
Samosir. PRESTASIREFORMASI.Com
Di tengah rimbunan hutan dan perbukitan Desa Tanjungan, Kecamatan Simanindo, terhampar Embung Aek Natonang—sebuah kantong air raksasa yang selama puluhan tahun menjadi denyut kehidupan bagi warga sekitar. Kini, kawasan ini bersiap naik kelas, tidak hanya sebagai sumber air bersih dan irigasi, tetapi juga sebagai destinasi wisata alam dan pusat konservasi baru di Pulau Samosir.
Kepala UPTD Kebun Raya Samosir dan Arboretum Aek Natonang, Eva Erika Hutagalung, dalam keterangannya pada Kamis, 20 November, menjelaskan bahwa Aek Natonang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai ruang wisata berbasis konservasi.
“Aek Natonang saat ini memiliki luas embung 44 hektare dan daratan 61 hektare. Airnya dikumpulkan dari hutan sekitar, dan kini juga dimanfaatkan sebagai sumber air Pansimas bagi masyarakat,” ujar Eva.
Dari Embung 10 Hektare Menjadi Lumbung Air Pulau Samosir
Aek Natonang bukanlah nama baru bagi masyarakat bermarga Sinaga dan Situmorang yang tinggal di kawasan tersebut. Pada 1995, saat masih berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Tapanuli Utara, embung ini hanya seluas 10 hektare dan dimanfaatkan sebagai sumber air utama warga.
Pada tahun 1997, pemerintah melalui Gerakan Nasional Konservasi dan Penyelamatan Air (GNKPA) Kementerian Pekerjaan Umum dan BWS Sumatera Utara II melakukan rehabilitasi besar-besaran. Tujuannya adalah mengoptimalkan debit air untuk berbagai kebutuhan masyarakat.
Perbaikan ini menjadikan Embung Aek Natonang sebagai salah satu sumber air penting bagi warga Kecamatan Simanindo—terutama Desa Parbalohan dan Pardomuan—serta masyarakat Kecamatan Palipi untuk pengairan persawahan. Kawasan embung kemudian ditetapkan secara resmi dengan nomenklatur baru dan berkembang menjadi area seluas 44 hektare embung dengan 61 hektare daratan pendukung.
Embung tersebut sebelumnya diserahkan masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara pada 1995 sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan sumber daya air.
Sumber Air Bersih bagi Tiga Desa
Dalam tiga tahun terakhir, air dari Embung Aek Natonang juga dimanfaatkan masyarakat Desa Tanjungan sebagai sumber air Pansimas. Kini, embung tersebut menjadi nadi kehidupan bagi sedikitnya tiga desa di dua kecamatan.
“Air dari hutan sekitar danau mengalir ke embung ini, dan kami menjaga kualitasnya agar tetap bisa dimanfaatkan warga,” jelas Eva.
Disiapkan Menjadi Kebun Raya dan Kawasan Wisata Alam
Pemerintah Kabupaten Samosir bersama UPTD Kebun Raya Samosir menargetkan Aek Natonang sebagai kawasan konservasi hutan, lokasi penelitian dan pengembangan, sekaligus ruang wisata alam yang memperkaya destinasi Pulau Samosir.
Dengan bentang alam yang luas, pemandangan tenang, serta vegetasi hutan yang masih terjaga, Aek Natonang diyakini memiliki daya tarik untuk wisata edukasi, jelajah alam, serta wisata air bernilai ekologis.
Langkah pengembangan ini diharapkan menambah daftar tujuan wisata unggulan Samosir yang selama ini dikenal melalui Danau Toba, Huta Siallagan, dan beragam tradisi Batak yang memikat wisatawan. ( hots/dns)