Penulis: Abdul Aziz, ST (paling kanan) bersama Guru Besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof. Dr. Fachrudin Azmi dan Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Dr. Yanhar Jamaluddin, M. AP

Medan, PRESTASIREFORMASI.Com – Masyarakat internasional setiap tanggal 23 April memperingati Hari Buku Sedunia (World Book Day) lazim dikenal sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.

Beruntung penulis dapat bincang-bincang dengan dua orang tokoh pendidikan Sumatera Utara, di tengah acara silaturahmi dan buka bersama Pengurus PB dan PW ISMI Sumatera Utara, di Medan Club Jl. Kartini Medan (20/4/2022).

Pertama, tokoh pendidikan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof. Dr. Fachrudin Azmi. Kedua, Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Dr. Yanhar Jamaluddin, M. AP

Peringatan tersebut sebagai bentuk kepedulian dan pentingnya minat membaca bagi masyarakat Dunia. Hari Buku Dunia ditetapkan oleh United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Peringatan Hari Buku Sedunia ini telah dimulai sejak tahun 1995 di Paris.
UNESCO berharap bahwa adanya Hari Buku menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca, mengajarkan anak-anak dan masyarakat menjadi gemar membaca.

Berikut penuturan kedua tokoh tersebut penulis rangkum dan kemas dalam dialog yang apik.

Prof. Fachrudin menyampaikan, pertama Hari Buku Internasional perlu kita meriahkan dan sosialisasikan kepada berbagai kalangan, karena melalui buku pengentasan peradaban ke arah lebih baik dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terarah.

“Di era digital ini peran buku tetap signifikan karena buku mendokumentasikan secara utuh dan lengkap berbagai kajian keilmuaan dan analisis serta gagasan inovatif yang tidak mengenal batas waktu dan sebagai referensi informasi dalam berbagai bentuk media yang ada dan bakal ada, dan semua generasi dapat menimba manfaat untuk kecerdasannya,” ujarnya.

Menurut Fachrudin, buku adalah wujud utuh dari reformasi utama yang dibawa Islam yang ajaran utamanya mengentaskan manusia dari kejahiliyahan dengan perintah utama sebagaimana wahyu yang pertama diturunkan untuk manusia mampu berliterasi dan publikasi (tulis baca).

“Dan sesuatu yang esensi pada perintah itu adalah budaya baca tulis (ilmu pengetahuan teknologi) yang berbasis nilai spiritual (Iqra biismi rabbika Lazdi Khalaq) bukan yang value free, (materialiastis. Positivis neo positivistis. atau dekonstruktivistik),” jelas Guru Besar UINSU ini.

Dia menyebut, Allah mengajarkan melalui pena semua hasil karya, karsa dan budi manusia yang ditulis yang dapat dibaca justru diperintahkan untuk mengagungkan dan mendedikasikannya untuk martabat kemanusiaan mencapai keridhaan Allah Swt. Bukan untuk kesesatan dan keangkaramurkaan di muka bumi sebagaimana dinyatakan Allah (Kalla inna Insanna Layathra)

Bagi umat Islam sedunia, ungkapnya, Hari Buku tahun ini sangat istimewa karena bertepatan dengan bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah sekaligus ulang tahun turunnya Al Quran kitab suci wahyu Allah yang diperuntukkan untuk manusia sebagai pedoman hidupnya sampai akhir zaman.

“Sebagaimana firman Allah Swt, dan Al Qur an itu adalah kitab yang kami turunkan penuh keberkahan maka pedomani dan ikutilah kandungan Al Qur an itu dan bertaqwalah agar kamu manusia dan kaum beriman dikarunia Rahmat. Pada bulan ini perintah untuk membaca itu diperkuat dan diejawantahkan dalam tadarusan dan berbagai acara tausyiah agar menjadi budaya membangun peradaban,” paparnya.

Disebutkan, bagi Islam buku adalah realisasi dari perintah pertama dan menjadi soko guru peradaban dan kemajuan Islam pada era keemasan yang menjadi sumbangan terbesar untuk kemajuan iptek dewasa ini meskipun kaum islamophobia menutupi dan mengingkarinya.

“Hari buku internasional ini perlu menggagas gerakan reformasi Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi yang integratif dengan kajian transdisipliner yang tercerahkan dan mengedepankan serta memposisikan Al Qur an sebagai referensi konsultatif dan kreatif. Bukan malahan mencela atau ingin merubah atau menilai tidak relevan,” jelasnya

Fachrudin mengutarakan, dengan hari buku Internasional ini mari kita semua umat Islam dan bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki kompetensi literasi sekaligus publikasi yang beradab dan bermartabat.

Sedangkan Dr. Yanhar Jamaluddin, M. AP menyampaikan harapannya, peringatan Hari Buku Sedunia patut kita angkat semboyan “Buku adalah Sumber Ilmu Pengetahuan”. Untuk itu, mengembalikan budaya baca buku sangat perlu.

“Perlu inovasi dalam penyajian agar buku menjadi menarik. Bagaimana buku menjadi menarik? Perlulah para pembuat buku berkreasi dalam materi menyajikan buku-bukunya, dan sangat penting perpustakaan juga berkreasi memfasilitasi suasana, atau wadah menarik sehingga anak-anak tertarik untuk membaca,” pungkas Rektor UISU ini.

Tidak terasa Azan maghrib berkumandang mengisyaratkan kepada kaum muslimin untuk segera berbuka, dan bincang-bincang kami cukupkan selanjutnya melaksanakan sholat maghrib berjamaah. (Penulis: Abdul Aziz, ST
Pemerhati sosial dan lingkungan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *