
“Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu. ” Hal itu berulang-ulang Allah tegaskan di dalam Al-Qur’an. Di antaranya pada surat Al-Baqarah ayat 168, surat Yaa Siin ayat 60.
Sejak diusir secara terhina dari surga, setan mohon tangguh Kepada Allah hingga kiamat tiba. Dalam kesempatan ini setan ingin memainkan perannya menggoda anak-cucu Adam agar mengikuti rayuan dan tipudaya, sehingga manusia terjerumus ke jalan yang sesat.
Namun begitu, Allah memberi manusia iman dan ilmu sebagai senjata mengantisipasi tipu daya setan. Begitupun di era maju tentang ilmu pengetahuan masa kini, masih ada manusia yang tersesat di tempat terang. Ini karena tak berilmu dan tak beriman.
Demikian al-Ustadz H. Abdul Madjid menjelaskan hal itu dalam tausiyah ba’da dhuhur di Masjid Jami’ Belawan, ramadhan 1445 H. Itulah perlunya iman dan ilmu agar tidak tersesat. Terkadang ilmu banyak diabaikan.
Kata Allah, “setiap hamba-Ku itu Aku bekali dengan iman !” Mendengar perkataan itu, setan menjerit. Akibat jeritan tersebut datang iblis. Lantas setan mohon arahan dari iblis. Iblis menyarankan kepada setan: ” buat mereka (manusia) agar fasik. Caranya bodohkan mereka, halangi mereka menuntut ilmu! ” ujar iblis.
Makanya, ilmu, iman dan amal tak dapat dipisahkan. Dari tiga unsur ini yang paling teratas adalah ilmu. Dalam hadits Nabi Muhammad saw bersabda tentang menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Iman tak bisa hanya dengan pengakuan saja, yakni saya beriman. Bagaimana bisa beriman kalau tak berilmu. Iman merupakan suatu kepercayaan yang terarah dan tertuntun kepada Allah. (masri tanjung).