Bungo, PRESTASIREFORMASI.Com – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Pasar Gelar Pendidikan Dasar Keamanan dan Ketertiban (Diksar Kamtib) Pasar yang diadakan di puncak Tambalo Dusun Timbolasi Kecamatan Bathin III Ulu, Jumat (21/08/2019).

Diksar Kamtib Pasar kali ini bertemakan “Perekat Persatuan Berjalan Bersama Menuju Pasar Aman dan Tertib Membangun Bungo Maju dan
Sejahtera”.

Pembukaan Diksar diawali dengan pelepasan di Kantor UPT Pengelolaan Pasar Kecamatan Pasar Muara Bungo.

Selanjutnya peserta menuju lokasi Diksar di Bukit Tambalo. Di lokasi dilanjutkan pembukaan ditandai dengan penyerahan peserta Diksar kepada Instruktur dari Kodim 0416/Bute oleh Kepala UPT Pengelolaan Pasar Jenawer kepada Tohirin Abas.

Adapun anggota yang ikut dalam Diksar sebanyak 55 orang. Selain itu tampak juga Saiful Bahri Kepala UPT Pengelolaan Pasar Kuamang Kuning.

Dalam arahannya Kepala UPT Pengelolaan Pasar Jenawer, SP mengatakan bahwa kegiatan ini untuk melatih kekuatan fisik, mental serta diberikan juga psikotes.

“Yang jelas di dalam teorinya Diksar ini berkaitan dengan fisik dan teori yang berkaitan dengan mental ideologi serta psikotes,” terang Jenawer.

Berikutnya melalui Diksar ini nantinya meliputi pendidikan fisik yaitu jasmani seperti olahraga, hal ini berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi para peserta trantib yang harus dikerjakan dengan baik,” tambahnya.

Selanjutnya dalam praktek di lapangan harus memahami etika, sopan santun mental spiritual, dimana mereka bekerja harus sesuai dengan fungsinya. Misalnya kalau bertemu dengan para pedagang, mereka diajari cara kita menegur pedagang, bagi yang melanggar aturan pasar harus diberi penjelasan yang baik dan jangan langsung dihukum, maka tugas kitakan mengayomi, kita harus lakukan tindakan preventif salah satunya tentu mereka harus punya ilmu buat masing-masing anggota, sehingga tidak sampai menimbulkan konflik ketika menemui sebuah masalah,” imbuhnya lagi.

Ditambahkan Janewar lagi bahwa dalam Pasar Kota ini kan banyak etnis antara satu etnisnya itu kita tahu bahasa dan budaya apa, kalau itu orang Medan ya kita harus bagaimana dengan mereka, kalau itu orang Padang kita harus bagaimana dengan mereka dan juga terhadap orang Dusun kita nantinya karena banyak kita temukan di lapangan,” tutur Janewar.

Jadi kita harus bisa mencoba untuk masuk kepada etnis dan budaya seluasnya, memantapkan kemampuan kita secara psikologis kejiwaan orang tersebut, bagaimana kita menghadapinya, bagaimana kita tidak harus ada benturan fisik dengan mereka,” harapnya.

“Intinya kita harus bisa menciptakan suasana aman dan tertib, termasuk juga kegiatan jasmani, jasmani itu tentu berkaitan dengan fisik, mudah-mudahan terjaga kesehatannya sehat jasmaninya terjaga juga rohaninya ini kepada pribadi masing-masing.

Jenawer juga menambahkan, pendidikan dasar ini baru mengolah tingkat dasar dulu, tingkat dasar ini mengacu kepada proses kita untuk mengambil tingkat yang lebih tinggi yang mungkin nanti berkenaan dengan kebutuhan alat kerja alat kerja itu yang kuat dengan pengamanan diri dan untuk fungsinya untuk apa,” tegasnya.

Sedangkan psikotes nantinya maksudnya itu tujuan psikotes itu tentu berkaitan dengan kalaupun orang ini gangguan jiwa, tentu kita harus melakukan kewajiban kita terhadap orang itu jadi kita tidak bisa mengambil satu tindakan tanpa proses keilmuan dan disinilah dituntut keahlian kita di bidang keamanan.

Untuk kegiatan-kegiatan Diksar ini mencakup materi selama 15 jam, 15 jam itu akan terdiri dari baik teorinya maupun nanti di secara fisiknya nanti mungkin pada saat-saat tersebut habis itu ada psikotes itu dan terakhir uji kemampuan,” pungkas Jenawer. (hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *