Diskusi Kelompok Terpumpun dengan topik ” “Rencana Penyelamatan, Perlindungan, pelestarian dan pemamfaatan cagar budaya benteng kolonial Barus” dilaksanakan di aula kantor camat Barus (24/6).

Diskusi ini dilaksanakan oleh Balai Pelestariaan Kebudayaan Wilayah II Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Sebagai peserta diskusi terdiri tokoh masyarakat Barus dari organisasi kemasyarakatan,para penjaga cagar budaya yang ada di Barus, kepala sekolah dan yang mewakili pemerintah Tapanuli Tengah,vdinas pendidikan ,ATR/BPN,dinas pariwisata dan kebudayaan, Camat Barus dan lurah Padang Masiang sebagai tuan rumah.

Benteng kolonial Barus ini berada di kelurahan Padang Masiang Kecanatan Barus.Keberadaan benteng ini kurang mendapatkan perhatiaan dari pemerintah selama ini. Bentuk bangunan dan kondisi di dalam benteng ini tidak terpelihara dengan baik.Ironinya ,benteng ini juga dijadikan sebagai rumah tinggal warga dan tempat pemeliharaan hewan ternak.

Bupati Tapanuli Tengah,Masinton Pasaribu,yang diwakili kepala dinas pendidikan,Boy Rahman SPd dalam kata sambutannya menegaskan bahwa dinas pendidikan terus berusaha memajukan pariwisata dan objek sejarah,cagar budaya di tapanuli tengah.

Diharapkan peserta diskusi dapat menghasilkan keputusan yang baikTujuan utamanya dapat kita lestarikan dan dikelola dengan baik dan masyarakat setempat mendukung dan menjaga cagar budaya dan sejarah..Boy Rahman Hasibuan sekaligus membuka acara diskusukelompok terpumpun.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 2 Sumatera utara,Sukronedi S.Si.MA pada sambutannya menjelaskan bahwa status kepemilikan benteng kolonial ini tidak jelas.
Peringkatnya masih struktur kabupaten. Apakah ditingkatkan menjadi propinsi dan pusat.

Jika status pemilikannya sudah , apakah milik daerah atau propinsi dan pusat kementerian hal inilah perlu didiskusikan dan diambil keputusan yang permanen. Jika ini menjadi milik pusat maka anggaran bisa masuk dari pusat .

Sukronedi S.Si.MA. didapuk juga sebagai narasumber pada diskusi ini, menjelaskan tentang status dan keberadaan dari cagar budaya benteng kolonial Barus.

Dijelaskan juga tenrang perlindungan dan penyelamatan,pengamanan dan donasi dalam pemeliharaan,sehingga tidak terjadi pengrusakan berkelanjutan.

Diskusi Kelompok Terpumpun ini dibawakan oleh Nasrul Hamdani yang membuka dengan sebuah pertanyaan Apa istimewa dari benteng Barus ini?Sebagai penanggap pertama adalah Fazri Efendi Pasaribu SH sebagai putra Barus.

Terkait benteng kolonial Barus,Fazri Efendi mempertanyakan keberadaan dan sejarah benteng kolonial Barus.Setelah menjelaskan sejarah dan keberadaan Benteng Kolonial Barus,Pendi mempertanyakan pengelola benteng ini yang sebenarnya.

Diskusi ini berjalan cukup alot,peserta diskusi,Albiner Sitompul dengan baik nenuturkan sejarah Barus dan benteng kolonial Barus.Sementara Syahrial Sihotang SH, mengecam dan menyesalkan kondisi benteng kolonial Barus saat ini.

Sumirlam Purba dan Maskuddin Simanjuntak juga menjelaskan tentang sejarah Barus dan benteng kolonial Barus tanpa ada rincuan usulan baik untuk penyelamatan dan meningkatkan keberadaan benteng kolonial ini.

Camat Barus, Sanggam Panggabean S.Sos dalam kesempatan diskusi ini menegaskan bahwa kepemilikan dari benteng kolonial Barus ini akan diserahkan oleh masyarkat kepada pemerintah daerah tapanuli tengah,propinsi dan pusat untuk dikelola dengan baik.

Diskusi ini ditutup dengan baik dengan .menghasilkan beberapa kesepakatan. dan keputusan yang ditandatangani peserta diskusi dan Balai Pelestariaan Kebudayaan.
Sehingga ke pemilikan Benteng Kolonial Barus diserahkan ke pemerintah kabupaten, propinsi dan pusat untuk pengelolaannya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *