Medan/Tapteng, PRi.com – Korban jiwa akibat banjir besar yang melanda kecamatan Barus, kabupaten Tapanuli Tengah, Rabu (29/1/2020), telah bertambah menjadi enam orang. Bahkan banjir ini juga meluluhlantakkan pemukiman dan merendam puluhan hektar lahan persawahan siap panen.
Semula wartawan PRi.Com Zurlang, melaporkan, banjir akibat luapan sungai Sirahar yang melanda Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah yang terjadi Selasa malam (28/1-2020) selain meluluh lantakkan rumah penduduk dan kawasan pemukiman, bencana ini juga merenggut korban jiwa.
Disebutkan, pasangan suami isteri Idwarnisyah Tanjung (60) bersama suaminya Adriansyah (60) penduduk Perumnas Kelurahan Padang Masiang tersebut, hanyut terseret derasnya arus air, jasad keduanya ditemukan Rabu pagi (29/1-2020) kemudian jasadnya dievakuasi ke rumah duka.
Namun pada Rabu (29/1/2020) BPBD Sumut melansir berita, menyebutkan banjir besar di Barus menyebabkan enam orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka dan tiga orang dinyatakan hilang.
“Untuk korban, sejauh ini korban luka-luka 22 orang, dan meninggal enam orang dan tiga orang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian,” ujar Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis.
Menurutnya, sebanyak 700 keluarga terpaksa diungsikan akibat air Sungai Aek Sirahar meluap.
Daerah yang mengalami banjir terparah adalah di Kecamatan Barus dan Andam Dewi.
Adapun desa/kelurahan terparah yang dihantam banjir yaitu Desa Kampung Mudik, Desa Pasar, Desa Kinali, Desa Ujung Batu, Kelurahan Batu Gerigis, dan Kelurahan Padang Masiang.
Hingga kini, BPBD Provinsi Sumut melakukan rapat membahas teknis dan rencana bantuan BTT siang ini menuju Kabupaten Tapteng dengan membawa bantuan dan memobilisasi peralatan.
“Saat ini Tim BPBD bersama lainnya sedang melakukan evakuasi korban dan pencarian dilakukan TNI, Polri, OPD dan Masyarakat dalam penanganan pengungsi dan mendata semua kerusakan infrastruktur dan perumahan, pertanian, dan lainnya. Posko pengungsi, dapur umum dan kesehatan telah didirikan,” pungkas Riadil Akhir Lubis.(Zurlang/mtc)