Gubsu Letjen (Purn) Edy Rahmayadi membuka Dialog Nasional Kebangsaan

Medan, PRESTASIREFORMASI.Com – Dr. Anhar Gonggong, MA menegaskan jika sebuah negara ingin maju, makmur dan sejahtera, kuncinya sederhana yaitu pemimpinnya harus jujur.

Anhar Gonggong (Sejarahwan/Guru Lemhannas RI) mengemukakan hal itu saat menjadi salah seorang nara sumber pada Dialog Nasional Kebangsaan, di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubsu, Medan (22/6/2022).

Dr. Anhar Gonggong, MA

Gubernur Sumatera Utara Letjen (Purn) Edy Rahmayadi hadir dan membuka Dialog Nasional bertemakan “Merefleksikan Pancasila Dalam Keseharian di Tengah Tantangan Globalisasi dan Demokratisasi”, digelar Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumut.

Anhar mengungkapkan kegelisahannya menyoroti tentang pemahaman dan penerapan Pancasila di Indonesia dewasa ini, karena sering terjadi yang berteriak tentang paham Pancasila namun justeru prilakunya anti Pancasila.

“Runtuhnya sebuah negara bisa ditimbulkan akibat prilaku ketidak jujuran. Kita sudah melihat kenyataan bagaimana demokrasi kita pada saat Pemilu yang lalu, kecuali tahun 1955, sudah rusak akibat pemilih dan yang dipilih tidak jujur!” sebut Sejarahwan ini.

Dia menegaskan, sebagian besar masyarakat cenderung akan aktif Ikut Pemilu dan memilih seseorang jika ‘dibayar’. Demikian sebaliknya, calon pemimpin akan ‘menyogok’ dan mengeluarkan biaya besar untuk terpilih menjadi pemimpin.

“Bagaimana mungkin kita mendapatkan pemimpin yang amanah dan mampu membawa bangsa makmur dan sejahtera jika tidak ada kejujuran,” kata Anhar Gonggong.

Demikian juga dalam tatanan dunia pendidikan, Prilaku ketidakjujuran juga karena selain mahalnya biaya untuk bersekolah juga ada indikasi ‘suap-menyuap’ hanya untuk anak bisa belajar di sekolah pavorit.

Untuk itu, Guru Lemhanas tersebut sangat berharap agar Pancasila membumi dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, mari bersikap jujur dan menjadi teladan, sehingga kita dapat meraih masa depan.

Anhar Gonggong sebagai Nara sumber menyampaikan paparan berjudul : “Pancasila Dalam Sejarah dan Pandangan Antropologis dan Kemungkinan Masa Depan Indonesia”,

Dialog Nasional Kebangsaan ini dibuka Gubernur Sumatera Utara Letjen (Purn) Edy Rahmayadi, dihadiri berkisar 200 peserta dari guru-guru mata pelajaran PPKN tingkat SMA/SMK/MAN se-kota Medan, utusan Ormas, utusan mahasiswa FISIP USU, utusan mahasiwa FIB USU, utusan mahasiswa FIS Unimed, utusan mahasiswa FIS UINSU, utusan Kwarda Pramuka, utusan Organisasi Pemuda, utusan Forum Stragis Pemprovsu, Pengurus DHD 45 Sumut dan DHC 45 Kabupaten/Kota terpilih.

Empat nara sumber mengisi dialog ini, berasal dari Jakarta dan Medan. Sedangkan moderator Dr. Eddy Sofyan, M.AP.

Keempat nara sumber terdiri dari:

  1. Prof. Dr.Yudhi Latif, MA (Pakar Pancasila) dengan judul: “Keteladanan Dalam Kepemimpinan Pancasila”,
  2. Dr. Anhar Gonggong, MA (Sejarahwan/ Lemhannas RI) dengan judul : “Pancasila Dalam Sejarah dan Pandangan Antropologis dan Kemungkinan Masa Depan Indonesia”,
  3. Prof. Dr. Syawal Gultom, MPd (Guru Besar Unimed) dengan judul: “Pendidikan Karakter Dalam Membentuk Generasi Idaman Pancasila”,
  4. Drs. Yance Witjes, MSi (Dosen FISIP USU) dengan judul : “Budaya Berbasis Pancasila Sebagai Leading Sector Pembangunan Indonesia”.

(hps)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *