Medan, PRESTASIREFORMASI.Com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menjadi bagian integral dari sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Di usia yang ke -77 semangat keberagaman dan persatuan yang diusung oleh HMI semakin penting dalam membangun masyarakat inklusif.
“Dalam pemikiran dan aksi, HMI telah membuktikan bahwa mahasiswa memiliki peran besar dalam membentuk masa depan bangsa,” demikian disampaikan Dr.dr. Delyuzar dalam Diskusi Milad HMI ke 77, di Aula FISIP Universitas Sumatera Utara, Jum’at (09 Februari 2024).
Peringatan tahun ini mengangkat tema “Menguatkan Peran HMI sebagai Sumber Mata Air KAHMI”.
“Tema ini menguatkan agar HMI tetap menjadi insan yang berkualitas melahirkan kader yang intelektual. Ke depannya untuk lebih baik lagi dan berkomitmen, saling menghargai satu sama lain, tetap menghargai senior,” ujar Delyuzar.
Adapun pemateri yang menyampaikan ide-ide tentang dinamika HMI adalah:
Adapun pemateri yang menyampaikan ide-ide tentang dinamika HMI adalah:
Prof.Dr.Hasim Purba, SH, M.Hum Dewan Penasehat KAHMI Medan)
Dr. Zahrin Piliang, M.Si
H. Dadang Darmawan Pasaribu (Sekum MW KAHMI Sumut)
Abdul Rahman (BADKO HMI Sumut.
Dr. M Furqan (Ketua yayasan EKA) dan Ridho Ketua HMI Cabang Medan.
Sebelum acara dimulai Tahniah kepada HMI yang telah berusia 77 tahun, dirangkai syukuran Prof. Zainul Fuad yang memperoleh Guru Besar, serta Milad UAS (Ustadz Ahmad Syukri).
Dadang dalam pemaparannya bahwa HMI sebagai sumber mata air KAHMI sudah tidak diragukan lagi, namun melihat kondisi saat ini bahwa HMI ditengah pusaran kekuasaan tentunya ini bisa menggeser nilai-nilai suci, terbinanya insan akademis, berlandaskan Al-Qur’an dan hadits.
“Dinamika global, atau globalisasi melemahkan profetik, profetik adalah nilai kenabian yang dipadukan sebagai sebuah konsep untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Dadang.
Prof. Hasyim Purba menyoroti tentang pergeseran paradigma HMI, ini menjadi gawe kita bersama untuk kembali kepada kithaah, dan harus ditindaklanjuti.
Menjadi tantangan bagaimana menata ulang yang muaranya pengkaderan yang berkelanjutan, dan mengadopsi perkembangan zaman.
Hadir pada diskusi ini para Senior dan Guru yang telah berkontribusi kepada kemajuan HMI dan sekarang perjuangan dilanjutkan di KAHMI.
Terakhir, menjadi renungan bagi kita semua Lafran Pane bersama mahasiswa termaju di masanya. Memikirkan ke Keislaman dan kebangsaan serta menjadi lokomotif kemajuan bangsa. Pertanyaan besar yang menggelantung di benak kita semua bagaimana HMI punya peran sentral dalam kemajemukan dan punya peran besar sebagai salah satu sumber mata air kebangsaan. (h/Aziz)