
Catatan Ringan: Nahar Frusta
Panas terik garang sekali siang ini.Debu berterbangan dimana mana.Hal ini menambah sesak nafas,badan lelah,pikiran kacau dalam menjalani kehidupan siang ini.Selain menghadapi peroblema hidup,yang mana perekonomian semakin sulit,daya beli yang menurun karena kurangnya penghasilan/pendapatan,kemarau ini memaksa kening berkerut dan mata menyipit.Berharap hujan datang untuk segarkan alam,segarkan pikiran dan hati menjalani hidup ini.
Kemarau ini memaksa petani menangis.Sudah keringat membasahi tubuh, lelah mengalirkan air untuk sampai kesawah,belum juga berhasil.
Sawah masih kering sementara padi yang sudah hamil tak dapat siraman dan minuman air.Batang dan daun padi tidak lagi menghijau,layu dan menguning.Gagal panen mulai menunjukkan tanda tandanya.
Kemarau ini telah menuntun untuk pelaksanaan sholat sunnah istisqo,sholat memintak turunya hujan.Doa dilepas dari hati tulus dan ikhlas dalam penyerahan diri kepada sang pencipta bahwa keadaan ini adalah yang datangnya dari Allah,dan karena datangnya dari Allah harapan untuk berubah dengan datangnya hujan diserahkan kepada Allah.
Kemarau ini membuat sungai hampir kering.Air yang datang dari pegunungan sangat sedikit.Sumber air dipegunungan tidak memadai lagi dikarenakan bukit bukit dan gunung sudah pada gundul.Pohon pohon kayu lenyap dilalap gergaji sehingga akardan tanah yang selama ini nenyimpan dan mengatur peredaran air kesungai juga sudah tak ada lagi.
Padahal saat seoerti ini sungai adalah tumpuan satu satunya untuk persediaan dan mendapatkan air.
Kemarau ini tidaklah tentang pemimpin negeri.Tentang “Seseorang” yang begitu “getol” membawa rombongannya menjadi
kepala dinasnya.Atau tentang “Seseorang” yang belum juga melakukan mutasi terhadap pejabat pejabat yaag dianggap tim sukses sebagai “musuh” pada pilkada yang lalu.Tidak…!
Tidak tentang kasih sayang dan dendam kesumat.Ini tentang hari yang panas saja.
Kemarau ini cepatlah berlalu.Hutan juga tidak terbakar lagi.Sehingga asap tidak ada dimana mana.menjadi polusi dan mengganggu kesehatan.Semoga kemarau ini tak sepanjang cerita “ijazah palsu”.(***)