Fungsi kognitif adalah faktor penting dalam menentukan kualitas kehidupan seseorang. Pada kenyataannya, kemampuan kognitif atau kemampuan untuk berpikir yang optimal tidak hanya dibutuhkan oleh individu yang berusia muda, tetapi sepanjang usia. Bahkan pada lansia, kemampuan berpikir akan menentukan tingkat ketergantungannya terhadap pertolongan orang lain.

Apa akibatnya jika kita tidak memelihara fungsi kognitif otak?

Otak merupakan organ terpenting dari tubuh kita karena berbagai fungsi tubuh dikendalikan oleh otak. Fungsi kognitif sangat bergantung pada kesehatan otak yang ditandai dengan kemampuan otak dalam memproses berbagai stimulus dari lingkungan sekitar, di antaranya untuk mempelajari hal-hal baru, mengikuti intuisi, melakukan penilaian, kemampuan berbahasa, dan kemampuan mengingat.

Kemampuan otak dapat menurun apabila jarang menerima dan memproses stimulus, atau dengan kata lain jika kita jarang menggunakan otak untuk berpikir. Fungsi otak akan menurun jika jarang memproses stimulus, terlebih lagi jika tidak digunakan berpikir secara optimal, karena dapat menyebabkan penurunan fungsi seiring berjalannya usia.

Bagaimana cara kerja fungsi kognitif otak?

Otak terdiri dari dua bagian; otak besar (cerebrum) dan otak kecil (cerebellum) yang masing-masing berfungsi untuk memproses stimulus. Otak akan benar-benar bekerja dan mengalami peningkatan fungsi jika semua bagian otak ikut memproses stimulus.  Hal ini hanya akan terjadi saat kita melakukan kegiatan yang mendorong untuk aktif bergerak, mencari, dan mempelajari hal baru secara tiga dimensi di dunia nyata. Bermain suatu permainan di depan layar untuk “mengasah otak” mungkin akan memberikan sedikit efek postif, namun tidak akan membantu meningkatkan fungsi otak.

Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan fungsi kognitif otak

Kebiasaan kita akan menentukan seberapa besar kinerja otak dan menentukan apakah dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Berikut beberapa rutinitas harian yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan fungsi kognitif otak:

meningkatkan fungsi kognitif otak memperkuat memori
1. Beraktivitas fisik

Saat beraktivitas fisik, terjadi beberapa mekanisme yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang. Dengan beraktivitas fisik, otak akan bekerja secara optimal dengan menghasilkan protein brain-derived neurotrophic factor (BDNF) yang membantu meningkatkan aliran darah ke otak. Hal ini akan mencegah kerusakan sel otak sehingga dapat mencegah terjadinya stroke dan membantu dalam pembentukan sel otak yang baru. Dengan demikian, fungsi otak akan meningkat dan menjaga kemampuan mengingat otak. Hal sudah didukung oleh suatu penelitian yang menunjukan anak yang aktif beraktivitas fisik akan memiliki kemampuan akademik yang lebih baik.

2. Mengatur pola makan dan asupan nutrisi

Otak merupakan organ yang membutuhkan energi paling banyak untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Sekitar 20% energi tubuh akan dihabiskan oleh otak untuk melakukan pekerjaan besar. Memenuhi kebutuhan glukosa dan karbohidrat akan menyediakan energi yang cukup bagi otak untuk melakukan fungsinya. Jenis karbohidrat kompleks akan lebih baik dikonsumsi karena akan menghasilkan energi yang lebih tahan lama.

Beberapa nutrisi yang memberi efek positif terhadap fungsi kognitif otak di antaranya:

  • Vitamin – jenis vitamin B12 dan vitamin D dapat mempengaruhi fungsi dan perkembangan saraf pusat. Kekurangan kedua vitamin ini akan meningkatkan risiko untuk kehilangan ingatan dan penurunan kemampuan berpikir.
  • Zat besi – jenis mineral ini membantu darah mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Defisiensi zat besi akan lebih berisiko dialami perempuan yang mengalami menstruasi atau ibu yang sedang hamil.
  • Docosahexaenoic acid (DHA) – merupakan bagian dari omega-3 yang berperan sebagai bahan pembentuk otak esensial  karena tubuh kita tidak dapat memproduksinya sendiri.  Asupan DHA atau omega-3 yang cukup akan membantu memperlambat penurunan fungsi otak yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia.
  • Antioksidan – merupakan senyawa yang berfungsi mencegah kerusakan sel tubuh, termasuk di antaranya kerusakan sel otak.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan yang memicu kreativitas

Kegiatan seperti berkarya dalam bidang sastra, seni rupa, maupun seni musik akan melatih otak untuk memproses berbagai informasi. Misalnya, dengan berkarya di bidang seni rupa akan mendorong otak untuk membuat visualisasi dan mewujudkannya, kegiatan menulis atau membaca akan membantu seseorang dalam membangun prespektif terhadap sesuatu dan menuangkannya dalam tulisan, sedangkan bermain musik akan meningkatkan kemampuan komunikasi antar bagian otak kiri dan otak kanan. Bahkan suatu penelitian menunjukan anak yang aktif dalam kegiatan seni berpeluang untuk memulai bisnis pada saat usia dewasa.

4. Mempelajari berbagai hal baru

Dengan terus belajar, kita akan terbuka terhadap pengalaman dan hal baru yang merupakan pertanda bahwa otak kita terus aktif memproses informasi. Fungsi kognitif akan terus meningkat karena memproses informasi yang baru akan meningkatkan ukuran dan struktur neuron dan koneksi antara neuron yang terus berkembang seiring dengan Anda terus belajar. Otak yang aktif akan mengurangi keparahan dari gangguan kognitif yang sulit dicegah seperti Alzheimer, dan meningkatkan ketahanan fungsi kognitif.

5. Mendapatkan waktu tidur yang cukup

Otak memerlukan istirahat untuk menyimpan serta memproses ingatan dan hal yang sudah dipelajari dengan baik. Tidur adalah salah satu cara terbaik untuk mengistirahatkan otak. Kekurangan waktu tidur akan menurunkan fungsi otak untuk berpikir dan memproses informasi. Tidur yang cukup (sekitar 7 jam) akan menyediakan energi yang lebih banyak untuk otak sehingga dapat membantu otak untuk berkonsentrasi.

6. Tetap menjalin koneksi sosial

Bersosialisasi dapat mencegah seseorang merasa depresi dan kesepian, kedua hal ini adalah pemicu penurunan fungsi kognitif otak. Merasa terisolasi dari lingkungan sosial juga akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Kedua faktor ini akan berinteraksi satu sama lain sehingga meningkatkan produksi hormon stres yang pada akhirnya mengganggu fungsi kognitif otak. Menjalin koneksi sebanyak-banyaknya dan lebih banyak bergaul akan mengurangi risiko Anda untuk mengalami penurunan fungsi kognitif.

7. Mengatur stress

Pemicu stress dari lingkungan sekitar akan dengan mudah meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan karena otak memproses pikiran yang terus menerus menimbulkan kecemasan. Jika Anda mengalami stress dalam waktu yang lama, kemungkinan kadar hormon kortisol akan cenderung konstan atau bahkan meningkat, hal ini akan menurunkan fungsi otak, membuat Anda mengalami gangguan mood, dan mengalami kesulitan dalam belajar.

Beberapa kegiatan seperti yoga dan meditasi akan membantu Anda untuk menghilangkan stres sementara waktu, dengan begitu hormon kortisol tidak akan meningkat secara terus menerus. (h/hellodokter)

BERITA TERBARU:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *