Dua Tahun Merger Pelindo
Indonesia Menuju
Hub Logistik Dunia

Catatan : Bgd. Masri Tanjung
Wartawan PRESTASI REFORMASI.Com
Feature ini diikutsertakan
`
LOMBA KARYA TULIS
PELABUHAN INDONESIA AWARD 2023

Salam Komitmen Dua Tahun Merger Pelindo !

Kalau dulu, Indonesia memarkirkan logistik/peti kemas yang akan diekspor ke mancanegara melalui terminal peti kemas (TPK) Tanjung Pelepas, Malaysia dan Singapura Port Authority (SPA). Tapi selangkah lagi Indonesia tak bakalan memarkirkan logistiknya di sana. Sebab, Pelindo Group dengan program paska merger, tengah berbenah mempersiapkan diri secara terintegrasi menuju hub logistik dunia menjadi terminal pengumpul, dan akan mengekspor logistiknya langsung ke negara tujuan.

Target tersebut sejalan dengan visi dan misi Merger Pelindo, yakni menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi berkelas dunia, dan mewujudkan ekositem maritim melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan bagi memangkas biaya logsitik.

Upaya mewujudkan rencana tersebut mulai tercerminkan pada capaian kinerja operasional yang kian meningkat di berbagai lini pelayanan. Itu di antaranya dengan terpenuhinya jumlah troughput peti kemas sebanyak 17,2 juta TEU’s (Twenty feet Equivalent Units). Padahal untuk menjadi operator TPK terbesar ke-8 di dunia, ketentuannya cuma mengakumulasi troughput peti kemas sebanyak 16,7 juta TEU’s.

Capaian troughput 17,2 juta TEU’s ini membuktikan kepada mata dunia, bahwa Pelindo bukan “kaleng-kaleng” dalam kompetisi maritim menuju hub logistik dunia sebagai pemain kunci industri logistik global. Tentunya capaian goal impian korporasi ini merupakan kado dua tahun merger Pelindo.

Dengan modal senjata pamungkas transformasi dan ekspansi 2023 yang tengah dihunus Direktur Utama Pelindo Group Arif Suhartono ini, Pelindo menargetkan proses efisiensi atau pemurnian bisnis setelah merger dapat dirampungkan hingga 80 persen pada akhir 2023.

Salah satu fokus Pelindo pada 2023 adalah melakukan pemurnian pada masing-masing lini bisnis perseroan. Ini dilakukan dengan cara memecah entitas-entitas yang dimiliki Pelindo dan mengelompokkannya pada segmen bisnis tertentu. Dia optimis pemurnian bisnis itu sebagian besar dapat rampung pada tahun ini.
“Untuk 2023 ini saya harapkan pemurnian bisnis bisa 70 persen sampai 80 persen terselesaikan. Pemurnian bisnis ini nantinya dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dari sisi keuangan maupun operasional,” kata Arif dalam suatu acara di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Esensinya jika PR tahun 2023 ini dapat terselesaikan 70 persen sampai 80 persen., untuk meng-comform-kan balance 30 sampai 20 persen lagi , agaknya Pak Arif sudah bisa meniup pluit sebagai memproklamirkan , bahwa Pelindo Group sudah tancap gas menuju titik kulminasi goal impian menjadi hub logistik dan transportasi dunia. Wow !

Perwujudan goal impian NKRI menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi berkelas dunia dengan kemampuan menekan logistc cost ini bukan lagi andai-andai. Panggung kemenangan Pelindo Terintegrasi sebagai pendekar maritim dunia sudah di depan mata. Ini tinggal bagaimana para pendekar Pelindo Terintegrasi menyikapinya.

Itu di antaranya pengembangan dan pengoperasian Belawan New Container Terminal (BNCT) yang diharapkan menjadi kompetitor penggaet dan pengumpul kargo/ logistik di Selat Malaka. Apa lagi BNCT dalam hal ini tidak sendirian. Dalam menjalankan kiprahnya, terminal peti kemas di ujung barat NKRI ini akan didampingi oleh manajemen Dubai Port World. Pelabuhan Dubai ini tersohor sebagai operator TPK nomer wahid di dunia.

Dalam pada itu, Chairman dan CEO Dubai Ports (DP) World Sultan Ahmed Bin Sulayem mengatakan, Indonesia punya potensi besar dalam sektor logistik. Tak hanya punya kekayaan sumber daya alam (SDA) saja. Tapi Sultan berseru, Indonesia punya keunggulan geografis yang sangat strategis dalam pergerakan kargo dunia .

Sultan juga menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menggantikan Cina. Banyak industri yang ingin pindah dari Negeri Panda itu imbuhnya. Itu karena persoalan keekonomian hingga regulasi pemerintah setempat. Duta DP- World ini menyampaikan, peningkatan produktivitas sektor industri Indonesia memerlukan fasilitas dan layanan pelabuhan yang mumpuni agar bisa dikirim ke luar negeri dengan lebih efisien.

“Banyak negara dengan FTA, dan mereka perlu berproduksi di Indonesia. Ini memberikan peluang besar bagi Pelindo dan INA. Dan, akan memungkinkan kargo pergi ke Pasifik, Australia, Selandia Baru maupun ke Eropa. Indonesia adalah lokasi yang menakjubkan,” ucap Ahmed.

Aktivitas bisnis DP World tak perlu lagi singgah di pelabuhan yang ada di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Saat ini kita feeder (penghubung) untuk Tanjung Pelepas, Malaysia dan Singapura, ujar Sultan.

DP World bilang sama kita, “ Ngapain kita lempar ke negara tetangga. Kalau bisa, langsung sajalah. Itu akan difasilitasi DP World yang sekarang sebagai operator nomer satu di dunia,” kata Direktur Utama INA Ridha DM Wirakusumah.
Ridha berucap, pengembangan BNCT akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera. Pemerintah akan terus mendorong peningkatan fasilitas dalam meningkatkan aksibilitas logistik di Sumatera. Ini mulai dari pengembangan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) hingga kehadiran perusahaan India GMR Airports yang menjadi mitra strategis pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara.

“Sumatera berpotensi besar menjadi Pulau Jawa berikuitnya, dan sangat penting membuat Sumatera menjadi titik perkembanmgan bagi Indonesia,” ujar Ridha.
Arif Suhartono meyakini, kolaborasi ini akan memberikan keuntungan bagi Pelindo dan DP-World. Kerja sama ini imbuhnya menjadi momentum bagi Pelindo untuk melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri.
“Ini sejalan dengan yang ditekankan dan diamanatkan Menteri BUMN Erick Thohir, bahwa Pelindo saatnya tidak hanya beroperasi di Indonesia, tapi sudah memulai langkahnya di luar Indonesia,” tegas Arif.
Kerja sama antara Pelindo, INA, dan DP-World terkait dengan operasional terminal di Belawan dengan masa konsesi 30+20 tahun ke depan. DP-World juga akan membantu peningkatan kapasitas BNCT dario 600-700 TEU’s saat ini menjadi 1,4 juta TEU’s pada delapan sampai sembilan tahun ke depan. “Ada nilai investasi terkait dengan extension dermaga dan investasi peralatan sekitar 400 juta dolar AS,” papar Arif.

Semoga senjata pamungkas ekspansi 2023 Pelindo Terintegrasi yang tengah dihunus pendekar korporasi penjaring laba melalui jalur maritim ini dapat menyelesaikan rantai-rantai kesulitan bagi menurunkan biaya logistik nasional sebagaimana target Pelindo Group.

Selama perjalanan merangkai sejumlah pelabuhan dan terminal peti kemas menjemput kargo dan logistik dalam pelukan waktu hampir dua tahun paska merger, Pelindo Group mencatatkan performa positif. Capaian kinerja operasional dan keuangan kian meningkat.

Pertumbuhan itu diungkapkan oleh Dirut Pelindo Arif Suhartono. Ia mengatakan, penggabungan Pelindo telah menciptakan sinergi antar entitas dalam Pelindo Grup. Dampak positifnya pengelolaan pelabuhan dapat dilakukan secara tersentralisasi dan lebih optimal. Ini dikombinasikan dengan kinerja yang solid, sehingga Pelindo berhasil mencatatkan peningkatan kinerja pada 2022.

Bukan hanya itu, kontribusi Pelindo pada Negara juga meningkat, yaitu mencapai Rp 7,2 triliun. Jumlah ini 54 % lebih tinggi dibanding pada 2021 yang nilainya Rp 4,7 triliun. Kontribusi tersebut diberikan melalui setoran Dividen, PNBP, Konsesi, PPH, PPN dan PBB. Capaian itu juga didukung dengan adanya program-program transformasi yang dilakukan secara berkelanjutan sejak merger BUMN pelabuhan ini pada Oktober 2021.

 Pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan tentunya didukung dengan kinerja operasional. Menjelang dua tahun merger, Pelindo membukukan tren positif pada kinerja operasional menjelang dua tahun merger yang realisasinya meliputi: trafik peti kemas mencapai 17,2 juta TEU’s atau meningkat sebesar 1% dibanding periode yang sama tahun 2021. Arus barang menyentuh tren sebanyak 160 juta ton. Trafik ini tumbuh 9% dibanding tahun sebelumnya. Trafik penumpang mencapai 15 juta orang, tren ini meningkat 86% dibanding tahun sebelumnya. Ini semua  terakumulasi atas trafik kapal 1,2 miliar gross tonnage (GT). Tren ini tumbuh 1 persen dibanding tahun sebelumnya. 
Arif menjelaskan, pengelolaan yang tersentralisasi merupakan salah satu kunci peningkatan kinerja operasional. Hal tersebut menurutnya, membuat Pelindo memiliki kendali strategis yang lebih baik. Ini dirasakan juga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan.  
Hasil dari transformasi Pelindo pasca merger mulai terlihat dari peningkatan kinerja dan produktivitas bongkar muat peti kemas di sejumlah terminal peti kemas. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (boks/ship/hour—B/S/H). Begitu juga tentang pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan. Ini diukur dengan jumlah hari.   
Disebutkan pertumbuhan itu ada di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan yang kini diperkuat Belawan New Container Terminal (BNCT), dan TPK Makassar. Kini jumlah bongkar muat peti kemas naik dari 20 boks per kapal per jam menjadi 34 – 45 boks. Bahkan mencapai 60 boks saat optimum. Kecepatan bongkar muat itu membuat usia sandar kapal berkurang menjadi setengahnya. Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Ambon dan Sorong
“Makin pendeknya waktu sandar kapal dan waktu bongkar muat, ini membuat biaya operasional makin efisien. Diharapkan trafik kapal dapat meningkat. Bagi pelanggan, baik shipping line maupun cargo owner juga dapat memetik manfaat efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar,” ujar Arif.
.Melihat langkah dan kinerja yang telah dicerminkan Pelindo dalam dua tahun perjalanannya, kita perlu sejenak menoleh ke belakang bagaimana proses kelahiran “jabang bayi” Pelindo ini.
Lahir di tengah hiruk-pikuk pandemi Covid-19. Memang sedikit agak nestapa, karena kala itu hampir semua aspek kehidupan, termasuk bisnis kepelabuhanan sempoyong karenanya. Hampir semua negera maju ikut merana ditekuk pandemi. Tapi Pelindo sendiri malah agak kokoh menahan pukulan pandemi tadi.

“Jabang bayi” Pelindo ini di 1 Oktober 2021 itu dituntun untuk bisa segera berlari guna menghempang agar biaya logistik nasional yang sudah tergolong tinggi dapat diturunkan. Sebagaimana penilaian Kementerian BUMN beberapa waktu lalu, bahwa biaya logistik di Indonesia lebih mahal 11 persen dibanding dengan negara-negara lain, yakni 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB). Sementara dua negara jiran seperti Malaysia PDB-nya 13 persen dan Singapura Port Authority (SPA) cuma 8 persen.

Berdasarkan kondisi tersebutlahBUMN empat Pelabuhan Indonesia (Pelindo), yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV dilebur menjadi satu entitas bernama Pelindo Terintegrasi. Korporasi ini diresmikan oleh Presiden Jokowi tepatnya pada 1 Oktober 2021.
Sebagai wujud peran penting pelabuhan bagi pertumbuhan industri dan ekonomi, Dirut Pelindo Arif Suhartono menyebutkan, paska penggabungan Pelindo tidak hanya berfokus pada pengoperasian pelabuhan. Tapi juga akan mengambil peran strategis bagi mendukung pertumbuhan industri . Salah satunya melalui integrasi antara pelabuhan dengan kawasan industri, sehingga menciptakan biaya logistik lebih efisien.
Milestone yang telah dicapai imbuh Arif, yaitu penyelesaian pembangunan dan pengoperasian Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) yang dibangun untuk meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok & Area Hinterland /Kawasan Industri di timur Jakarta. Langkah ini diharapkan akan mengurangi resiko kongesti di jalan, sehingga dapat memberikan layanan logistik yang lebih efisien. “Kami akan melanjutkan program paska merger agar membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat terutama bagi Indonesia. Untuk tahun 2023, kami memeilik beberapa fokus utama. Salah satunya menlajutkan transformasi pelabuhan melalui kegiatan standarisasi dasn sistemisasi bagi meningkatkan kualitas pelayanan,” tegas Arif.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, merger terbukti mempermudah koordinasi pengelolaan pelabuhan di seluruh Indonesia. Dampaknya, kontribusi terhadap negara melalui deviden, PNBP, konsesi, dan pajak penghasilan juga meningkat signifikan, ujar Erick, Kamis (19/01/2023).

Erick mengatakan, penggabungan Pelindo tak hanya meningkatkan kekuatan operasional saja, melainkan juga mampu meningkatkan sinergi antar pelabuhan dan peningkatan konektivitas hinterland yang mendorong erfisiensi rantai serta mengurangi biaya logistik.
“Pelindo memiliki 31 inisiatif strategis yang akan diimplementasikan sejak 2021 hingga 2025. Targetnya harus mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp 5,8 triliun. Contoh yang berhasil dilakukan Pelindo, yaitu terminal Kijing. Ini untuk mendukung Pelindo peningkatan potensi daerah dan pengembangan ekonomi berbasis sumber daya lokal di Kalimantan Barat. Hal ini akan meningkatkan pemerataan pembangunan dan menciptakann lapangan kerja,” ucap Erick.

Menteri BUMN ini meminta Pelindo terus meningkatkan kolaborasi dan integrasi kawasan industri dengan pelabuhan melalui kerja sama penyediaan moda transportasi terintegrasi, termasuk dengan BUMN. Hal ini telah dilakukan sebelumnya dengan menggandeng PT KAI dan PTPN III untuk mengoptimalisasi fasilitas terminal Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei, dan angkutan barang menggunakan kereta api.

Erick pun mendorong Pelindo fokus melakukan ekspansi bisnis dan membangun kemitraan strategis dalam pengembanganpelabuhan, peningkatan konektivitas laut, dan pengembangan konektivitas ekosistem logistik darat. “Ini semakin membuka peluang pasar ekspor Indonesia dan memperbesar Market share petikemas dan mampu bersaing di skala global. Merger ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat, lantaran meningkatkan produktivitas dan efisiensi layanan pelabuhan,” ucapnya.

Sejak awal terbentuk, Erick menekankan empat pilar strategis yang harus dicapai Pelindo, yakni meliputi transformasi pelabuhan kelas dunia, memperkuat ekosistem logistik, efisiensi rantai pasok maritim, dan meningkatkan value perusahaan.

Seiring kehadiran Belawan New Container Terminal yang diandalkan menjadi kompetitor terminal peti kemas dunia, diharapkan mampu menjadi pendekar maritim untuk menjemput kargo yang menumpuk di Selat Malaka. Bukan cuma kapal yang bermuatan 800 sampai 1.200 boks saja, tapi setara dengan mother vessel kita tunggu merapat di Belawan New Container Terminal dan Kuala Tanjung serta TPK Malahayati, Banda Aceh seiring transformasi dan ekspansi paska dua tahun merger Pelindo ini. Semoga ! (selesai).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *