SPBU 14.214.234 Aek Kanopan yang diduga jyal Pertalite tercampur air dan Tim gabungan dari Polres Labuhanbatu dan SDM Pertamina yang melakukan investigasi. (Foto: dok.)

Labuhanbatu, PRESTASIREFORMASI.Com – Tim gabungan dari Polres Labuhanbatu dan SDM Pertamina kembali mendatangi SPBU 14.214.234 Aek Kanopan, Jumat (3/1/25), untuk melakukan investigasi terkait kasus BBM jenis Pertalite yang diduga tercampur air. Kasus ini sempat viral pada Senin (30/12/24) dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Perwakilan Pertamina selaku Sales Branch Manager PT. Pertamina regional Sibolga Yunus Muharrahman dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa kedatangan tim ini merupakan bagian dari upaya pengecekan menyeluruh terhadap permasalahan yang terjadi di SPBU tersebut. “Kami hadir bersama pihak stakeholder Pertamina dan Polres untuk melakukan pengecekan teknis terkait insiden ini. Tim vendor Pertamina yang telah memiliki sertifikasi akan melaksanakan audit terhadap penyebab permasalahan ini,” ujar Yunus.

Yunus juga menyebutkan langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa kondisi tangki penyimpanan BBM. “Kondisi tangki penyimpanan saat ini masih sama seperti ketika kejadian terjadi. Kami akan melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yunus mengungkapkan bahwa audit teknis akan melibatkan vendor bersertifikasi yang memiliki izin khusus untuk menangani pekerjaan pada tangki BBM. “Kami akan cek apakah ada kebocoran pada tangki. Jika kebocoran ditemukan, itu akan segera ditindaklanjuti. Namun, jika tidak ada kebocoran, pertanyaan selanjutnya adalah mencari penyebab lainnya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa ada beberapa kemungkinan yang sedang ditelusuri oleh tim, termasuk potensi gangguan pada tangki penyimpanan atau kesalahan operasional, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. “Kami belum bisa memastikan apapun saat ini. Semua akan diperiksa satu per satu untuk memastikan penyebab utama masalah ini,” tandas Yunus.

Sementara itu pihak SPBU Aek Kanopan yang di wakili bernama Dani terlihat kesulitan menerangkan saat ditanya apakah pihak SPBU telah melakukan pengecekan sesuai prosedur terhadap kondisi tanki timbun yang ada di SPBU.

Dani hanya menerangkan prosedur pengisian BBM dari mobil tanki pengangkut ke dalam tanki timbun. “Setiap ingin bongkar, kita selalu melakukan tera, baik terhadap mobil tanki atau pun tanki timbun,” ujarnya.

Padahal menurut keterangan SBM Pertamina Yunus Muharrahman uji tanki timbun dapat dilakukan 10 tahun sekali. Namun untuk mendeteksi terjadinya kebocoran dapat terdeteksi secara dini dari uji tera yang dilakukan secara rutin, jika diikuti dan dilakukan sesuai prosedur, karena pada uji tera rutin volume air didalam tanki timbun juga dapat diketahui.

Sementara pihak Polres Labuhanbatu melalui Kanit Ekonomi Ipda Seniman, S.H, M.H di lokasi SPBU menyampaikan, jika kepolisian akan serius menangani kasus BBM bercampur air di SPBU Aek Kanopan.

“Sejauh ini kepolisian telah aktif bekerja, sejumlah pihak termasuk supir armada pengiriman BBM serta beberapa pegawai SPBU telah di periksa untuk diambil keterangannya, namun untuk menetapkan tersangka pada kasus ini, kita masih menunggu hasil audit dari Pertamina,” ucap Seniman, Jumat (3/1).

Dilokasi sekitar tanki timbun SPBU 14.214.234 Aek Kanopan terlihat tim ahli pertamina telah mempersiapkan sejumlah baby tank untuk digunakan menampung hasil penyedotan BBM dari proses pengeringan tanki timbun yang diduga bercampur air, hal ini dilakukan sebagai proses pemeriksaan awal sesuai prosedur

Sementara itu, Polres Labuhanbatu berkomitmen untuk mendukung investigasi ini hingga tuntas, memastikan tidak ada pihak yang dirugikan dan kepercayaan masyarakat terhadap distribusi BBM tetap terjaga. (h/Saiful)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *