Samosir, prestasireformasi.com – Bupati dan Wakil Bupati Samosir, Rapidin Simbolon dan Juang Sinaga mengikuti konferensi lewat Vidio langsung dengan Gubsu, Edy Rahmayadi dari ruang rapat Bappeda Samosir, Selasa (14/4) terkait kondisi terkini pencegahan dan penanganan wabah Covid-19 di Sumatera Utara.
Turut mendampingi Bupati dan Wakil Bupati, Sekdakab Samosir, Jabiat Sagala, Kepala Bappeda Samosir, Rudi Siahaan, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Samosir, Rohani Bakara, para asisten, pimpinan SKPD terkait, Praeses HKBP Distrik VII Samosir, Pdt. Mangido Tua Pandiangan, dan Pendeta GKPI Resort Pangururan, Pdt. Marulam Rikki Siregar.
Di awal vidio , Rahmayadi menyampaikan terima kasih kepada bupati/walikota atas kepedulian, kreativitas, dan kerja keras yang telah dilakukan selama siaga darurat yang diberlakukan di Sumatera Utara.
Persoalan fisik dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 di Sumatera Utara, Rahmayadi menekankan agar bupati/walikota tetap menyediakan layanan terbaik bagi orang terpapar Covid-19 dan orang terkena dampak wabah.
“Kita menemukan kesulitan-kesulitan dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dan masker, karena kelangkaan peralatan di pasaran,” ungkapnya.
Namun demikian, tegasnya, Pemprovsu akan berusaha semaksimal mungkin untuk pengadaan alat dan masker tersebut dalam waktu dekat dan langsung mengirimnya ke kabupaten/kota.
Secara angka, Rahmayadi merinci peralatan yang akan dikirim yaitu 50 APD untuk bupati/walikota, 25 APD di setiap Puskemas, dan 100 APD di rumah sakit rujukan.
Dia juga menambahkan masker bedah untuk para tenaga medis. Selain itu, jika masyarakat terpaksa harus keluar dari daerahnya, mereka akan diberikan masker.
Dalam arahan sebelumnya, Gubsu juga telah menghimbau bupati/walikota untuk tetap mensosialisasikan: hindari keramaian dan gunakan masker jika keluar rumah.
Dia berterima kasih atas upaya bupati/walikota yang menggerakkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKN) memproduksi masker secara massal untuk dipakai masyarakat.
Menyangkut protokol pemakaman jenazah positif Covid-19, Gubsu menegaskan agar Standar Operasional Prosedur (SOP) benar-benar dilakukan.
“Itu merupakan tanggung jawab wilayah tempat dimana jenazah itu tinggal. Bbupati/walikota harus berupaya keras untuk mempermudah proses pemakaman,” tegas Edy.
Dalam pendeteksian wabah Covid-19, Pemprovsu akan menyediakan 1000 (seribu) Rapid Test (RT) agar dalam kurun waktu 1 sampai 7 hari orang dikategorikan ODP dipastikan terpapar atau tidak dan melakukan tindakan lanjutan.
Gubsu juga menginformasikan 100.000 masker M95 sedang dalam perjalanan dari Tiongkok untuk dibagikan kepada tenaga medis yang ada di kabupaten/kota yang akan didistribusikan ke kecamatan dan desa.
Dia menginstruksikan agar Puskesmas menyiapkan tempat bagi masyarakat yang membutuhkan layanan medis terkait COVID-19.
Persoalan nonfisik dalam penyediaan jaring pengaman sosial (Social Safety Net), Gubsu menyampaikan data yaitu penerima PKH sumber APBN berjumlah 408.321 KK dan mereka akan menerimanya sebelum tanggal 15 April 2020 berdasarkan nama dan alamat (by name, by address).
Dia meminta kepada bupati/walikota untuk mendata orang miskin baru di luar penerima PKH secara konkrit agar Pemprovsu dapat merelokasi anggaran bagi masyarakat terdampak wabah Covid-19.
Rencananya, Pemprovsu melalui anggaran akan memberikan bantuan bagi masyarakat penerima PKH dan terdampak Covid-19 pada tanggal 25 April 2020 dengan rincian jumlah (penerima PKH 408.321 KK ditambah jumlah orang terkena dampak berdasarkan data yang disampaikan dari kabupaten/kota).
Jumlah akhir inilah yang menjadi dasar pemberian bantuan dari Pemprovsu. Dana yang diberikan bukan bentuk tunai melainkan keperluan hidup sehari-hari berupa beras, gula, dan minyak.
Terkait mengapa ada pemberian di tanggal 15/4 dan tanggal 25/4, Gubsu menyatakan itu adalah strategi Pemprovsu agar persediaan rumah tangga tetap terjaga sesuai dengan waktu penggunaannya.
Basis data, harapnya, agar diserahkan ke Dinas Koperindag kabupaten/kota untuk disampaikan ke Pemprovsu terutama masyarakat akibat PHK dan dirumahkan.
Untuk itu, dia mengharapkan agar Pemkab/Pemkot berkomunikasi dengan dengan perusahaan yang pailit pada masa wabah COVID-19 ini terkait data karyawan/i yang di-PHK untuk diarahkan untuk mendapatkan Kartu Pra Kerja.
Penganggulangan dampak wabah Covid-19, Gubsu menyampaikan tidak bisa hadir ke kabupaten/kota secara langsung. Namun dia berharap agar kabupaten/kota melakukan apa yang dapat dikerjakan, dan memaksimalkan upaya-upaya yang dapat dilakukan.
“Saya akan tetap mendukung, jangan bosan-bosan, setiap saat dapat menghubungi saya,” tegasnya dan berharap agar tetap bahu membahu, berbagi pikir, berbadi doa, dan hindari ego sektoral.
Dalam pencegahan wabah Covid-19, Gubsu meminta kepada bupati/walikota untuk menjaga perbatasan untuk memeriksa orang yang masuk baik dari dalam maupun luar negeri.
“Siapa pun itu, dia adalah warga negara kita, tegasnya, kita mempunyai kewajiban untuk melayaninya,” ujarnya.
Gubsu memaparkan perjalanan kapal dari Batam ke Belawan yaitu sebelum berangkat ke Belawan ditemukan 9 (sembilan) orang terpapar, kemudian dikembalikan. Setelah itu, kapal sampai di Belawan, ditemukan 3 (tiga) orang terpapar. Tindak lanjutnya, Pemprovsu memutuskan mengisolasi 36 (tiga puluh enam) orang di rumah sakit di Deli Serdang.
Gubsu juga meminta kepada bupati/walikota memonitor jalur keluar dan masuk ke Kabupaten Nias baik jalur laut maupun udara untuk mempertahankan agar Kabupaten Nias tetap zero Covid-19 sampai wabah ini secara resmi dinyatakan berhenti.
Dia juga menambahkan, Rapid Test (RT) akan diperbanyak di pintu masuk pelabuhan udara dan laut untuk mengantisipasi meluasnya wabah Covid-19.
Rencana PSBB
Terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Gubsu menyatakan belum terpikir dan berharap tidak dilakukan di Sumatera Utara, karena sangat berdampak kepada bidang perekonomian. Namun demikian, dia mengharapkan bupati/walikota mencermati perkembangan yang terjadi di Pemerintah Pusat.
Dia mengharapkan agar bupati/walikota saling bantu untuk mencegah, menangani, dan menanggulangi dampak Covid-19 secara bersama-sama.
Di akhir konferensi vidiov, Gubsu mengharapkan sinergitas dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 dengan prinsip loyalitas, seperit de corps, kerja sama, dan tetap berpikir positif.
Dia mengajak bupati/walikota untuk mengoptimalkan ilmu dan skill dengan mempertimbangkan keadaan daerah. Ini semua untuk menjaga nama baik, Sumut Bermartabat.
Dia memberi semangat kepada bupati/walikota bahwa Tuhan akan memberkati semua masyarakat Sumut, agar tidak saling menyalahkan satu sama lain dalam masa sulit yang sedang dilalui.
“Tetap tawakal dan syariah, Tuhan yang menentukan segala yang terjadi dalam hidup kita,” ungkapnya dan mengajak semua masyarakat Sumut untuk tidak menjauh dari Tuhan karena kepada-Nyalah kita bersandar. (Hotman Siagian/Diskominfo Samosir