akan semakin besar potensinya. Nantinya di line bisnis akan menjadi satu. Misalnya,  di bisnis sektor peti kemas, standarisasi menjadi satu, sehingga pelayanan akan menjadi standar, baik di Belawan maupun di Makassar,” harapnya

Optimis Tercapai

Melihat kesiapan dari seluruh aspek yang dibutuhkan dalam paket rencana besar Pelindo Bersatu menuju global player  peti kema 8 besar dunias, kita optimis  “dreams goals” itu tercapai. Tentunya goals tersebut harus “didandani” dengan komitmen yang konkret  be the best and do the best pengawak Pelindo Bersatu secara  detail dan  terukur, sehingga deadlane (jangka waktu) yang ditargetkan bisa menjadi kenyataan.

Tekad kuat pemerintah melalui Kementerian BUMN bersama barisan pejabat Pelindo Bersatu mengusung terminal operator peti kemas Pelabuhan Indonesia menuju 8 besar dunia memang cukup beralasan. Ini mengingat NKRI  merupakan negara maritim terbesar di dunia yang  wilayahnya terdiri dari 2/3 kelautan. Di dalamnya terangkai 95 pelabuhan yang dikelola Pelindo.

Aspek lain sebagai pendukung secara geografis, anugerah Ilahi telah mengentarkan  Negeri Gemah Rifah Loh Jinawi ini berada pada jalur lintas perdagangan internasional yang  sangat strategis, yakni  Selat Malaka dan Laut China Selatan yang berhubungan dengan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi strategis ini sangat mudah merangkai  pelbagai pelabuhan mancanegara, terutama Asia dan Eropa.

Perlu disyukuri, sebagian besar pelabuhan yang dikelola Pelindo I menghadap langsung ke Selat Malaka. Di antaranya 3 pelabuhan berstandar internasional yang berada di dinding timur Selat Malaka, yakni Belawan, Kuala Tanjung dan Dumai.

Menurut Dirut Pelindo I Prasteyo, posisi tiuga pelabuhan tersebut  menjadi keunggulan dan    berpotensi besar menyerap pasar pelayaran di Selat Malaka yang setiap tahunnya dilewati 120.000 kapal, sehingga diharapkan dapat mendukung pencapaian dreams goals  Pelindo Bersatu Menuju Global Player Petikemas 8 besar dunia.

Pelabuhan merupakan salah satu unsur dalam sistem transportasi yang memiliki peran penting dan strategis dalam menggerakkan dan mendorong pencapaian tujuan pembangunan serta memberikan dukungan kemajuan daerah dan kelancaran arus logistik.

Menurut survei United Nations Confrence on Trade and Development (UNCTAD),  kontribusi moda transportasi dalam perdagangan dunia adalah sebagai transportasi udara sebesar 0,3 persen, transportasi darat sebesar 16 persen, perpipaan 6,7 persen, dan transportasi laut mencapai 77 persen. Dominannya transportasi laut mengindikasikan bahwa perekonomian dan perdagangan nasional adalah menciptakan transportasi laut yang baik dan unggul.

Berdasarkan data Lloyd’s List (2019), Singapura mampu melayani 37,2 juta  petikemas, dan Malaysia pada kisaran 22,6 juta petikemas. Sedangkan Indonesia sekitar 10,5 juta petikemas dan Thailand 8,1 juta petikemas.

Sedikit miris hati kita melihat data ini mengingat Indonesia dianugerahi  garis pantai terpanjang di Selat Malaka, yakni sekitar 600 mil, sedangkan Singapura 15 mil dan Malaysia 200 mil. Jika  zona menjadi argumentasi, setiap kapal yang memasuki mulut Selat Malaka tentu akan lebih dahulu menjumpai Belawan dan Kuala Tanjung. Ini salah satu peluang bagi Terminal Peti Kemas (TPK) Indonesia.

Kondisi ini harus menjadi pendorong tekad kuat Pemerintah dan Leaders Pelindo Bersatu untuk  tekan pedal gas secara terintegrasi dan  terukur menjemput asa untuk setara dengan Pelabuhan “Negeri Singa” dan “Negeri Ringgit” itu sebagaimana target troughput 16,7 juta TEUs yang senantiasa terlintas di ruang mata. Tentunya tekad ini diiringi dengan pembangunan pelabuhan yang kompetitif  sebagai upaya Indonesia dalam meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global.

Penutup

Harapan, dengan kesiapan  tiga pelabuhan berstandar internasional, yakni Belawan, Kuala Tanjung dan Dumai keberadaannya tidak sekedar saksi nyata sepanjang siang dan malam  di dinding timur Pulau Andalas ini “menatap” kapal-kapal pengangkut peti kemas internasional yang melintas di depannya, dan entah kapan akan singgah di sini.

Pengawak Pelindo Bersatu harus optimis mengimplementasikan be the best and do  best     mempersiapkan diri menuju  Pelabuhan Kelas Dunia dengan  komitmenyang konkret  meningkatan kapasitas serta kapabilitas pelabuhan, sehingga Goal Impian Integrasi Pelindo  menjadi Global Prayer operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 dunia benar-benar tercapai dengan gemilang. “ Go success Go world class port”.

Semoga tiga pelabuhan yang masih di dalam “pelukan” PT.Pelindo 1 ini—nantinya pasca Pelindo Bersatu yang akan berkompetisi secara terintegrasi—mampu merangsang dengan humanis kehadiran kapal-kapal  sekelas mother vessel pengangkut peti kemas yang pernah bersandar di Port Singapura Autorithy dan Pelabuhan Tanjung Pelepas.

Dan, kita juga berharap suatu hari nanti ketika barisan mother vessel pengangkut peti kemas sudah mulai merapat di Terminal Peti Kemas (TPK) yang menghadap langsung ke Selat Malaka, saat mereka akan lepas tambat dari lambung dermaga, mereka akan berseru, “ Begitu pamit tinggalkan TPK Belawan, dan  Kuala Tanjung maupun Dumai, semakin dalam rindu kami ingin kembali”.  “Selamat tinggal encik, mabuhay, sayonara kawang… till we meet again ! “(bgd. masri tanjung). 

 “Selamat Menyambut Terwujudnya Sinergi dan Integrasi Pelabuhan Indonesia menuju Pelabuhan Kelas Dunia”. Terima kasih saya ucapkan kepada Panitia Pelaksana Lomba Karya Tulis Jurnalistik Pelabuhan Indonesia Award 2021

Salam Sukses !

BERITA TERBARU:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *