Sungai Kualuh yang biasanya di hari ke-2 Lebaran setiap tahun ramai dihadiri pengunjung dalam perayaan Hagaf, tahun 2020 ini sepi senyap karena dampak Covid-19, upaya memutus mata rantai pandemi virus Corona. (foto: Saiful)
Labura, Prestasireformasi.com. – Sungai Kualuh”dan sekitar pinggiran sungai yang tahun ke tahun merupakan tempat hiburan dan bermain para pengunjung di hari lebaran kedua, tampaknya tahun 1441 H/2020 ini cuma tinggal kenagan semata.
Hari gembira Aidul Fitri atau biasa di sebut Hagaf yang ke-61 tahun, untuk kali ini resmi di tiadakan mengingat situasi pandemi yang sampai saat ini sangat membuat pemerintah dan masyarakat harus mengikuti protokoler kesehatan untuk memutus mata rantai penularan virus tersebut.
Masyarakat sekitaran kabupaten Labuhanbatu Utara (Lbura) Provinsi Sumatera Utara, sangat merasa kecewa dengan kenyataan ini. Namun apa hendak dikata kejadian seperti ini tak ada satu pun di antara kita yang dapat membayangkan terjadi di bumi kita ini. Ini murni ketentuan sang Ilahi pencipta alam.
Bukanlah waktu yang singkat, 61 tahun yang lalu para sesepuh putra “Kualuh” menuangkan ide mereka untuk membuat pinggiran dan sungai Kualuh sebagai tempat hiburan di kala lebaran tiba. Sudah tentu dengan berbagai kegiatan dan perlombaan yang membuat masyarakat Labura terhibur terkhusus masyarakat Gunting saga.
Labura dengan julukan negeri “Bersimpul kuat berbentuk elok” yang khas dengan masakan kualuhnya, gulai asam ikan baung dan Anyang ayamnya akan selalu menjadi pembuka selera makan di saat lebaran begini.
Mungkin itu akan terlewatkan di tahun ini. Semoga dengan usaha dan doa kita bersama virus covid-19 segera berakhir, sehingga tahun depan Hagaf dapat diselenggarakan lebih meriah lagi!. (Saiful).