
Belawan, PRESTASIREFORMASI.Com-‘Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Bordo’alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu.” Begitulah pentingnya berdo’a karena merupakan perintah langsung dari Allah. Dan do’a merupakan otaknya ibadah juga senjata bagi kaum mu’min.
Waktu dan Tempat Maqbulnya Do’a
Al-Ustad Dr.H. Usman Ja’far LC, MA dalam tausiyah Kajian Ramadhan ba’da Dhuhur di Masjid Jami’ Belawan, Selada 17 Ramadhan 1443 H (19/04-2022) menjelaskan tentang waktu dan tempat maqbulnya do’a.
Dari beberapa waktu yang dianjurkan di antaranya ketika sujud terakhir dalam shalat. Karena Allah sangat dekat dengan hamba-Nya yang sedang sujud. Maka perbanyaklah do’a saat sujud terakhir.
Pada Sepertiga Malam
Pada waktu sepertiga malam (02.00 – 06.00 WIB) setiap malam Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia. Kemudian berfirman : “Siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon ampunan dari-Ku akan Kuampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka perbanyaklah bangun di sepertiga malam melaksanakan shalat tahajjud, berdzikir, membaca Al-Qur’an, bershalawat dan berdo’a. Berdo’alah dengan merendahkan diri kepada Allah dan harus yaqin bahwa Allah mendengar dan mengabulkannya.
Pada Hari Jum’at
Terlebih pada bulan ramadhan. Dalam rentang waktu 12 jam (ada suatu saat do’a diijabah Allah). Tapi tidak disebutkan waktu atau jamnya. Mulai duduknya imam sampai selesai shalat. Dan, ketika hujan turun. Ketika hujan bacalah do’a :”Allahumma shayyiban Naafi’a”.
Pada Malam Lailatulqadr’
Pada malam sepuluh tetakhir ramadhan perbanyaklah berdo’a. Karena pada malam itu terdapat suatu malam yang sangat mulia, ibadah kita bernilai Khairum-min alfisyahrin (Leboh baik dari seribu bulan) atau 83 tahun 4 bulan.
Tiga Golongan yang Do’anya tidak Ditolak
Golongan pertama: Orang yang berpuasa hingga ia berbuka. “Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki do’a yang tidak tertolak, yaitu saat berbuka puasa. Golongan kedua: Imam (Pemimpin) yang adil, dan Golongan ketiga: Orang yang didhalimi. (HR. Tirmidzi).
Adab Berdo’a
Perlu diketahui bahwa adab dalam berdo’a di antaranya: 1. Harus ikhlas ( dengan niat sesungguhnya). 2. Harus yaqin Allah mengabulkan. Allah tidak akan mengabulkan do’a prang yang hatinya lalai, dan berprasangka mustahil do’anya dikabulkan.
Radulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda Allah Subhanahu wa Ta’ala berfiman: ” Ana ‘inda bidhanni ‘abdii.” (Aku tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku.) HR: Muslim-Bukhari).
Tiga Kriteria Do’a
Pertama: Do’a itu dikabulkan sepenuhnya sesuai pinta. Kedua: Dikabulkan 1/2nya dari yang dipinta. Setangkan setengah lagi untuk penolak/pengangkat bala. Ketiga: Allah tunda, karena ingin selalu mendengar rintihan hamba-Nya, sehingga hamba tersebut menjadi semakin dekat dengan Allah. (bgd. masri tanjung).
