Taput, PRESTASIREFORMASI.COM-Sudah jadi rahasia umum kalau belakangan ini setiap kawasan yang jadi target objek Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangat diperhatikan pemerintah. Sementara tiap daerah yang mempunyai objek wisata itu bukan mustahil pasti butuh perhatian serius masyarakat sekitar.
Karena mau tidak mau, beragam sarana prasarana yang berkaitan dengan wisata wajib dibenahi dan diperbaiki termasuk karakter dan pola hidup yang selama ini telah menjadi tradisi (kebiasaan) warga harus dengan ikhlas dirobah agar jadi masyarakat DTW yang mampu sebagai pelayan dan pemberi kenyamanan yang sesuai keinginan menyenangkan tamu dengan latar belakang macam negara, suku bahkan dengan aliran kepercayaan tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, apa sajakah geliat pemerintah untuk mewujudkan semua potensi wisata itu agar memiliki daya pikat mengundang para wisatawan. Dimana warga sekitarnya dituntut niatan yang lebih baik agar mampu korbankan kebiasaan yang selama ini dilakukan dan jadi gangguan bagi wisatawan.
Itu berarti kerjasama menyatukan persepsi antara pemerintah, investor dengan masyarakat sangat dibutuhkan agar keuntungan bisa diperoleh didaerah tersebut secara berkesinambungan.
Logikanya, dengan terangkatnya objek wisata suatu tempat akan berdampak pada perbaikan kesejahteraan warganya. Karena masyarakat sekitar akan dapat menawarkan beragan jasa yang pasti dibutuhkan untuk melengkapi layanan ke setiap wisatawan yang berkunjung.
Oleh karena itu, objek wisata harus lebih nyaman untuk dinikmati semua kalangan, golongan, bahkan aliran kepercayaan yang pasti berbeda dengan warga yang ada di DTW tersebut seperti potensi yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Dalam kaitan ini maka salah satu Objek Wisata yang sangat terkenal di Provinsi Sumatera Utara adalah panorama Danau Toba, dimana keindahannya dapat dinikmati dari berbagai sudut Danau sekitaran 8 daerah kabupaten itu.
Salah satu kawasan untuk menikmati Keindahan Danau Toba, bila dilihat dari Kecamatan Muara Taput. Kota Muara adalah salah satu tempat objek wisata yang sudah dinikmati sejak lama dan saat ini sudah makin berkembang baik infrastruktur jalan maupun dermaganya.
Seperti diketahui Muara memiliki Pulau yang diberi nama Sibandang dimana masyarakatnya mendiami empat desa. Kedepan supaya Muara punya magnit, lebih diminati dan dikenal kalangan Wisatawan, baik lokal maupun Manca Negara (Wisman), sudah barang tentu berada ditangan warga disana.
Mampukah mereka menarik pengunjung yang lebih banyak atau ketinggalan jauh dari DTW lainnya tergantung kemauan masyarakat dan pemerintahnya. Karena bagaimanapun membangun iklim sadar wisata dan menerapkannya dikalangan warga setempat tidaklah mudah.
” Membangum kawasan pariwisata jelas tidak gampang karena harus secara konprehensif (menyeluruh), tentu dengan melibatkan tiga elemen yaitu pemuka agama, tokoh Adat dan Pemerintah, dengan demikian sadar wisata yang dibutuhkan dunia akan terwujud.” Kata Kadis Pariwisata Taput YC.Hutauruk.
Maka sebagai kawasan wisata, Danau Toba yang menjadi satu-satunya aset daerah Taput mau tidak mau harus berbenah perbaiki lingkungan baik jalan, kebiasaan masyarakat, sarana prasarana pendukung lain termasuk hewan ternak yang cocok untuk semua kalangan agar kondusif dan lebih teratur. Dalam kaitan ini maka ternak Babi tidak lagi bebas berkeliaran hingga kebibir pantai seperti selama ini.
Menurut SEY Pasaribu selaku kepala dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Taput beberapa waktu lalu telah berencana membenahi kawasan tersebut sesuai Tupoksinya.
Tujuannya sudah jelas selain memberi nilai tambah ekononi, pengadaannya itu nanti akan berdampak pada kebersihan lingkungan hidup bagi warga setempat, dan disisi lain justru menimbulkan rasa lebih nyaman bagi tamu yang berkunjung ke daerah itu.
Dikatakannya, upaya meningkatkan kenyamanan pada objek wisata Muara, tentu hewan-hewan terutama ternak Babi akan digantikan dengan hewan ternak Ruminant seperti Kerbau, sapi, lembu dan kambing agar kawasan itu terhindar dari aroma yang kurang nyaman.
Selain itu kata beliau, pihaknya telah merencanakan kalau kedepan akan lebih meningkatkan sektor pertanian dalam hal bercocok tanam, seperti jagung dan juga bawang putih. Jika hal tersebut sudah terealisasi dipastikan naikkan Income bagi petani Taput khususnya di Muara.
Pasaribu sangat yakin dengan rencana diatas akan berjalan mulus terutama di kecamatan Muara. Dia sangat berharap masyarakat dapat mengerti apa bila hewan ternak babi diganti dengan hewan ternak Ruminansia yaitu Kerbau, sapi dan lembu.
Oleh karena itu, dengan program ternak ruminansia ini maka selain perbaikan ekonomi warga, akan berfungsi sebagai daya tarik kawasan Danau Toba.
Ini merupakan upaya kita didalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang punya andil menumbuhkan kenyamanan yang dapat menarik minat wisatawan dan pengunjung lainnya ke kota muara.
” Karena dampak rasa nyaman wisatawan di kecamatan Muara akan picu perbaikan ekonomi warganya” Papar pasaribu seraya berharap dukungan dari semua pihak dapat terwujud.
Menyahuti gagasan SEY Pasaribu ini, Kabid Peternakan Dinas Pertanian Taput Roy Hutasoit mengatakan, kalaupun ternak babi akan diteruskan warga Muara maka zonasinya akan ditentukan dan harus punya kandang dengan sarana pembuangan limbah yang nyaman.
” Karena sudah merupakan tradisi, maka keinginan warga Muara untuk lanjutkan beternak babi akan dituntun, dimana lokasi kandang dilengkapi pembuangan limbah yang lebih aman akan dilakukan, dengan demikian ternak ini tidak berkeliaran lagi,” kata Hutasoit.(Jas)
2021-08-16