Bungo, PRESTASIREFORMASI.Com – Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo menggelar Rembuk Stunting Strategi Konvergensi percepatan penurunan stunting, Kamis (21/04/2022).

Acara yang dilaksanakan di Ruang Aula Bappeda Kabupaten Bungo ini dibuka oleh Bupati Bungo melalui Kepala Bappeda Dedi Irawan, SE.

Tampak hadir pada acara ini selain Kepala Bappeda juga ada Ketua TP. PKK Kabupaten Bungo DR. Hj. Verawaty Mashuri, M. Pd, Kadis Kesehatan Bungo, dr. H. Safaruddin Matondang, M. PH, para Camat,3 Kepala Puskesmas di Kabupaten Bungo, Kabid dan Kasi terkait baik dari Dinkes maupun Dinas Sosial,10 Rio stunting dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo dr H Safaruddin Matondang menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program dari Dinas yang dipimpinnya untuk mengantisipasi gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis.

“Izinkan kami menyampaikan laporan terkait pelaksanaan kegiatan reporting tahun 2022 tingkat kabupaten Bungo merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis infeksi pembilang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan penurunan penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak dan tingkat kecerdasan menurunkan produktivitas pada saat dewasa,” jelas Safaruddin.

Seperti sama-sama kita ketahui bahwa pada tahun ini tahun 2022 ditetapkan sebagai upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di provinsi Jambi berdasarkan hasil survei Indonesia pada tahun 2021 mencapai 22,4% berada pada posisi ke-7 dari 11 kabupaten kota di provinsi Jambi dengan angka prevalensi sedikit lebih tinggi dari angka provinsi yaitu 22,9% dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya pada tahun 2019 mencapai 27,5% artinya dalam kurun waktu 3 tahun berhasil menurunkan angka sebesar 4,84% meskipun demikian perlu mendapat perhatian khusus sebab dianggap lebih dari 20% masih dalam posisi yang layak untuk dijadikan khusus maka dapat dikatakan masalah masih tergolong tinggi dan perlu intervensi yang terintegrasi untuk mencapai sesuai sebesar 14% pada tahun 2019.

Perlu kami ingatkan efektif apabila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara terintegrasi atau terpadu yang melibatkan lintas sektor secara bersama-sama penanggung jawab pelayanan dengan sektor lembaga pemerintah dan masyarakat di lokasi ditetapkan di 10 lokasi yang tersebar dalam 6 kecamatan di Kabupaten penetapan lokasi ini berdasarkan pemetaan kegiatan sektor atau terkait dengan 20 di kantor yang telah dilakukan pada tahun 2002 dengan ditetapkannya peraturan presiden nomor 72 Tahun 2002 tentang percepatan penurunan stunting yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak dan pengendalian penyakit dengan pendekatan terhadap berbagai program dan kegiatan yang dilakukan lintas sektor implementasi perbaikan gizi dalam rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting dilakukan yaitu analisis program penyusunan rencana kegiatan rembuk yang kita laksanakan hari ini,” papar Kadis.

Kemudian peraturan Bupati/ Walikota tentang desa yang harus terbitkan kemudian pembinaan kader pembangunan manusia sistem manajemen data pengukuran dan publikasi data kinerja pelaksanaan aksi selesai dilaksanakan pada tahun 2022 yang dilaksanakan pada hari ini adalah merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten/Kota untuk memastikan terjadinya pelaksanaannya secara bersama-sama antara penanggung jawab pelayanan dengan sektor lembaga non pemerintah dan masyarakat,” tutup Kadis Kesehatan dr H Safaruddin Matondang.

Selanjutnya Bupati Bungo dalam sambutannya melalui Kepala Bappeda H . Dedi Irawan, SE menyampaikan syukur karena diberi kesempatan untuk hadir pada kegiatan rembuk stunting Kabupaten Bungo Tahun 2022 ini.

“Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah melaksanakan kegiatan ini melalui acara ini terbangun dan tercipta hadil yang diharapkan ada solusi dalam rangka menanggulangi persoalan yang saat ini masih ada di wilayah Kabupaten Bungo,” kata Dedi Irawan.

Untuk menanggulangi masalah Stunting diwilayah Kabupaten Bungo mudah-mudahan program-program yang kita rancang dapat terealisasi sesuai dengan aurat Sekretariat Wakil Presiden RI bahwa Kabupaten Bungo menjadi salah satu Fokus penanganan Stunting di Provinsi Jambi oleh karna itu Pemerintah Daerah melakukan aksi percepatan pencegahan Stunting secara terintegrasi lintas sektor baik itu pemerintah daerah, pemerintah dusun, masyarakat, perusahaan, pelaku usaha, akademisi, organisasi profesi.

Diketahui bahwa meskipun dalam kondisi pandemi Covid 19 upaya kita dalam menurunkan angka Stunting ini membuahkan hasil yaitu angkanya menurun dari 27.5% tahun 2021 menjadi 22% tahun 2022 insyaallah kita upayakan sampai menurun trus dan mudah-mudahan tahun 2024 bisa 18%,” tutup Dedi Irawan. (hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *