Barus/Tapteng, PRESTASIREFORMASI.Com – Masyarakat Barus memadati pinggiran Sungai Sirahar di beberapa titik: Aek Dakka, Kampung Mudik dan Husor untuk acara Balimo limo. Di situ, kumpul hampir semua warga Muslm desa yang ada di Barus–Pasar Batu Gerigis, Pasar Terandam, Kampung Solok, Kedai Gedang/Kinali dan Ujung Batu.

Salah seorang warga Pasar Batu yang datang ke Sungai Sirahar, Hastuti Nasution (50 ) kepada PRESTASIREPORMASI Com, Jumat (28/2) ketika dimintaI pendapatnya tentang Balimo dan Balimo limo menjelaskan bahwa Balimo adalah suatu aktivitas biasa yang dilakukan oleh seseorang apabila mandi, membasahi atau membersihkan rambut dengan menggunakan pengharum berupa sampo atau sejenisnya.

Sedangkan Balimo limo adalah kegiatan mandi beramai-ramai di sebuah sungai pada hari tertentu, satu hari jelang Ramadhan.

“Saya datang bersama suami dan anak, membawa makanan untuk makan di sini di pinggir sungai, kemudian mandi berkeramas. Setelah itu pulang untuk persiapan Sholat Tarawih,” jelasnya.

Dari pantauan PRESTASIREFORMASI. Com, warga membawa limau yang dimasuklan ke botol. Ketika ditanya apa yang membedakan limau ini dari shampo yang dijual di pasaran, seorang ibu bernama Syarifah (60) dengan semangat menjelaskan cara pembuatan limaunya.

“Bahannya dari Jeruk purut, pandan musang atau pandan wangi, limau kesturi, serai betawi, sirih kadok, daun kambelu. Kemudian ditumbuk pakai lesung lalu diperas diambil sarinya. Harum sekali baunya, dua hari tidak hilang.”,jelasnya seraya menunjukkan limaunya.

“intinya kita membersihkan diri kita dalam menyambut Ramadhan yang penuh berkah ini, semoga amal ibadah yang kita lakukan bisa diterima Allah Subhanawata’ala, atas kesucian diri, kesucian niat kita.Marhaban ya Ramadhan!”, tutup Syarifah. h/Nahar Frusta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *