EKONOMI, prestasireformasi.com – Mata uang rupiah mengalami pelemahan seiring dengan berkurangnya minat investor.

Pada penutupan perdagangan Kamis (2/4/2020), pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah 45 poin atau 0,27 persen ke level Rp16.495 per dolar AS. Indeks dolar AS turun 0,15 persen atau 0,146 poin ke posisi 99,527.

Sementara itu, data yang diterbitkan Bank Indonesia Kamis pagi menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp16.741 per dolar AS, melemah 328 poin atau 2 persen dari posisi Rp16.413 pada Selasa (31/3/2020).

Dalam paparannya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry mengungkapkan aliran dana masuk dari lelang surat utang akan membawa pergerakan rupiah ke level Rp15.000 pada akhir tahun.

Perry mengungkapkan capital inflow atau aliran dana masuk baik dari lelang SBN dan SBSN, serta tambahan pasokan valas akan memperkuat stabilitas nilai tukar.

“Insyaallah, rupiah bukan hanya stabil dan menguat,” ungkap Gubernur BI dari paparan, Kamis (2/4/2020).

Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dollar Ameika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Bisnis - Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dollar Ameika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). (foto:Bisniscom)

Saat ini, BI melihat rupiah undervalue. Hal ini disebabkan oleh risiko global tinggi. Ke depannya, BI yakin rupiah akan kembali menguat ke arah Rp15.00 karena ada aliran dari portofolio.

Sebelumnya, beredar skenario buruk dan terburuk bagi rupiah. Dalam dua skenario tersebut, rupiah diperkiraan akan mencapai Rp17.500 – Rp20.000 per dolar AS.

Perry meluruskan bahwa angka-angka tersebut bukan proyeksi, melainkan hanya skenario dalam kondisi tidak normal.

“Angka-angka itu what if scenario bukan proyeksi.” Perry sebelumnya menegaskan pihaknya akan berupaya keras untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Dia berjanji BI akan menjaga agar rupiah tidak bergerak ke arah level tersebut. Menurut Perry, tingkat rupiah saat ini sudah memadai.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah bergerak melemah akibat meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona atau COVID-19 yang tidak kunjung mereda.

Pandemi telah menunjukkan beberapa tanda akan ada peningkatan tajam dengan kasus global akan bertambah satu juta dalam satu atau dua hari, karena pandemi tersebut sudah menyebar lebih dari 200 negara.

Selain itu, pasar kecewa terhadap pernyataan Gubernur Bank Indonesia yang mengasumsikan bahwa rupiah bisa ke Rp17.500 atau Rp20.000 akibat pandemi virus corona yang saat ini terus bertambah di Indonesia.

“Walaupun hari ini sudah direvisi oleh Gubernur Bank Indonesia, namun seyogyanya Pemerintah dan Bank Indonesia harus bisa mengayomi masyarakat sehingga tidak terjadi kepanikan yang berlebihan,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (2/4/2020).

Dia memprediksi rupiah kemungkinan dibuka menguat pada perdagangan Jumat (3/4/2020) karena data eksternal terutama data pengangguran di AS yang akan kembali naik, sehingga indeks dolar dapat melemah. Rupiah diproyeksi bergerak di kisaran Rp16.470 per dolar AS hingga Rp16.700 per dolar AS.

Pukul 09.05 WIB: Rupiah Awali Perdagangan dengan Penguatan 50 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 50 poin atau 0,3 persen ke level Rp16.445 per dolar AS pada awal perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,028 poin atau 0,03 persen ke level 100,152 pada pukul 08.50 WIB. (h/bisniscom)