Banjir Di Jalan Serma Hanfiah Belawan (Foto : Ist)

Hingga kini, ujar Jacky, mengatasi Rob yang kian parah di Belawan, belum ada solusi dari pihak Pemko Medan. Bahkan PT Pelindo 1 sepertinya tidak punya hati dan tidak menghiraukan keluhan warga.

Belawan. PRESTASI REFORMASI.Com – Banjir pasang laut (rob) yang melanda Kecamatan Medan Belawan dalam rentang medio Oktober dan medio November 2020 ini dirasakan makin menyengsarakan kehidupan masyarakat di kawasan pintu gerbang pelabuhan laut Kota Medan ini.

Banjir bagai memproklamirkan “ Lonceng Kematian” di kecamatan paling utara Kota Medan ini. Tempat bermukim warga makin tenggelam. Keadaan ini terjadi dua kali dalam sehari (siang dan malam).

Pada November ini banjir lebih besar dan menakutkan terjadi pada tengah malam hingga pelukan shubuh.

Dampak buruk banjir rob ini tentu saja memaksa warga, termasuk anak-anak ikut panik dan tak bisa tidur. Mereka harus ekstra kerja keras berjaga-jaga dari kemungkinan akan terjadinya bencana yang dibawa banjir.

Warga merasa sedih dan lelah saat menguras air yang masuk ke rumah mereka sejak Sabtu dinihari (14/11 hingga Senin 16/11). Bahkan masih akan terjadi sekitar empat hari ke depan.

Terkait keadaan banjir yang sangat meresahkan warga di kawasan pintu gerbang lalu lintas devisa Kota Medan dan Sumatera Utara ini, Jacky, sosok yang dikenal sebagai pemerhati Kota Belawan mengatakan, dampak buruk banjir rob ini juga memicu derita bagi kalangan pedagang, karena barang dagangan mereka juga ikut hancur terendam serta terhambat untuk menjual dagangannya.

Jacky (kiri) mengomentari tentang banjir rob di

Serta penting mencarikan solusi untuk membenah dan mengatasi derita masyarakat di daerah ini.

Hingga kini, ujar Jacky, mengatasi Rob yang semakin parah di Belawan, belum ada solusi dari pihak Pemko Medan. Bahkan PT Pelindo 1 sepertinya tidak punya hati dan tidak menghiraukan keluhan warga.

“Mereka, baik Pelindo I maupun Pemerintah Daerah jangan buang badan dalam hal ini, karena Pelindo I mendapat keuntungan dengan melakukan reklamasi untuk kepentingan usaha yang berdampak banjir belakangan ini,” ungkapnya.

Disebutkan, sejumlah rawa-rawa dan paluh sebagai daerah resapan air sudah banyak yang ditimbun untuk kepentingan usaha seperti depo kontainer serta sejumlah pabrik dan industri milik swasta yang menjalankan usahanya di Belawan.

Ironisnya ketika mereka akan melakukan penimbunan daerah resapan air maupun melakukan reklamasi, langkah tersebut terkesan tidak memperhitungkan dampak lingkungan yang akan terjadi dan pada gilirannya benar-benar menyengsarakan masyarakat, ujarnya.

Pemerintah Daerah juga mendapatkan keuntungan dari pembayaran pajak apa pun dari masyarakat. Tapi, mana timbal-baliknya untuk masyarakat.

“Lantas, jika keadaan ini terus-menerus dibiarkan seperi ini, Belawan mau dibawa ke arah mana?” tanya Jacky.

Dia menegasjan, yang jelas masyarakat sudah muak terhadap keadaan Belawan yang tidak pernah mendapat perhatian penataan kota.

Derita warga yang dilanda banjir ini akibat rawa-rawa dan paluh yang ditinggalkan Belanda untuk resapan air ditimbun menjadi lahan usaha, seperti depo kontainer dan pabrik. Bukan sekedar pembangunan, tapi Belawan lebih butuh penataan.

Buat Blue Print
Sekarang apa solusi dari Pemda untuk membenahi banjir rob yang kian parah karena terlalu mudahnya kalangan pengusaha menimbun rawa-rawa dan paluh yang dulunya adalah kawasan resapan air di Belawan.

Bahkan, hari ini Pelindo I juga melakukan reklamasi tanpa mengkaji dampak negatif dari yang mereka lakukan.

Jadi Pelindo I harus duduk bersama dengan Pemko Medan bahkan dengan Pemprovsu guna mencarikan solusi secepatnya membenah banjir rob Belawan.

Untuk menata Kota Pendulang Devisa ini, menurut Jacky masih ada waktu. Solusinya, Pemda dalam hal ini baik Pemko Medan maupun Pemprovsu mengundang insinyur Belanda yang ahli dalam hal membuat blue print mengatasi banjir.

“Sehingga proyek-proyek penimbunan lahan Belawan tidak menimbulkan korban. Kalau insinyur Belanda itu memang ahlinya,” jelas Jacky.

Janji tinggal impian
Tepatilah sebagian dari janji-jani yang pernah kalian umbar kepada masyarakat. Jangan saat perlunya saja, ketika akan berlangsung pemilihan calon pemimpin,

“Tuan datang ke Belawan meminta dukungan suara agar memilih Tuan. Tapi setelah Tuan duduk menjadi pejabat penentu, Tuan lupa pada masyarakat yang Anda umbarkan umkbarkan ja nji agar mereka empati terhadap Anda,” jelas Jacky.

“Tolonglah tanggapi aspirasi ini. Kalau tetap tidak ada respons, kita akan melakukan aksi. Jangan sampai masyarakat menutup akses keluar-masuk angkutan truk dan mobil angkutan barang dari dan ke Pelabuhan Belawan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap Pelindo I dan Pemko Medan.” ujar Jacky. (masri tanjung)

BERITA UTAMA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *