Bungo, PRESTASIREFORMASI.Com – Calon Bupati Nomor 2, H Mashuri menjadi Khatib Shalat Jumat pada Jumat (13/11) di Masjid Baitussholihin, Dusun Danau, Kecamatan Pelepat Ilir. Ini membuktikan bahwa Mashuri adalah pemimpin yang tidak hanya sangat menguasai ilmu dibidang pemerintahan, juga orang yang alim, taat dan menguasai ilmu agama islam.
Dalam khutbahnya yang berjudul “Bagaimana Kita Menghadapi Fitnah” Mashuri menyebutkan bahwa fitnah sudah ada sejak zaman Nabi Adam dan akan tetap ada sepanjang bumi terkembang. Saat ini, kita hidup ditengah ilmu pengatahuan yang semakin canggih, informasi-informasi ada digenggaman kita, semua berita-berita kita dapatkan sesaat, pembicaraan-pembicaraan satu dengan yang lain akan lebih mudah mendapatkan informasinya.
Untuk itu, tentu kita harus lebih bijak dalam menyikapi semua berita-berita yang beredar. “Jangan sampai menimbulkan fitnah-fitnah dihadapan kita semua. Apakah berita-berita yang kita dapatkan semuanya benar?, Belum tentu. Untuk itu marilah kita bijak dalam menyikapi berita agar kita terhindar dari fitnah,” sebut Mashuri dalam khutbahnya.
Kemudian pertanyaannya, apa yang perlu kita lakukan sebagai seorang muslim yang baik, sebagai seorang muslim yang taat agar tidak merugikan muslim-muslim yang lain. Hanya akibat kabar bohong, kabar burung, berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan kita tidak pula lantas menyebarkan berita tersebut.
Setidaknya, ada beberapa hal yang perlu kita sikapi sebagai seorang muslim yang baik, untuk menyikapi fitnah-fitnah ini. Pertama, kata Mashuri, hati-hati dalam menerima berita dan janganlah asal menyebarkan berita. Ini menggambarkan kondisi seperti ini dalam Al-Quran surat Al Hujarat Ayat 6. Yang artinya, “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menumpahkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya, yang menyebabkankamu menyesal atas perbuatanmu itu,”.
Untuk itu, berita yang datang kepada kita, yang kita dengar, yang kita dapatkan pinta Mashuri, sebaiknya kita cek terlebih dahulu kebenarannya, agar jangan sampai menebar fitnah ditengah-tengah kita, yang menyebabkan kaum muslimin, saudara-saudara kita menjadi rugi dan kita menyesal dikemudian.
Mashuri juga mengutip Hadist Nabi Muhammad SWA, yang artinya. “Cukup seseorang dikatakan dusta jika dia menceritakan apa yang setiap didengarnya, setiap apa yang kita dengar maka kita ceritakan dengan orang lain, yang kita dengar tersebut belum tentu kebenarannya”.
Sikap kita yang kedua dalam menyikapi fitnah akhir zaman ini katanya, jangan sampai kita menghina, mencela karena berita-berita yang sampai kepada kita belum tentu benar adanya. Namun kita sudah menghujat orang-orang yang ada dalam berita itu, kita sudah membencinya padahal dalam berita itu belum tentu benar adanya.
Sikap kita yang ketiga katanya adalah doakan kebaikan bagi yang menyebarkan berita, maupun orang-orang yang difinah. “Kita doakan agar mereka yang menyebarkan betul-betul menyebarkan berita yang benar yang bisa dipertanggunjawabkan, berita yang dari sumber yang tidak bisa dibantah kebenarannya,” pintanya.
Kemudian yang keempat kata Mashuri, belum tentu kita lebih baik dari orang kita fitnah. Perlu kita camkan, bahwa kita belum tentu lebih baik dari orang lain. Al-Quran Surat Al Hujarat ayat 11 berbunyi yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang-orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang dihinakan itu lebih baik dari yang menghinakan”.
Untuk itu dalam zaman yang penuh teknologi dan ilmu pengetahuan ini ajak Mashuri, marilah kita apapun berita-berita yang didapat, yang kita dengar yang belum tentu kebenarannya, untuk kita melakukan crosschek terlebih dahulu, barulah kita menyampaikannya. Sehingga tidak ada yang dihinakan antara satu dengan yang lainnya.
Sekarang dunia semakin canggih. Apapun bisa kita lihat dalam genggaman kita, namun kata Mashuri kita harus hati-hati dalam menyikapinya. “Ingatlah dunia ini hanya sebentar, akhiratlah tempat kita kembali. Kalau ada yang dizolimi ingatlah, makin banyak pahala yang diperoleh oleh orang yang terzolimi karena pahala-pahala orang yang menzolimi berpindah kepada orang yang dizolimi,” paparnya.
“Mudah-mudahan Allah menyelamatkan kita, menyelamatkan orang-orang sholeh, menyelamatkan pemimpin-pemimpin kita dari seluruh fitnah keji, dan menyelamatkan kaum muslimin dan muslimat,” harapnya.
Diakhir khutbahnya, Mashuri menceritakan ada seorang pemuda yang sekaligus murid dan sahabat Nabi Ibrahim AS mendatangi Nabi Ibrahim. Pemuda itu berbicara sejenak dengan Nabi Ibrahim dan setelah itu berlalu dari hadapan Nabi Ibrahim. Selang beberapa saat setelah pemuda itu pergi, datanglah malaikat Izrail menghampiri Nabi Ibrahim AS. Lalu malaikan Izrail bertanya kepada Nabi Ibrahim. “Hai Ibrahim, mau apakah orang itu datang kepada mu?, maka Nabi Ibrahim menjawab bahwa yang datang itu adalah murid sekaligus sahabat ku, beliau mau menikah esok hari, beliau menyampaikan mohon restunya kepada ku dan beliau meminta aku menjadi saksinya”.
Lalu malaikan izrail menyampaikan, sayang sekali ibrahim, belau sebelum besok pagi sudah aku cabut nyawanya. Setelah itu malaikat izrail berlalu meninggalkan Nabi Ibrahim. Lalu Nabi ibrahim berlari mengejar murid yang sekaligus sahabatnya untuk menyampaikan apa yang disampaikan Izrail. Namun diurungkan langkahnya, beliau mengatakan bahwa biarlah mati menjadi rahasia Allah SWT, mati bukan rahasiaku, mati bukan tanggungjawabku, mati bukan kewenanganku.
Maka sampai keesokan harinya, pemuda ini tetap sehat dan melangsungkan pernikahannya. Hari berlalu tahun pun berganti, pemuda tadi kemudian memiliki keturunan sampai berumur 70 tahun, beliau tetap sehat. Maka timbul pertanyaan dalam hati Nabi Ibrahim, apakah malaikat Izrail menipu ku?, lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Malaikat Izrail, Hai Izrail, kenapa engkau katakan bahwa pemuda itu akan dicabut nyawanya sebelum dia melangsungkan pernikahan?,
kemudian Izrail menjawab, ketahuilah Hai Ibrahim ketika pemuda itu pulang ke rumah, beliau mengumpulkan seluruh saudara-saudaranya. Lalu beliau katakan bahwa esok hari dia akan menikah, dan beliau katakan “Separuh harta ku ini, aku hibahkan ke jalan Allah SWT. Sedangkan separonya aku gunakan untuk modal hidup ku”.
Kata Izrail, ketika pemuda itu mengucapkan itu, Allah perintah langsung kepada ku untuk menunda mencabut nyawa pemuda itu. “Untuk itu, marilah kita bersama-sama membangun rumah Allah jauh lebih baik dari tempat tinggal kita, sehingga kita merasa jauh lebih nyaman berada di dalam rumah Allah daripada di rumah kita,” paparnya. (TMC)