‘Sebagai gereja yang lahir dan bertumbuh di Tanah Batak, HKBP memberi warna tersendiri dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara siap berkolaborasi dengan HKBP. Kami membangun Taput dengan semangat MarTuhan, Marroha, Marbisuk,” ujar Bupati.

Bupati menegaskan bahwa 89 persen penduduk Tapanuli Utara merupakan warga jemaat HKBP, sehingga kemitraan antara pemerintah dan gereja menjadi penting dalam memperkuat moral dan karakter masyarakat.

“Pemerintah dan gereja harus bergandengan tangan. HKBP memiliki potensi besar dalam membina karakter dan nilai keimanan masyarakat,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyampaikan perkembangan revitalisasi kawasan wisata rohani Salib Kasih yang mendapat dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat. Menurutnya, program ini tidak hanya bernilai pariwisata, tetapi juga pelestarian sejarah iman masyarakat Batak.

Selain itu, Bupati menyoroti pentingnya kolaborasi dengan gereja dalam membina generasi muda, antara lain melalui pemberian insentif bagi guru sekolah minggu serta program SAITAPAIAS (Siswa Siswi Tapanuli Utara Peduli Kebersihan Lingkungan dan Sekolah) yang menanamkan kepedulian terhadap kebersihan dan lingkungan.

“Kami melihat gereja sebagai mitra paling tepat untuk membentuk karakter, kedisiplinan, dan kepedulian sosial,” ungkap Bupati.

Sementara itu, Ephorus HKBP menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara atas perhatian besar terhadap gereja, lingkungan, dan pembinaan karakter masyarakat.

“Kami berterima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Taput atas kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan pembangunan moral. Semoga kemitraan ini membawa berkat bagi masyarakat,” ujar Ephorus HKBP.

Acara pembukaan Rapat Pendeta HKBP Tahun 2025 turut dihadiri oleh Forkopimda Taput, perwakilan Gubernur Sumatera Utara, Direktur Utama Bank BTN, serta Ketua Yayasan Universitas HKBP Nommensen. (Jul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *