Dairi, prestasireformasi.com – Puluhan Ikan Jurung atau yang dikenal dengan Ihan Batak di aliran sungai Lae Renun, Kecamatan Tanah Pinem tepatnya di desa Mangan Molih, mengapung dan mati pada Sabtu (11/04/2020 ) kemarin.

Kematian Ihan Batak itu diduga akibat tanah lumpur yang mencemari air sungai, setelah peristiwa alam tanah longsor karena tingginya curah hujan yang terjadi sepekan terakhir.

Hal ini terungkap setelah instansi terkait yakni pihak Kecamatan Tanah Pinem dan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Dairi turun langsung ke lokasi, Minggu (12/4/2020).

Tim tersebut turun ke lokasi setelah mendapatkan arahan langsung dari Bupati Dairi, Dr. Eddy Keleng Ate Berutu untuk menindaklanjuti informasi yang diterima dari warga desa setempat atas fenomena matinya puluhan ikan di sungai Lae Renun.

Camat Tanah Pinem, Sion Sembiring menyampaikan setelah mendapatkan informasi tersebut dirinya turun langsung ke lokasi tepatnya area sungai Lae Renun tempat ditemukannya puluhan Ikan Jurung yang mati.

Pihaknya kemudian mengambil sampel air guna pemeriksaan lebih lanjut oleh Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup Kabuapten Dairi. 

Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Bintoha Angkat menyampaikan dari kunjungannya ke Desa Mangan Molih Kecamatan Tanah Pinem menindaklanjuti laporan masyarakat  tentang adanya ikan-ikan Jurung (Ihan Batak) mati di sekitar aliran sungai Lae Renun.

Kematian ikan Jurung, disebabkan adanya erosi lahan di sekitar alur sungai Lae Renun karena tingginya curah hujan sepekan terakhir yang terjadi di sekitar lokasi.

Akibatnya, kondisi air menjadi sangat keruh dan berlumpur karena tanah longsor lansung jatuh dan mengendap di aliran sungai. Tidak ada kaitannya dengan virus Corona Covid-19. 

Dengan kondisi air yang keruh dan berlumpur akhirnya ikan ikan  jurung tersebut diduga menjadi kekurangan oksigen dan mendadak mati. Hal ini dikuatkan dengan pemeriksaan terhadap beberapa ikan yang mati ditemukan tumpukan lumpur di bagian insang ikan jurung tersebut.

Upaya lanjutan yang dilakukan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Lingkungan hidup untuk meneliti sampel air sungai tempat ditemukannya ikan-ikan jurung yang mati. 

Ia juga menyampaikan, masyarakat desa yang telah sempat mengkonsumsi ikan jurung sejauh ini tidak terdapat masalah. Pada saat kunjungan kemarin ke lokasi air sungai Lae Renun sudah normal, dan ikan yang mati tidak ditemukan lagi.(Nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *