Terowongan Padang Halaban Tinggal Kenangan, Rumah dan Motor Rusak Diterjang Puting Beliung
Labura, PRESTASIREFORMASI.COM – Setiap Minggu sejak 2, 11 hingga 19 Agustus 2020, sejumlah kawasan dan Desa di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Sumatera Utara, diterjang angin puting beliung, hujan es diiringi hujan lebat. Akibatnya, selain menumbangksn jejeran pepohonan kayu putih (Terowongan Padang Halaban), juga merusak sejumlah rumah dan motor.
Belum pupus dari ingatan, angin kencang yang menghantam dan merontokkan pohon kayu putih atau dikenal dengan julukan terowongan Padang Halaban pada hari Minggu (02/8/2020) lalu.
Tumbangnya pepohan yang ada di sekitar rel kereta api tersebut, disebabkan angin kencang dan hujan lebat satu harian. Sehingga hampir punahlah cagar budaya tempat masyarakat selalu berpoto Selfi dan melepas penat di tengah hari.

Kawasan itu disebut Terowongan Padang Halaban, karena pohon yang berbaris di kanan dan kiri rel kereta api itu menyatu membentuk terowongan dengan usia pohon yang cukup lama. Diperkirakan sudah sampai puluhan tshun . Kini yang tersisa tinggal kenangan.
Seminggu kemudian, badai pun kembali menerjang Labura pada hari Selasa (11/8/2020) sore, hujan es disertai angin kencang melanda kecamatan Aek Natas. Pusaran angin menerjang Dusun Pamaratan Desa Pangkalan. Salah satu rumah warga bernama Lek Pong rusak berat. Selain itu atap Seng rumah warga lain pun berterbangan akibat angin kencang.
Bahkan satu batang pohon besar tumbang dan menimpa sepeda motor milik Lek Min yang terparkir di dekat rumahnya.
Badai di Labura sepertiny belum berlalu, di minggu ketiga, tepatnya Rabu (19/8/2020) malam, angin kencang dan hujan deras menghantam Dusun lI (dua) Desa Siamporik, kecamatan Kualuh Selatan, salah satu rumah warga milik ibu Camcam terbang disapu angin.

Janda yang tinggal seorang diri ini hanya bisa pasrah kehilangan tempat bernaung. Hampir separuh bubungan rumahnya hingga ke belakang habis terbang terbawa angin hingga ke kebun sawit di belakang rumahnya. Barang- barang dan perabotan di dalam rumahnya basah semua.
Miris hati kita melihat tiga kejadian ini. Peristiwa alam itu telah meninggalkan penderitaan dan rasa was-was bagi warga di kabupaten Labura yang terkenal dengan motto “Basimpul Kuat Babontuk Elok” itu.
Lalu muncul pertanyaan di benak kita, apakah ini murni oleh faktor alam ? Atau ada faktor pengaruh tangan-tangan “kotor” manusia yang ingin memperkaya dirinya sendiri namun mengundang petaka. Wallahualam bissawab!(Saiful).
BERITA LABUHANBATU LAINNYA:
- 209 Personel Polres Samosir Ikuti Apel Kesiapan Akhir Operasi Lilin Toba 2025

- Enam Desa Dua Kelurahan Di Barus Langganan Banjir Aek Sirahar

- Kapolres Samosir: Bela Negara Harus Diwujudkan dalam Tindakan Nyata

- Bapenda Samosir Gelar Razia Kepatuhan Pajak Kendaraan, Wajib Pajak Diimbau Manfaatkan Program Keringanan

- Kejar Kepatuhan Pajak Kendaraan 2025, Bapenda Sumut dan Pemkab Samosir Gelar Razia Persuasif

- Kelompok 80 Dorong Penanganan Perubahan Kawasan Hutan Eks PT DMK di Sergai

: