
Catatan Ringan Nahar Frusta
Setelah sebulan penuh ramadhan dijalani, tanpa melewatkan satupun ibadah sunnah (tarawih, witir, tahajud, dzikir dan membaca Al Quran. Hampir setiap helaan nafas diupayakan menyebut nama Allah— astagfirullah, subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar. Waktu berlalu selalu dalam keadaan berwudhuk.
Pada sepuluh hari ketiga ramadhan dan jelang bulan syawal ini, banyak keutamaan. Adanya malam lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Al Qadar ayat 2 dan 3. “Tahukah kamu apakah lailatul wadar itu?. Lailatur qadar itu lebih baik dari seribu bulan.”
Malam diturunkannya Al Quran. Turunnya para malaikat dan terbukanya pintu langit. Pada fase ini kita melakukan i’tikap dimasjid.
Begitu nenghambanya kepada Allah sehingga “tidak ikhlas” melepas ramadhan. Ingin terus bersama ramadhan. Padahal siklusnya berjalan
tanpa henti menuju hari kiamat. Mampukah ramadhan membentuk pribadi yang istiqamah dengan ruh ramadhan mengisi kesehariaan dibulan berikutnya. Apakah ramadhan dengan peningkatan ibadah yang signifikan bisa berlanjut dalam bulan berikutnya.
Kesehariaan hidup yang islami tanpa pembungkus, sekedar menunjuklan kealiman ditengah tengah kehidupan, seterusnya berharap stempel, hendaklah dibuang. Bahwa untuk mencapai taqwa itu penilaian ada pada kedekatan diri kepada Allah dengan amal ibadah Allah subhana wataala.
Yang paling mulia diantara mereka adalah orang yang paling bertaqwa.”(HR.Muslim). Tapi berjuang untuk bisa melaksanakan ibadah sama dengan disaat bulan ramadhan adalah yang terpenting, lebih penting lagi meningkatkannya. Sehingga ramadhan itu melekat padi diri, dari semua keutamaannya, terbawa sampai ke ramadhan berikutnya.
Banyak hal yang harus dilakukan pasca ramadhan ini, diantaranya tetap menjaga shalat lima waktu dan berjamaah di masjid. Bertahan melaksanakan sholat sunnah.
Tetaplah membaca Al quran. Puasa sunah dilaksanakan sebanyak mungkin: puasa enam hari di bulan syawal, puasa senin kamis, puasa arafah, puasa asyura. Selalu rajin bersedekah dan berinfak. Tetaplah menutup aurat.
Dengan tuntasnya sepuluh hari ketiga ramadhan, bertemulah syawal, “Selamat Hari raya Idil Fitri. Mohon maaf lahir bathin!”(***)