Serah terima Jabatan Ketua Umum Parsadaan Luat Portibi se DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dari H. Angkola Harahap ke Ketua Umum terpilih Akhmad Gojali Harahap.

Jakarta, PRESTASIREFORMASI.Com – Tokoh/aktivis muda nasional Akhmad Gojali Harahap secara aklamasi ditunjuk sebagai Ketua Umum Parsadaan Luat Portibi se DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar) dan Banten pada Musyawarah Besar I dan halal bi halal organisasi itu di Villa Charles Faizer Rambe (Villa CFR) Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/05/’22).

Akhmad Gojali ditetapkan untuk priode 2022-2027 pada Sidang II (pemilihan Ketua Umum) yang dipimpin Sekretaris SC Charles Faizer Rambe untuk mengganti Ketua Umum yang lama H. Angkola Harahap.

Hadir pada acara tersebut, tokoh dan sesepuh Luat Portibi, Padang Lawas Utara yang ada di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, antara lain pengurus Parsadaan Luat Portibi yang lama Ketua Umum H. Angkola Harahap, Sekretaris Umum H. Ramli Harahap, Ketua Harian H. M. Riswan Harahap. Tokoh lainnya, H. Rofa’un Rambe, Ebdi Harahap, H.Bismar Harahap, H. Indra (Jumri) Harahap, Ali Dahrun Harahap, Marhot Siregar, Syaiful Harahap, Charles Rambe, Musthofa Ritonga, Syafran Siregar, Kol (Purn) Zulkifli Harahap, Adil Harahap, Efi Rambe, perwakilan Desa-desa Luat Portibi dan 150 peserta Mubes I.

Akhmad Gojali Harahap mengemukakan, amanah yang diberikan bukanlah tanggungjawab yang ringan, karena yang dipimpin adalah koum sisolkot (masih saudara-saudara dekat).

“Jauh lebih ringan memimpin organisasi nasional dari pada organisasi kedaerahan seperti ini. Kalau organisasi nasional saya sudah biasa, tetapi kalau organisasi daerah baru kali ini. Oleh karena itu saya minta semua pihak, baik sesepuh, yang muda-muda dan kaum ibu harus bersama-sama berperan dan saling membantu untuk jalan dan kebesaran organisasi ini”, katanya di hadapan peserta Mubes I.

Gojali Harahap yang sudah “malang- melintang” diorganisasi pemuda dan mahasiswa ini mengemukakan, konsep yang dipakai untuk menjalankan “Parsadaan Luat Portibi” adalah dengan fhilosofi “Dalihan Natolu (tiga tungku) : Hormat marmora, manat-manat markahanggi, elek mar anak boru”. Artinya, menjaga keseimbangan di antara tiga variabel penting. Pertama, saudara dari istri (mora). Kedua, saudara laki-laki (kahanggi). Ketiga, suami dari keluarga kita yang perempuan beserta keluarganya (anak boru).

“IIni adalah prinsip dasar para leluhur kita dan saya kira masih relevan dan up to date sampai saat ini dalam menjalankan relasi sosial diantara kita”, ujar mahasiswa S3 Ilmu Politik FISIP UNAS Jakarta ini.

Sebelumnya, Sekretaris Umum Parsadaan Luat Portibi H. Ramli Harahap mengatakan, merasa senang dan bangga dengan terlaksananya acara tersebut.

“Hasilnya juga memuaskan”, ujarnya sumringah.

Sementara Ketua Panitia Adil Harahap menjelaskan, acara tersebut dirancang dengan dua agenda, Pertama halal bi halal. Kedua, Musyawarah Besar I untuk membahas AD/ART organisasi dan memilih Ketua Umum baru.

“Dua-duanya berjalan sukses dan hasilnya memuaskan. Peserta juga sangat antusias mulai dari awal sampai akhir”, kata Adil yang juga Kepala Pasar Kwitang PD Pasar Jaya ini.()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *