Bupati Dairi dan Forkompinda foto bersama penghuni rumah singgah TWI Sitinjo. (Nur).
Dairi, PRESTASI REFORMASI.COM – Dua warga yang telah menjalani isolasi atau karantina selma 14 hari di rumah singgah Taman Wisata Iman (TWI) Kecamatan Sitinjo, dipebolehkan pulang ke kampung halamannya setelah dinyatakan negatif Covid-19. Acara Pemulangan dua warga itu dihadiri Bupati Dairi dan Forkompinda, Rabu (6/5/2020).
Rotua Panjaitan yang juga Plt Kadis Parawisata Kabupaten Dairi Selaku Penanggung jawab rumah Singgah di TWI dalam laporannya menyampaikan, jumlah penghuni rumah singgah TWI Sitinjo berjumlah 42 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 11 orang dan perempuan 31 orang.
“Untuk status ODP 3 orang dan dalam pantauan 39 atau statusnya pelaku perjalanan. Pasien yang selesai dipantau ada 2 orang atas nama Rony Sianturi dan Delfi Sitorus. Sudah menjalani masa karantina 14 hari dan telah dilakukan Rapid Test dengan hasil negatif. Sebelumnya Ronni datang dari zona merah kota Medan dan Delfi dari Malaysia,” terang Rotua.
Rotua menyebutkan, untuk kegiatan yang dilakukan di rumah singgah, setiap harinya dilakukan pemeriksaan kesehatan dua kali sehari. Selain itu para penghuni dijaga kebugaran tubuhnya dengan senam pagi dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.
“Shering atau konsultasi dengan petugas medis rutin kita lakukan dengan warga yang dikarantina, makan tiga kali sehari, diberikan ekstra puding dan juga tambahan makanan buah-buahan,” sebutnya.
Salah satu pasien yang selesai menjalani isolasi karantina, Rony Sianturui pada kesempatan itu, mengucapkan terimaksih kepada Gugus Tugas dan segenap jajaran Pemkab Dairi khususnya kepada Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu. Karena selama dirinya menjalani isolasi karantina di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo diperlakukan dengan baik dan dilengkapi fasilitas dan sarana prasaranan yang baik dan memadai.
“Hari ini, saya selesai menjalani isolasi dan akan pulang ke rumah untuk bertemu keluarga. Kepada teman-teman semua semoga sehat selalu, jangan lupa shering kebahagian kalian di media sosial, agar keluarga dan warga di kampung kita masing-masing tidak khawatir dan justu ikut senang melihat dan merasakan apa yang kita rasakan. Semoga badai pandemi ini segera berlalu dan perekonomian kembali membaik,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Rony meneriakkan ungkapan kebahagiannya dengan menyebutkan, “Apakah teman-teman baik di sini, apakah teman-teman sehat di sini, apakah teman-teman-teman nyaman di sini?”. Ungkapan itu pun disambut serentak para penghuni rumah singgah, “Baik, baik, baik….!”.
Sementara Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu dalam arahannya mengatakan, Covid-19 merupakan virus yang sangat berbahaya, karena hingga sekarang ini belum ada obatnya dan saat ini pula negara-negara di Eropa sudah menggabungkan diri menyumbang dana yang besar kepada lembaga penelitian dunia untuk mencari vaksinnya.
“Oleh karena itu kita harus waspada terhadap pandemiini. Kita lihat banyak sekali warga yang meninggal karena Covid-19 ini. Sehingga Pemerintah Indonesia sigap menjaga seluruh rakyatnya, agar terhindar wabah virus yang mematikan ini,” ujar Eddy.
Dia menyampaikan, Pemkab Dairi sama seperti pemerintah di daerah lain yang ada di Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga masyarakatnya, siapapun dia dari manapun dia agar terhindar dari pandemi ini.
“Apa yang kita lakukan ini merupakan bagian dari protokol kesehatan, dimana siapa saja tanpa terkecuali, apabila ada indikasi terpapar Covid-19 harus di isolasi atau karantina selam 14 hari,” ujar Eddy Berutu.
Isolasi 14 hari yang disediakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Dairi di lokasi Taman Wisata Iman (TWI) Dairi ini, sengaja dipersiapkan untuk siapa saja masyarakat yang berasal dari zona merah yang ingin pulang ke Kabupaten Dairi.
“Kita berusaha untuk menyedikan semua fasilitas bagi warga, agar nyaman selama menjalani isolasi. Terimakasih atas kesadaran dan ketaatannya terhadap aturan protokol yang ditetapkan pemerintah selama di rumah singgah TWI ini,” ucap Eddy Berutu.
Lebih lanjut Eddy mengatakan, Tren Covid-19 di Kabupaten Dairi terus menurun dan membaik, pada awal-awal itu sangat tinggi. Tapi sekarang menurun dan kasus ODP sekarang tinggal 7 orang.
“Kita tunggu jatuh temponya, semoga semua sampai 14 hari nanti nasilnya negatif dan OPP kita nol, sehingga kita semua bisa pulang bertemu dengan keluarga,” ungkap Eddy Berutu
Eddy Berutu menuturkan, pihaknya baik Pemkab Dairi dan juga Gugus Tugas tidak akan henti-hentinya melakukan berbagai upaya guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.
“Kita terus melakukan sosialisasi, himbauan, dan tindakan langsung bersama berbagai lintas sektoral, baik pusat hingga ke tingkatan pemerintah daerah paling bawah hingga ke dusun untuk mengharapkan partisipasi dukungan dari masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Dairi,” imbuhnya.
Menurut Bupati Dairi, sebelumnya masih ada yang belum yakin kalau Covid-19 ini berbahaya, bahkan masih anggap remeh dan lain-lain. Namun, bertahap mulai tertib dan hasil kerja keras yang dilakukan secara berkelanjutan selama kurang lebih dua bulan belakangan ini telah menunjukkan hasil, yakni menurunnya angka ODP di wilayah Kabuapatan Dairi.
“Jadi, kalau kita sekarang semua bebas, tinggal kita awasi saudara-saudara kita yang datang dari luar derah. Kalau kita lengah, tren ini akan naik kembali dalam dua pekan ke depan. Belum ada tanda printah bahwa status bahaya diturunkan dari pemerintah,” kata Eddy Berutu.
Eddy Berutu juga berpesan kepada para warga yang menjalani isolasi karantina di TWI agar turut serta sebagai agen yang terlibat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Mari gunakan seluruh media yang ada , seperiti media sosial untuk menyampaikan pengalaman saudara-saudara sekalian, bahwa isolasi itu tidak gampang tapi segera berlalu. Kepada warga yang ada di perantauan untuk tidak pulang kampung atau mudik sementara waktu, hingga wabah ini selesai,” pungkasnya. (Nur)