Belawan, PRESTASI REFORMASI.Com– Ketika orang – orang berbicara tentang Kota Belawan, agaknya tak sedikit yang berdecak kagum membayangkan tentang betapa indahnya kesejahteraan perekonomian masyarakat di ujung utara Kota Medan ini.

Pun, tak cuma itu. Perkembangan dan kemajuan di sektor kebersihan lingkungan di “Kecamatan Pendulang Devisa” untuk Kota Medan, Sumatera Utara dan se-Pulau Andalas ini agaknya dianggap sudah terintegrasi sebagaimana harapan.

Lantas, terkait keamanan dan kenyamanan dalam menjalankan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti bekerja, anak-anak yang hendak sekolah, pun nyaris tak ada jaminan dari aksi kejahatan tawuran.

Pelaku tawuran yang seakan sepanjang siang dan malam tak pernah tidur– terus bersimaharajalela melakukan aksi biadab dengan menggunakan senjata tajam, kelewang, dan panah–yang hingga kini tak pernah kapok.

Jika sejumlah problema Kecamatan Medan Belawan hingga pelukan September 2024 ini digundukkan di permukaan kota ini, agaknya sesak dada menyaksikannya.

Tapi, tiga problema ini saja– yakni miskin, kumuh, dan aksi tawuran yang tak pernah usai– sudah cukup mewakili, bahwa Belawan sebagai “Kota Pendulang Devisa” melalui jalur laut tak pernah lepas dari genggaman nestapa.

Namun begitu, warga di pintu gerbang perekonomian Kota Medan dan Sumatera Utara ini dengan semangat tak pernah pupus menanti secercah harapan sentuhan tangan dingin Walikota Medan untuk memberikan solusi bagi menekan tren kemiskinan, lingkungan kumuh, dan aksi tawuran.

Hal itu disampaikan oleh Baginda Masri Tanjung bersama al-Ustadz Baginda H. Rizal Effendy Tanjung dalam kesempatan bincang-bincang dalam rangka rajutan silaturrahim Cawalkot Medan Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya dengan warga di Belawan, Senin petang (02/09-2024).

Dua sosok Tanjung (abang beradik ini) berdo’a mudah-mudahan Allah berikan yang terbaik kepada Prof. Ridha Dharmajaya terpilih menjadi Walikota Medan periode 2024-2029 bersama wakilnya Abdul Rani.

“Tertumpang harapan, bila esok Datuk Prof. Ridha telah menjabat sebagai Walikota Medan, sebagai warga Belawan kami mohon kiranya Prof. Ridha dapat membangun Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Medan Belawan yang layak sebagai transformasi Belawan “Kecamatan Pendulang Devisa” Kota Medan, ” pinta Baginda Masri Tanjung.

Alasan dua pemuka masyarakat minang Kota Belawan ini minta agar Walikota Medan– Prof. Ridha bila terpilih– agar memerioritaskan pembangunan Kantor KUA Belawan yang tergolong kumuh itu.

Sedih, imbuh Tanjung. Ketika warga akan melaksanakan akad nikah di Kantor KUA, pasangan calon mempelai dan pihak keluarga merasa pilu hati, karena lantai tempat mereka duduk Kondisinya lembab, bahkan basah karena air pasang.

Ka. KUA Kecamatan Medan Belawan H. Fauzal Habib ketika dikonfirmasi, tidak membantah kondisi fasilitas Kantor KUA tersebut yang seyogyanya memerlukan pembenahan.

“Sekitar 70 persen warga Belawan yang melaksanakan nikah di Kantor KUA Belawan. Mereka sebagian besar berdomisili di kawasan paluh,” sahut Fauzal Habib.

Prof. Ridha secara diplomatis membenarkan keadaan di sekitar Kantor KUA tersebut. “Sejak tahun 2022, saya sudah jalan melihat dari dekat 120 titik pemukiman penduduk. Ternyata benar, di sinilah (Belawan-red) saya temukan miskinnya, kumuhnya, dan aksi tawuran yang tak pernah usai, ” ucap Cawalkot Medan yang humanisme itu seraya menunjukkan gambar seorang remaja yang terkena panah pada bagian keningnya pada aksi tawuran.

Sebelum kembali ke Medan, Datuk Prof. Ridha bersama rombongan meninjau kondisi Kantor KUA Medan Belawan yang sudah tergolong uzur dan memerlukan perhatian serius itu.

Di Sekitar Jalan Cirebon dan Jalan Cimanuk depan Kantor Camat Belawan, Datuk dicegat emak-emak yang tahu bahwa beliau calon walikota. Emak-emak tadi menitipkan secercah harapan.

“Kalau dah jadi Pak Wali besok, kenang-kenanglah kami ya Pak ! ” seru emak-emak tadi. Begitu juga anak-anak sekolah berlari-lari minta bersalaman dengan Abah calon Walikota. (masri tanjung).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *