Samosir. PRESTASIREFORMASI.Com
Kinerja sektor pariwisata Kabupaten Samosir selama masa libur sekolah dan Tahun Baru Islam menjadi indikator bahwa kawasan ini masih menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan kontribusi PAD sebesar Rp866 juta hanya dalam waktu sepekan, Samosir memperlihatkan potensi besar sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah berbasis pariwisata.

Secara geografis dan budaya, Samosir memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki banyak daerah lain. Terletak di jantung Danau Toba—dan secara administratif masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)—Samosir mengombinasikan keindahan alam, kekayaan budaya Batak, serta keramahan masyarakat lokal.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menjadikan Danau Toba sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas. Di dalam kerangka ini, Samosir memegang peranan penting sebagai titik tumpu pariwisata berbasis budaya dan alam. Kehadiran berbagai event nasional, pembangunan infrastruktur pendukung seperti akses jalan dan pelabuhan, serta meningkatnya jumlah akomodasi berbintang memperkuat posisi Samosir di peta pariwisata nasional.

Menurut sejumlah peduli pariwisata, tren positif yang ditunjukkan Samosir perlu segera direspons dengan perencanaan yang matang, termasuk pengembangan destinasi baru, promosi digital yang masif, serta pelatihan SDM pariwisata secara berkelanjutan.

“Potensinya luar biasa. Tapi pengelolaannya harus berorientasi jangka panjang, lestari, dan inklusif. Masyarakat lokal harus menjadi pelaku utama, bukan hanya penonton,” ujar Hotman Siagian.

Selain itu, pemerintah daerah juga diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan ekspansi sektor wisata. Kawasan Danau Toba yang merupakan geopark global dan situs warisan geologis tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan untuk menjaga kualitas air, tata ruang, serta ruang hidup masyarakat adat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Samosir, Tetty Naibaho, mengakui bahwa tantangan tersebut menjadi perhatian utama. “Kami tidak hanya fokus pada angka kunjungan atau PAD. Kami juga menata agar pariwisata ini menjadi berkelanjutan. Mulai dari manajemen sampah, peningkatan kapasitas SDM, hingga pelibatan UMKM lokal terus kami dorong,” ujar Tetty baru baru ini, Sabtu (28/6), di Kantor Dinas Pariwisata, kawasan Waterfront City Pangururan.

Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan pariwisata bukan semata soal infrastruktur fisik, tetapi juga persepsi dan kenyamanan. “Pelayanan yang ramah, narasi budaya yang hidup, serta kebersihan destinasi menjadi wajah utama Samosir. Itu yang akan meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan,” imbuhnya.

Dengan capaian PAD yang signifikan dalam satu minggu libur panjang, serta tren kunjungan yang terus meningkat, Samosir kian memperkuat posisinya sebagai destinasi unggulan nasional. Dukungan kebijakan, kolaborasi lintas sektor, serta partisipasi aktif masyarakat akan menjadi kunci menuju transformasi pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. ( dhs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *